..::::::..

Menyonsong Ramadhan

Segala puji bagi Allah semata, shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

Akan Datang Tamu Tercinta, Saudaraku Muslim dan Muslimah!

Bagaimanakah perasaan anda jika ada seorang tamu yang anda cintai dan rindukan memberitahu, bahwa ia akan datang dan tinggal bersama anda selama beberapa hari, apa yang akan anda lakukan?

Tidak diragukan lagi, anda akan senang dan berbahagia, kemudian anda akan bersiap-siap menyambut kunjungan itu dan sedapat mungkin anda akan merapikan diri, membersihkan rumah dan menyiapkan acara-acara yang menarik dalam rangka kunjungan itu. Bukankah demikian? Jawabannya adalah, “Tentu!”

Wahai saudaraku, bagaimana jika tamu itu bukan saja anda cintai, akan tetapi juga dicintai Allah, Rasul-Nya dan seluruh kaum muslimin?

Bagaimana jika tamu ini selama tinggal bersama kita antara siang dan malamnya membawa kebaikan dan keberkahan?

Tamu yang dimaksud itu tidak lain adalah Ramadhan, bulan yang mulia, bulan al-Qur’an, bulan shiyam, bulan bertahajjud dan qiyamullail, bulan kesabaran dan takwa, bulan yang terdapat di dalamnya suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan di mana syetan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka .

Bulan saat amal kebaikan dilipat gandakan dan penuh berkah dalam ketaatan, bulan pahala dan keutamaan yang agung. Maka seyogyanya setiap yang mengetahui sifat-sifat tamu ini untuk menyambutnya sebaik mungkin, mempersiapkan berbagai amal kebajikan agar memperoleh keberuntungan yang besar dan tidak berpisah dengan bulan itu, kecuali ia telah menyucikan ruh dan jiwanya. Allah Ta’ala berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا(9)

artinya, “Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu” (QS. asy-Syams: 9)



Kaum salaf, pendahulu Ummat ini telah memahami betapa tinggi nilai tamu tersebut. Oleh karena itu, diriwayatkan, bahwa mereka berdo’a kepada Allah agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya, dan apabila mereka mengakhirinya, mereka menangis dan berdo’a kepada Allah agar amal mereka pada bulan-bulan yang lain diterima, demikian seperti dinukil Ibnu Rajab rahimahullah.


Bagaimana Ummat Islam Umumnya Menyambut Bulan Ramadhan

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ(116)

artinya, “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah”. (QS.al-An’am:116).



Saudaraku yang mulia!

Kalau kita perhatikan kondisi Ummat Islam, maka kita akan mendapatkan keaneka- ragaman cara di kalangan Ummat Islam saat menyambut bulan Ramadhan, yang rata-rata menyimpang dari syari’at Allah.

Di antara mereka ada yang menyambutnya dengan pesta, pawai-pawai, lagu-lagu atau nyanyian bermusik. Ada yang menyambutnya dengan acara begadang disertai pemutaran film-film, sinetron-sinetron atau drama yang di dalamnya terdapat tabarruj (pamer aurat) dan perbuatan-perbuatan maksiat.

Juga ada yang menyambutnya dengan pertemuan-pertemuan bersama para musisi dan artis kemudian menampilkan apa yang mereka lakukan dalam menyambut bulan kebaikan dan berkah ini. Di antara mereka pun ada yang menyambutnya dengan mengadakan berbagai acara lomba Ramadhan yang kurang bernilai mendidik, atau acara-acara lainnya yang mengesampingkan amal ketaatan.

Padahal demi Allah, seharusnya tidaklah demikian, tidaklah menyambut Ramadhan itu dengan perbuatan maksiat, haram dan mendurhakai Penguasa semesta alam; benarlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوع

“Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan bagian apa-apa dari puasanya, kecuali lapar”. (HR. Ahmad dan terdapat dalam Shahih Al Jami’ No. 3490).



Ada juga di antara mereka yang menyambutnya dengan pergi ke pasar dan berdesak-desakan di dalamnya, mereka membeli berbagai jenis makanan dan minuman, seolah-olah Ramadhan itu bulan makanan dan minuman, bulan tidur di siang hari dan begadang dengan berbagai maksiat pada malam hari.

Padahal seharusnya Ramadhan disambut dengan taubat, beramal shalih dan bersyukur kepada Allah dengan hati, lisan dan amal perbuatan.



Kepada mereka kami sampaikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:



شِرَارُ أُمَّتِي الَّذِينَ غُذُّوا بِالنَّعِيمِ , الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَلْوَانَ الطَّعَامِ , وَيَلْبَسُونَ أَلْوَانَ الثِّيَابِ , وَيَتَشَدَّقُونَ فِي الْكَلَامِ

“Sejahat-jahat Ummatku adalah mereka yang melahap segala kenikmatan dan memakan berbagai makanan dan memakai warna-warna pakaian, dan memfasih-fasihkan (membuat-buat secara takalluf/ memaksakan diri) dalam berbicara”. (Hadits ini dihasankan oleh Al-Albani di dalam Shahih Al Jami’ No.3599.)



Demikian banyak corak dan cara baru (bid’ah) yang dilakukan Ummat Islam dalam menyambut bulan Ramadhan, yang semuanya menyimpang dari petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Padahal Allah subhanahu wata’ala telah berfirman
قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى

yang artinya, “Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya petunjuk Allah lah sebenar-benar petunjuk”. (QS. al-Baqarah: 120.)



Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda


{ كُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ }

yang artinya, “Dan setiap hal yang baru (dalam agama) itu bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu tempatnya dalam neraka”. (Hadits shahih Ibnu Khuzaimah صحيح ابن خزيمة – (ج 3 / ص 143)).


Bagaimana Kita Menyambut Bulan Ramadhan

Untuk menyambut bulan yang mulia ini, kami ringkaskan beberapa butir penting sebagaimana berikut:

1. Berdo’a, semoga Allah memperpanjang umur kita sampai pada bulan Ramadhan, seperti yang dilakukan oleh sebagian kaum salaf, begitu pula memohon kepada Allah pertolongan dan kekuatan dalam menunaikan shaum, qiyamullail dan beramal shalih di dalamnya.



Allah Ta’ala berfirman,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ(5)

artinya, “Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan”. (QS. al-Fatihah:5)

2. Kebersihan dan kesucian, maksudnya adalah kebersihan ma’nawi yaitu taubat yang tulus dan sebenar-benarnya dari segala dosa dan maksiat.

Bagaimana mungkin seseorang menunaikan shaum sedangkan dia berbuka dengan sesuatu yang haram, atau meninggalkan shalat, atau durhaka kepada kedua orang tua, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat dan malaikat Jibril pun mengamininya?



Wahai saudaraku yang saya cintai! Bagaimana anda menginginkan shaum yang diterima dan bermanfaat, sedangkan anda berada dalam keadaan melakukan dosa ini dan itu?



Belumkah anda mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

{ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ } .

yang artinya, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan puasanya dari makan dan minum”. (HR. al-Bukhari.)

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوع



“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian apa-apa dari puasanya, kecuali lapar “. (HR Ahmad, lihat Shahih Al Jami‘)



Maka Bertaubatlah dengan taubat yang tulus dan sebenar-benar taubat, sebab pintu taubat masih terbuka. Dan taubat itu bukan sekedar meninggalkan perbuatan dosa, akan tetapi dengan mengembalikan hati dan hawa nafsu kepada Dzat Yang Maha Mengetahui alam ghaib,
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ

“Maka kembalilah kepada Allah”. (QS. adz-Dzariat:50(



3. Di antara persiapan jiwa dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, hendaknya anda dengan sepenuh hati melakukan shaum sebaik-baiknya dan beramal shalih pada bulan Sya’ban. Sebab pada bulan Sya’ban ini segala amal perbuatan diangkat kepada Allah, sebagaimana sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid.

عن عائشة رَضِيَ اللهُ عنها ، قالت : لَمْ يكن النبي – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ مِنْ شَهْرٍ أكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ .وفي رواية : كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً . متفقٌ عَلَيْهِ .

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shaum sepanjang bulan Sya’ban atau melakukan shaum pada bulan itu kecuali beberapa hari saja beliau tidak melakukannya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari ‘Aisyah).

4. Di antara masalah penting lain-nya adalah bertafaqquh (memahami) hukum-hukum shaum dan mengenal petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum memasuki shaum; mempelajari syarat-syarat shaum, syarat sahnya, yang membatal-kannya, hukum shaum pada hari yang diragukan, apa yang boleh, wajib atau haram dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan shaum, apa etika dan sunnah-sunnahnya, hukum-hukum qiyamullail, berapa bilangan raka’atnya, hukum-hukum shaum bagi yang ber-halangan baik karena safar (bepergian) atau sakit, hukum zakat fitri dan lain sebagainya.

Begitu pula mengenai petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bulan Ramadhan yang bertalian dengan diri beliau, shaumnya, qiyamullailnya, kemurahan hatinya, pemeliharaan dirinya serta keteladanan beliau dalam bertadarrus al-Qur’an, juga yang berkaitan dengan keluarga dan Ummatnya. Sebab segala sesuatu harus didahului dengan ilmu dan pemahaman sebelum mengamalkannya.

5. Mempersiapkan acara-acara menyambut “tamu agung”, di antaranya dengan membaca al-Qur’an, mempelajarinya kemudian menghafalnya, qiyamullail, memberi buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa, melakukan umrah, i’tikaf, dan berlomba dalam kebaikan dengan semangat fastabiqul khairat, shadaqah, dzikir, penyucian jiwa dan lain-lain.

Kita berdo’a semoga Allah berkenan memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita agar dapat beramal shalih pada bulan Ramadhan.

“Ya Allah, pertemukan kami dengan bulan Ramadhan dan berilah kami pertolongan untuk dapat menunaikan shiyam, qiyam, dan amal shalih di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya. Teguhkanlah kami pada ketaatan sampai kami menemui-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan segala do’a”. Amin ya Rabbal ‘alamin.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabatnya.

Sumber: Nasyarah,”Kaifa nastaqbilu Ramadhan” (Abu Mush’ab Riyadh bin Abdur Rahman al-Haqiil).

( klik di sini:

http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=rdnlihat&id=4 )

(Dikutip dari Yayasan Al-Sofwah, Jakarta, dengan dilengkapi dalil-dalilnya).

Read More......

Masalah Penting di Bulan Ramadhan

Masalah Penting di Bulan Ramadhan[1]

1. Rukun-rukun shaum.

- Niat. Berniatlah sebelum fajar untuk melakukan shaum pada hari esoknya, namun niatnya cukup di dalam hati saja, jangan dilafalkan dengan lisan karena itu tidak ada ajarannya, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ

Artinya : barang siapa tidak berniat shaum di malam hari maka shaumnya tidak sah.(Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai, dan Ibnu Majah).

- Menahan dari yang membatalkan shaum. Sebagaimana surat Al Baqarah :“…kemudian sempurnakanlah shaum sampai (datang) malam,”(185)

- Waktu, yaitu siang hari dengan dalil sama.

2. Hal-hal yang disunnahkan.

-Jangan lupa berdo’a ketika berbuka dari shaum, dan do’a yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam adalah:

ذَهَبَ الظَّمَاُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ الله ُ

Artinya : Hilanglah rasa dahaga, basahlah urat-urat dan tetaplah pahalanya Insya Allah. (Hadits Hasan Riwayat Abu Dawud)

Adapun do’a yang biasa dipakai oleh kaum muslimin yang berbunyi : Allahumma laka shumtu wa bika aamantu……,dst” adalah dhaif (lemah) sehingga tidak usah diamalkan.

-Jangan lupa ikut shalat tarawih di malam harinya, dan janganlah pulang sehingga selesai. Rasulullah r bersabda,

مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

Artinya : Barang siapa melakukan qiyam (shalat) bersama imam sampai dia selesai (dari shalatnya), maka dicatat baginya (sama dengan melakukan) qiyam satu malam (penuh).(hadits shahih riwayat keempat penyusun As Sunan)

- Banyak membaca Al-Qur’an dengan tadabbur, khusyu’, karena Ramadhan adalah bulan shaum, qiyam dan Al Qur’an. Adalah Al Imam Malik Ibnu Anas rahimahullah bila datang bulan Ramadhan beliau memberhentikan majlis haditsnya dan beliau menekuni secara khusus tilawah Al Qur’an. Dan yang belum bisa membaca Al Qur’an segeralah belajar membacanya sebelum datang masa penyesalan di masa tua dan kelak di akhirat, banyak majlis yang mengajarkan Al Qur’an dengan majjan (gratis) tinggal anda yang mendatanginya, bagaimana mungkin anda mengaku memiliki kitab suci Al Qur’an sebagai pedoman, bila anda tidak bisa membacanya, apalagi menghayatinya, segeralah. Karena Al Qur’an diturunkan buat orang yang masih hidup bukan untuk yang sudah meninggal dunia.

- Menyegerakan berbuka bila saatnya tiba, berdasarkan sabdanya r,” Senantiasa orang dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka,” dan dalam satu riwayat,” dan mengakhirkan sahur,” (HR Al Bukhari dan Muslim)

- Berbuka dengan kurma segar, atau kurma kering, atau air. Anas t berkata ,” Adalah Rasulullah r berbuka dengan ruthab sebelum melakukan shalat, bila tidak ada beliau memakan kurma kering, dan bila tidak ada beliau meneguk air beberapa teguk,” (HR Ath Thabrani).

- Sahur berdasarkan sabdanya,” Sahurlah karena sahur itu mengandung barakah,” (Muttafaq ‘Alaih).

3. Hal-hal yang membatalkan shaum :

- Makan dan minum, termasuk dalam kategori makan dan minum adalah : Obat-obatan yang dikonsumsi lewat mulut, suntikan penambah energi, juga merokok termasuk membatalkan shaum, bahkan merokok itu hukumnya haram kapan saja.

- Keluar mani karena mencium, merangkul, menyentuh, onani, dan mengulang-ulang memandang. Namun tidak wajib kafarat. .( Mulakhkhash Al Fiqh Al Islami 1/269)

- Sengaja mengundang muntah, berdasarkan sabdanya r ,” barang siapa terkalahkan oleh muntah maka tidak ada wajib qadla, dan barangsiapa mengusahakan untuk muntah maka wajib atasnya qadla,”

- Haidh.

- Murtad dari Islam, berdasarkan Firman-Nya dalam surat Az Zumar : 65.

- Berbekam, berdasarkan sabdanya,” Berbukalah orang yang berbekam dan yang dibekam,” termasuk donor darah ( Mulakhkhash Al Fiqh Al Islami 1/269)

- Jima’ (melakukan hubungan badan) sebagaimana hadits Abu Hurairah yang masyhur.

Haidh membatalkan shaum secara muthlaq, adapun selain haidh dari hal-hal di atas itu semua tidak membatalkan shaum kecuali dengan tiga syarat :

1. Dia tahu bahwa itu membatalkan

2. Melakukannya dalam keadaan ingat

3. dan melakukannya dengan kehendak sendiri tidak dipaksa atau dharurat (70 masalah shaum Muhammad Shalih Al Munajjid : 36)

Orang yang melakukan salah satu dari yang membatalkan shaum di atas wajib atasnya menqadhanya nanti di bulan lain, namun bagi yang melakukan jima’ di siang hari disamping nanti dia harus mengqadha’ dia harus membayar kaffarat yaitu berurutan sebagai berikut :

1. Memerdekakan budak bila ada dan mampu

2. bila tidak mampu dia harus melakukan shaum selama dua bulan berturut-turut tidak boleh terpotong kecuali udzur.

3. Bila tidak mampu dia harus memberi makan 60 orang miskin masing-masing setengah sha’ (satu setengah kilogram)

4. Hal-hal yang dibolehkan dan dimaafkan

- Ihtilam (mimpi bersenggama di siang hari) sehingga keluar air mani tidak membatalkan shaum.

- Keluar darah dari badan tidak membatalkan shaum

- Muntah tidak membatalkan shaum

- Keluar madzi tidak membatalkan shaum

- Berfikir sehingga mengeluarkan mani tidak membatalkan shaum.

- Disuntik tidak membatalkan shaum

- Darah diambil untuk diperiksa tidak membatalkan shaum

- Gosok gigi dengan menggunakan pasta gigi tidak membatalkan shaum, namun harus hati-hati jangan sampai ketelan

- Obat tetes mata tidak membatalkan shaum

- Memakai celak mata tidak membatalkan shaum

- Menelan air liur tidak membatalkan shaum, namun bila itu dahak atau lendir maka tidak boleh ditelan

- Donor darah sebaiknya dilakukan setelah berbuka karena biasanya banyak sehingga sama dengan berbekam

- Sahur bukan syarat shaum

- Menyicipi makanan tanpa ditelan tidak membatalkan shaum

- Boleh melakukan hubungan suami isteri di malam hari setelah berbuka sampai sebelum datang waktu shalat hubuh.

- Orang yang habis melakukan jima’ sebelum waktu shubuh, terus setelah selesai tibalah waktu shubuh sedang dia dalam keadaan junub belum mandi maka shaumnya sah, namun dia harus cepat mandi janabat untuk melakukan shalat shubuh

- Orang boleh makan minum sampai tibanya waktu adzan shubuh.

- Menyirami tubuh/mandi karena cuaca panas tidak membatalkan shaum

- Orang yang sedang makan sahur terus mendengar adzan shubuh, terus saja sahurnya diselesaikan.

5. Hal- hal yang harus diperhatikan.

-Jagalah shalat yang lima waktu, karena apa artinya shaum tanpa melaksanakan shalat yang lima waktu, sebab orang yang meninggalkan shalat fardhu adalah orang yang kafir murtad dari Islam, sedangkan amalan ibadah itu tidak diterima dari orang yang kafir, Rasulullah r bersabda :

اَلْعَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

Artinya : Perjanjian (pembatas) antara kita (orang Islam) dengan mereka (orang kafir) adalah shalat, maka barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir. (Shahih riwayat Ashhabus Sunan)

-Laki-laki harus selalu menjaga shalat yang lima waktu dengan berjama’ah di masjid kecuali bila ada halangan yang syar’i, seperti hujan, sakit, banjir, dan badai, berdasarkan hadits-hadits yang banyak tentang wajibnya shalat berjama’ah atas laki-laki.

-Jagalah pandangan dari melihat wanita yang bukan mahram, dari nonton sinetron dan film-film yang merusak, jagalah telinga dari suara-suara haram seperti musik dan lain-lain, jagalah mulut dari membicarakan orang lain, memfitnah, berkata jorok/porno, memaki, berkata kasar, dan hal-hal yang tidak baik lainnya, karena apa artinya kita shaum/menahan dari makan dan minum -yang padahal kalau tidak shaum itu halal bagi kita- namun kita malah tidak shaum dari yang tidak halal, hanya lapar dan dahaga saja yang kita dapatkan kalau demikian, sebagaimana sabda Rasulullah r :

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ ِللهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya : Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dan perlakuan dusta, serta perbuatan kasar, maka sama sekali Allah tidak mempunyai hajat terhadap dia meninggalkan makanan dan minumannya. (HR Al Bukhari)

-Sebagian orang di bulan Ramadhan ini sibuk membuat dan mempersiapkan berbagai macam makanan, minuman, bahkan pengeluaran biaya hidup di bulan Ramadhan melebihi kebiasaannya di selain bulan Ramadhan, ini sungguh sangat jauh dari hikmah shaum Ramadhan yang di antaranya merasakan kepedihan orang miskin, yang terjadi malah pemborosan di bulan Ramadhan. Kita lihat yang lain sibuk membeli pakaian baru, menjahit, memborong, dan seterusnya.

- Hendaklah setiap orang Islam menjaga pakaiannya, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Laki-laki hendaklah takut kepada Allah U dalam hal pakaian yang mereka pakai, janganlah pakaian bawah anda melebihi mata kaki, karena itu tempatnya di neraka, sebagaimana sabda Rasulullah r :

مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فَهُوَ فِي النَّاِر

- Artinya : Kain yang di bawah kedua mata kaki tempatnya di neraka ( HR Abu Dawud dengan sanad shahih)

Juga hati-hatilah laki-laki meniru sikap, perilaku, gaya dan pakaian wanita karena itu termasuk yang dilaknat oleh Rasulullah r. Janganlah bersalaman dengan wanita yang bukan mahram, atau bersentuhan dengannya secara disengaja karena itu juga dosa, sebagaimana sabdanya :

َلأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ

Artinya : Sungguh seseorang diantara kalian ditusuk bagian kepalanya dengan tusukan besi, itu lebih baik dari pada (sengaja) menyentuh wanita yang tidak halal baginya (Hadits Shahih Riwayat Ath Thabrani dan Al Baihaqi)

Wanita jagalah auratmu, jangan banyak keluar rumah tanpa kepentingan yang mendesak, untuk pertama kali mungkin anda merasa gerah ketika mengenakan pakaian muslimah, namun nanti Insya Allah tidak akan terasa karena terbiasa, daripada nanti merasakan panasnya api neraka yang tak terkira. Anda hanya menutupi aurat anda beberapa menit saja ketika sedang shalat, namun seharian engkau pamerkan auratmu kepada laki-laki, apa artinya itu. Barang mahal biasanya dibungkus rapat dan rapi, tidak sembarang orang boleh melihat dan merabanya, namun barang murahan biasanya selalu dibuka, dipajang, dan setiap orang bebas melihat dan merabanya, betul tidak? dan engkau paham maksud kata-kata itu. Tutupilah auratmu, semoga Allah menutup hembusan dan lahapan api neraka dari tubuhmu !

Zakat Fitri

Hukumnya:

Zakat fitri adalah zakat yang diwajibkan ketika berakhirnya shaum Ramadhan, Ibnu Umar t berkata,” Rasulullah r memfardlukan zakat fitri satu sha’ dari burr atau satu sha’ dari gandum atas budak dan orang merdeka, laki-laki dan wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kalangan kaum muslimin,”( Al Bukhari dan Muslim)

Hikmahnya :

Hikmah diwajibkannya adalah sebagai pensuci orang yang berpuasa dari laghwu (perbuatan sia-sia) dan rafats (perkataan yang kotor) dan sebagai hidangan bagi orang miskin serta sebagai rasa syukur terhadap Allah U atas penyempurnaan kewajiban shaum.

Atas siapa diwajibkan :

Diwajibkan kepada seluruh kaum muslimin berdasarkan hadits di atas. Setiap muslim mengeluarkan bagi dirinya, isterinya, anak-anaknya dan budaknya bila dia memiliki kelebihan dari kebutuhan makan hari itu (ied). Pembantu wajib mengeluarkan bagi dirinya kecuali bila dikeluarkan oleh tuannya. Bayi dalam kandungan tidak wajib dizakatkan kecuali bila hendak bertathawwu’ seperti yang dilakukan oleh Utsman t

Ukurannya :

Setiap orang satu sha’ = empat mudd (3 kg) dari makanan pokok negri sendiri.

Waktu wajibnya :

Wajib dikeluarkan sebelum shalat ied dan tidak boleh mengakhirkannya setelah shalat ied, bila mengakhirkannya karena lupa maka zakatnya sah dan tidak berdosa, dan bila mengakhirkannya dengan sengaja maka dia berdosa namun zakatnya sah.

Orang yang menerima zakat.

Hikmah disyariatkan zakat fitri adalah untuk memberi kecukupan kepada orang fakir miskin maka dari itu zakat harus disalurkan kepada mereka (Al Lajnah Ad Daimah dalam fatawa Islamiyyah)

Memang ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa penyaluran zakat fitri sama dengan penyaluran zakat mal, tapi pendapat yang pertama adalah yang lebih mendekati kepada kebenaran karena itulah salah satu tujuan disyariatkan zakat fitri.




[1] Dikutip dari makalah Yayasan Al-Sofwah Jakarta, Departemen Da’wah/ Ilmiah.

Read More......

16 Acara TV yang Tidak Patut di Bulan Ramadhan

Tayangan Ramadhan di Televisi yang sudah masuk kategori tidak patut dan melanggar kode etik Komite Penyiaran Indonesia (KPI), kata Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Edy Suandi Hamid, sebagai berikut:
Tayangan yang dinilai bermasalah adalah Go Spot, Silet, Dahsyat, Manohara (RCTI), Happy Sahur, Sambil Buka Yuk (ANTV), Saatnya Kita Sahur, Opera Van Java Sahur, dan Insert Pagi-Sore (Trans Tv). Ada pula Gosip Pagi-Gosip Siang (Trans 7), Cinta Fitri, Was Was (SCTV), Curhat Bareng Anjasmara (TPI), Hur Sahur, Kiss Vaganza, Sahur Show (Indosiar), dan Obsesi Siang (Global TV).
Inilah beritanya:
16 Acara Tv yang tidak mendidik di bulan ramadhan

Berikut ini daftar 16 acara tv yang tidak mendidik yang tayang selama bulan Ramadhan ini, diantara 16 daftar acara TV yang disinyalir bisa merusak keshusukan Ramadan ini, kebanyakan adalah acara-acara hiburan atau lawakan sahur yang kemungkinan mereka bersain untuk mendapapatkan tempat di hati para pemirsanya, serta beberapa acara gosip yang banyak menghiasi layar kaca Tv kita selama ini,

Bahkan, beberapa tayangan ramadhan sudah masuk kategori tidak patut dan melanggar kode etik Komite Penyiaran Indonesia (KPI),” kata Rektor Universitas Islam Indonesia Edy Suandi Hamid, dalam jumpa pers yang digelar di Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (6/9). Kode etik itu diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) terbitan KPI.

UII melalui Program Studi Ilmu Komunikasi sejak tahun 2006 sudah melakukan kajian analisis tayangan-tayangan televisi selama bulan ramadhan. Penelitian dilakukan secara acak terhadap program-program di delapan stasiun televisi yang terdiri dari sinetron, variety show, kuis, dan infotainment.

Hasilnya, ditemukan 16 tayangan yang tidak mendidik pemirsa mengenai nilai-nilai moral dan religius ramadhan. Bahkan, tayangan-tayangan gosip malah masih memuat cerita perilaku bebas, perselingkuhan, atau pergunjingan konflik keluarga, yang jauh dari nilai-nilai islami.

Tayangan yang dinilai bermasalah adalah Go Spot, Silet, Dahsyat, Manohara (RCTI), Happy Sahur, Sambil Buka Yuk (ANTV), Saatnya Kita Sahur, Opera Van Java Sahur, dan Insert Pagi-Sore (Trans Tv). Ada pula Gosip Pagi-Gosip Siang (Trans 7), Cinta Fitri, Was Was (SCTV), Curhat Bareng Anjasmara (TPI), Hur Sahur, Kiss Vaganza, Sahur Show (Indosiar), dan Obsesi Siang (Global TV).

Tayangan paling tidak mendidik, lanjut Edy, adalah yang berformat komedi slapstik karena banyak menggunakan kata-kata kasar/makian, melecehkan kaum difabel, eksploitasi kaum waria, serta menertawakan kemiskinan. Hal itu dinilainya sudah melanggar pasal 51 dan pasal 52 P3SPS.

Edy pun menyatakan pihaknya akan segera melayangkan hasil kajiannya ini ke KPI pusat dan daerah. “Kami berharap disisa waktu ramadhan ini, KPI bisa bertindak dengan meniadakan atau paling tidak meminta stasiun-stasiun televisi untuk memperbaiki acara-acara yang bermasalah itu,” ujarnya.

(http://marketing.siniada.com/2009/09/16-acara-tv-yang-tidak-mendidik-di.html)

Menurut hasil penelitian, jumlah pemirsa televisi di bulan Ramadhan melonjak banyak. Sedang acara yang digemari adalah sinetron.

Berikt ini beritanya:

Di Bulan Ramadan, Jumlah Pemirsa Televisi Melonjak


Jakarta – Hingga memasuki minggu ketiga di bulan Ramadan, jumlah pemirsa televisi memperlihatkan kenaikan sampai dengan rata-rata 12,9 persen dari total populasi televisi (TV) yang berjumlah 42,6 juta. Atau artinya, menurut data dari AGB Nielsen Media Research, sejumlah 5,5 juta orang menonton TV setiap harinya.
Jumlah ini naik 18 persen dibandingkan periode reguler di bulan Agustus lalu. Namun, dijelaskan oleh Communications Executive Andini Wijendaru, meski lebih banyak pemirsa yang menyaksikan TV, jumlah ini turun rata-rata 2-5 persen atau berkurang antara 100.000 hingga 300.000 orang dari minggu ke minggu.

Kebanyakan penonton TV saat Ramadan tidak berbeda dengan penonton TV pada umumnya, yaitu perempuan dari kelas menengah bawah berusia 10-14 tahun dan 40 tahun ke atas.Dengan profil pemirsa tersebut, sinetron masih menjadi program yang paling banyak ditonton di sepanjang waktu siaran.

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0809/29/hib02.html/

Selasa, 08 September 2009 | 07:02:37 wib

Tiga masalah besar bertemu:

1. Jumlah penonton televisi melonjak banyak di Bulan Ramadhan.

2. Acara yang paling banyak ditonton adalah sinetron.

3. Sinetron itulah acara paling buruk, sampai ada yang melecehkan Tuhan. Sebagaimana telah diberitakan nahimunkar.com dalam judul Televisi Indonesia Semakin Tidak Bermoral! (September 1, 2009 12:24 am)

Inti beritanya:

Sinetron melecehkan Tuhan

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Tengah melayangkan surat teguran kepada stasiun televisi Surya Citra Televisi Indonesia yang menayangkan sinetron Para Pencari Tuhan. “Ada tayangan pelecehan terhadap Tuhan, tidak mendidik, dan sangat membahayakan perilaku anak-anak dalam sinetron tersebut,” kata Kepala Divisi Pengawasan Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Tengah Zainal Abidin Petir dalam konferensi pers, Minggu (30/8).

KPID Jawa Tengah menilai, SCTV telah melakukan pelanggaran pada sinetron ”Para Pencari Tuhan” dimana sang pemeran Ketua Rukun Warga, Idrus, selalu mengumpat dengan kata-kata ”WEDUS”. Zainal menyatakan, ada adegan Idrus mengumpat setelah doa yang dipanjatkan kepada Allah tidak dikabulkan. ”Masa’ Tuhan diumpat dengan kata-kata-kata wedus,” kata Zainal. Zainal menyatakan, tayangan tersebut ditemukan pada Kamis (27/8) sekitar pukul 18.00. “Setelah kami pantau ternyata umpatan seperti itu seringkali dilakukan,” katanya.

Tayangan umpatan tersebut melanggar pasal 13 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).

Dalam aturannya, isi siaran tidak boleh menyajikan penggunaan bahasa atau kata-kata makian yang mempunyai kecenderungan menghina/merendahkan martabat manusia,memiliki makna jorok/mesum/cabul/vulgar,serta menghina Tuhan.

(lihat http://tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/08/30/brk,20090830-195168,id.html

http://www.nahimunkar.com/televisi-indonesia-semakin-tidak-bermoral/)

Buruknya sinetron itu sudah terasa benar di masyarakat, sampai ada yang menyebutnya Candu Baru Perusak Moral. Tulisan berikut ini menegaskan:
Candu Baru Perusak Moral

Juli 13, 2009 pada 9:39 am ·

Oleh: Deli Luthfi Rahman

“Kamu sialan! Mengerjakan ini saja tidak becus, apalagi mengerjakan hal yang lainnya”. itulah salah satu dialog dalam adegan sebuah sinetron yang di tayangkan di salah satu stasiun TV swasta. Sebuah adegan dimana seorang majikan memarahi pembantunya, alasannya sepele, gara-gara pembantunya tersebut menumpahkan air yang dibawanya.

Hal ini memperlihatkan suatu kenyataan bahwa betapa buruknya sinetron kita saat ini. pasti saja di dalamnya selalu menampilkan sesuatu hal yang berbau kebencian, permusuhan dan keangkuhan. Baik sinetron tersebut menceritakan kisah percintaan ataupun kisah komedi bahkan religi. Pernahkah kita melihat sinetron yang bersih dari aroma-aroma kebencian tersebut?. Rasanya sutrdara, penulis naskah dan produser kurang afdol bila tidak menaburkan bumbu-bumbu seperti itu dalam karyanya.

(http://upemorgan.wordpress.com/2009/07/13/candu-baru-perusak-moral/)

Bukan hanya merusak moral, tetapi bahkan menghancurkan iman. Sehingga reaksi masyarakat pun ada di sana-sini. Di antaranya sebagai berikut:

Saturday, 19 January 2008 16:32






Gerakan Bunda Demo DPRD SU Tolak Tayangan TV Tak Bermoral

Warta - Medan

Ratusan umat muslim dari berbagai elemen mengatasnamakan Gerakan Bunda, Jumat (18/1) sore mendatangi gedung DPRD Sumut, memprotes tayangan TV yang menurut mereka tidak mendidik dan tidak bermoral. Dalam orasinya, mereka mengatakan, tayangan televisi semakin tidak bermoral.Tayangan murahan hingga iklan menyesatkan menjadi ‘santapan’ setiap hari keluarga di Indonesia.Medan, WASPADA Online

Ratusan umat muslim dari berbagai elemen mengatasnamakan Gerakan Bunda, Jumat (18/1) sore mendatangi gedung DPRD Sumut, memprotes tayangan TV yang menurut mereka tidak mendidik dan tidak bermoral. Dalam orasinya, mereka mengatakan, tayangan televisi semakin tidak bermoral. Tayangan murahan hingga iklan menyesatkan menjadi ‘santapan’ setiap hari keluarga di Indonesia.

Koordinator umum Gerakan Bunda, Zainuddin Nur Almahmudi didamping sejumlah aktifis lainya menyebutkan, badan sensor film dan Komisi Penyiaran Indonesia sama sekali tidak berfungsi dalam mengawasi dan menjaga kualitas penyiaran. “Pemerintah pun tidak berbuat apa-apa, sementara tayangan tv semakin jauh dari fungsi edukasi.”

Mereka mencontohkan film yang mempertontonkan kekuatan sihir dan jin, serta film kartun yang tidak menonjolkan kekuatan iman. Kemudian, banyak sinetron yang mempertontonkan aurat, adegan kekerasan dan pemerkosaan. “Ini semua merusak keimanan kepada Allah Swt,” ujar mereka.

Ditambah lagi saat ini sangat ramai sinetron menampilkan adegan pacaran siswa SMP, SMA, dan gaya hidup yang membuat masyarakat, bahkan anak-anak hidup dalam khalayan.

Selain sinetron yang tidak mendidik, dalam orasinya mereka menolak tayangan tv seperti, Fear Factor, Mama Mia, Dangdut Mania dan film-film yang menyudutkan orangtua tanpa memberi solusi yang baik.

“Semua tayangan itu tidak mencerminkan UU No.32/2002 tentang penyiaran, salah satu pasalnya ‘menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jatidiri.” Komisi A diwakili Sekretaris, Panyabar Nakhe dan anggota, Akhmad Ilham Harahap kepada perwakilan Gerakan Bunda di ruang komisi A DPRD SU mengatakan, akan segera menyurati Komisi Penyiaran Indoensia (KPI) pusat.

“Kita merespon aksi ini, dan segera mengirim surat ke KPI pusat, sehingga menjadi pertimbangan bagi mereka,” sebut Nakhe.(m11)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=10161&Itemid=27

Wahai shoimin wa shoimat (Muslimin dan Muslimat yang sedang berpuasa), ingatlah, perbuatan baik kita di Bulan Ramadhan yang penuh barokah ini jangan sampai kita rusak dengan hal-hal yang buruk, di antaranya menonton acara buruk televisi seperti tersebut. Kenapa kita justru banyak yang menonton televisi di Bulan Ramadhan, hingga jumlah penontonnya meningkat? Seandainya tayangan tv itu hal yang mubah (boleh-boleh saja), apakah tidak banyak hal-hal lain (bukan nonton tv) yang lebih baik yang dapat kita dikerjakan? Misalnya, membaca Al-Qur’an satu huruf saja pahalanya 10 kebaikan. Apakah itu bukan hal yang utama?

Ingatlah firman Allah Ta’ala:

وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِن بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَاثاً

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali,… (QS An-Nahl/ 16: 92).

Ingat pula sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ. مسند أحمد – (ج 2 / ص 441) تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده حسن

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Berapa banyak di antara orang yang shiyam (puasa) tidak ada baginya dari shiyamnya itu kecuali lapar, dan berapa banyak dari orang yang shalat malam tidak ada baginya dari shalat malanya itu kecuali (payahnya) melek malam. (HR Ahmad, sanadnya hasan menurut Syu’aib Al-Nauth).

Itu semua gara-gara adanya pelanggaran yang menghilangkan pahala shiyam maupun shalat malam, hingga hasilnya hanya lapar di siang hari dan payahnya melek malam.

Sebelum kita merugi besar, lebih baik kembali ke jalan yang benar. Semoga Allah Ta’ala memberkahi kita. Amien. (redaksi nahimunkar.com).

Read More......

Korban Tayangan Televisi: Banyak Pelajar Berzina dan Terkena AIDS

Samarinda, Papua, dan Kupang adalah sebuah lokasi yang cukup jauh dari Jakarta, apalagi bila dibandingkan dengan Hollywood. Namun, perilaku rusak seks bebas ala Hollywood sudah mereka kenal. Tentu melalui teve dan film-film yang beredar di bioskop-bioskop. Para remaja yang gemar nonon tv dan film, akan lebih cepat terpengaruh budaya seks bebas. Selain akan mempraktekkan apa-apa yang mereka tonton, mereka juga boleh jadi akan mempengaruhi orang lain untuk berzina ataupun penyimpangan seks tak senonoh. Bahkan pengaruh itu bisa saja mengarah kepada anak di bawah umur.

PADA pekan ketiga Juli 2009, terbetik kabar dari Malang (Jawa Timur), sejumlah enam pelajar di kota itu yang berusia antara 15-18 tahun, dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS. Menurut Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang mengungkap fakta tersebut, para pelajar itu tertular virus HIV/AIDS yang mematikan karena mereka suka berzina di lokalisasi pelacuran yang banyak bertebaran di kota Malang dan sekitarnya. (Tempo Interaktif, Sabtu, 25 Juli 2009).

Beberapa hari sebelumnya, Minggu, 20 Juli 2009, dokter Ritta Fitrianingsih mengungkapkan, hampir 30 persen pelaku seks bebas ternyata dari kalangan pelajar SMP dan SMA. Data itu diungkapkan Ritta pada seminar bertema seks bebas di kalangan remaja dengan judul Bener Nggak Sich, Seks Bebas Itu Asik, yang berlangsung di Sukabumi.

Data itu merupakan temuan yang terungkap melalui sebuah penelitian yang diselenggarakan Dinas Kesehatan setempat dan sejumlah LSM sepanjang tahun 2007 mengenai perilaku seks dan narkoba di kalangan para pelajar. Penelitian itu juga mengungkap fakta adanya pergeseran nilai tentang seks, yang dulu dianggap tabu kini menjadi bagian dari budaya gaul kalangan pelajar. Padahal, seks bebas selain berisiko hamil di luar nikah, juga bisa menimbulkan penyakit menular. Menurut Ritta, seks bebas cenderung memberikan peluang terjadinya penularan penyakit HIV dan AIDS.

Menurut Ritta, penelitian itu juga mengungkapkan, bahwa mayoritas para pelaku seks bebas tadi ternyata juga pemakai narkoba. Seks bebas dan narkoba menjadi lingkaran setan yang sangat sulit untuk diputuskan. Inilah yang menjadi kontribusi dalam menjadikan Indonesia sebagai negara tercepat dalam penularan HIV/AIDS di Asia.

Menurut catatan PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Kalimantan Timur, sepanjang tahun 2008 terdapat sekitar 12 persen pelajar (usia 12-18 tahun) di Samarinda yang sudah berpengalaman melakukan zina. Dari sekitar 300 lebih responden yang diteliti (pelajar SMP dan SMA), sebagian besar di antaranya sudah sering berzina, bahkan di antaranya ada yang hamil.

Berkenaan dengan tempat berlangsungnya seks bebas, sekitar 14 persen dari mereka melakukan perzinaan itu di lingkungan sekolah, sedangkan 28 persen dari mereka melakukannya di rumah. Sisanya, melakukan hubungan seks bebas di tempat-tempat rekreasi dan hotel. Aktivitas seks bebas (zina) yang tercela dan terlaknat itu mereka lakukan tanpa menyimpan rasa takut bila kelak diketahui orang lain. Boro-boro takut, mereka malah mengabadikan adegan mesum seks bebas tadi dalam bentuk video. Di Samarinda pernah beredar audio visual berjudul Video Mesum SMU Samarinda. Juga foto digital yang direkam menggunakan handphone kemudian beredar dari handphone ke handphone berjudul Foto-foto Bugil. Sebelumnya pernah beredar foto bugil Praja IPDN asal papua dan Video Seks mesum Guru Murid di Kupang. (http://www.kamusmalesbanget.com/news/12-Persen-Pelajar-Samarinda-Pernah-Berhubungan-Intim)

Di Papua, terdapat sekitar ratusan pelajar di sana yang mengidap HIV/AIDS. Dari jumlah tadi, 60 persen lebih diderita pelajar asli Papua dan 40 persen lagi pelajar non Papua (pendatang). Menurut Ketua Harian Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPAD) Provinsi Papua, drh. Constan Karma, “Dengan melihat fakta bahwa HIV/AIDS di kalangan pelajar sudah mencapai ratusan, ini berarti bukan jumlah yang main-main. Apalagi mereka itu adalah generasi penerus pembangunan, sekaligus aset bangsa yang harus kita selamatkan untuk kepentingan masa depan,” ujarnya.

Samarinda, Papua, dan Kupang adalah sebuah lokasi yang cukup jauh dari Jakarta, apalagi bila dibandingkan dengan Hollywood. Namun, perilaku rusak seks bebas ala Hollywood sudah mereka kenal. Tentu melalui teve dan film-film yang beredar di bioskop-bioskop. Para remaja yang gemar nonon tv dan film, akan lebih cepat terpengaruh budaya seks bebas. Selain akan mempraktekkan apa-apa yang mereka tonton, mereka juga boleh jadi akan mempengaruhi orang lain untuk berzina ataupun penyimpangan seks tak senonoh. Bahkan pengaruh itu bisa saja mengarah kepada anak di bawah umur.

Hal ini pernah terjadi di Mojokerto (Jawa Timur), pekan ketiga Mei 2009 lalu. Seorang anak SD yang berbadan bongsor dan suka berinteraksi dengan kalangan yang lebih dewasa penganut seks bebas aktif, maka pengaruh negatif pun bersemayam di dalam dirinya. Akibatnya, siswa kelas IV SDN 1 Jabon, Kabupaten Mojokerto ini memaksa teman satu sekolahnya untuk melakukan oral seks, berulangkali, di sekolah. Kok bisa? Di mana para para pahlwan tanpa tanda jasa yang gajinya kecil itu berada? Jangan-jangan sedang cari tambahan dengan cara menjadi tenaga pengajar di sekolah (swasta) lain. (http://74.125.153.132/search?q=cache:8xUz_Z2q7HsJ: lifestyle.detikyogyakarta.net/siswa-sd-paksa-teman-sekelas-oral-seks/+Oral+seks+di+sekolah&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id)

Berbeda dengan di Mojokerto, di Sibolga, Sumatera Utara, yang memaksa oral seks justru sang guru. Nama sang guru adalah Erwin Ronaldo. Erwin yang juga merangkap sebagai walikelas ini kerap memaksa dua siswinya melakukan oral seks, di depan kelas dengan disaksikan seluruh murid menjelang pulang sekolah. Bahkan Erwin yang saat itu berusia 27 tahun mengancam semua muridnya agar tidak memberitahukan hal tersebut kepada siapa pun.

Menurut Rn (kelas 5 SD), paksaan itu sudah berlangsung sejak September 2007. Biasanya, terjadi sekitar jam 10:30 di ruang kelas. Erwin biasanya menyuruh korbannya maju ke depan mejanya, lalu menyuruh sang korban jongkok di bawah meja. Kemudian Erwin meminta (memaksa) korbannya memegangi kemaluannya kemudian diminta melakukan oral seks.

Menurut Kapolsek Pandan AKP Kamdani, bukan hanya dipaksa melakukan oral seks tetapi juga dicabuli. Berdasarkan hasil visum terhadap korban ditemukan tanda-tanda kerusakan pada kemaluan korban. Kasus tersebut terkuak setelah salah seorang teman sekelas dari kedua korban tadi bercerita kepada orangtuanya. Informasi itu pun kemudian disampaikan kepada kedua orangtua korban. Tanpa pikir panjang para orangtua korban itu langsung melaporkannya ke aparat kepolisian.

***

Bukan hanya di Malang (Jawa Timur) yang pelajarnya sudah terkena HIV/AIDS. Tetapi juga di Bandung (Jawa Barat). Berdasarkan data tahun 2008, setidaknya sampai September 2008, sekitar 4,56% pelajar di Jawa Barat saat itu telah terinveksi HIV/AIDS. Secara umum pengidap HIV/AIDS di Jawa Barat didominasi oleh kalangan remaja yang berusia antara 15-29 tahun sebanyak 58 persen.

Data tersebut diungkapkan oleh Yusuf Suryana, Staf Bidang Keluarga Berencana (KB) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat, di kantor BKKBN, Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, pada hari Kamis, 11 Desember 2008. Menurut Yusuf Suryana, beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya pengidap HIV/AIDS di kalangan pelajar, di antaranya, pengetahuan tentang penyebaran virus HIV/AIDS yang belum diketahui sejak dini. Adanya perilaku penggunaan obat-obat terlarang dan seks bebas.

Sementara itu, di Jogjakarta, meski belum terungkap data mengenai pelajar yang mengidap HIV/AIDS, namun menurut sebuah penelitian, seks bebas sudah menjadi bagian dari pelajar di sana. Menurut CHR Hari Soetjiningsih, M.Si, sebanyak 4,9 persen pelajar berusia antara 15-18 tahun di Jogjakarta, mengaku telah berpengalaman melakukan hubungan seks pranikah dengan teman. (http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=46396)

Annisa Foundation pada Juli-Desember 2006 pernah melakukan survei tentang perilaku seks pelajar SMP dan SMA (swasta dan negeri) di kawasan Cianjur-Cipanas Jawa Barat. Survei yang melibatkan sekitar 412 responden itu, menemukan data bahwa responden yang belum pernah melakukan kegiatan seks berpasangan hanya 18,3 persen. Sedangkan sekitar 42,3 persen pelajar perempuan telah melakukan hubungan seks pra-nikah.

Hasil suveri itu juga menyodorkan data, diantara responden ada yang mengaku telah melakukan hubungan seks tanpa ada paksaan atau atas dasar suka sama suka karena kebutuhan. Bahkan, ada beberapa responden mengaku melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil.

Menurut Laila Sukmadevi, Direktur Annisa Foundation, kecenderungan pelajar Cianjur berhubungan seks pra-nikah bukan dilatarbelakangi oleh persoalan ekonomi. Hanya sekitar 9 persen mereka yang beralasan berhubungan seks dengan alasan ekonomi. Selebihnya beralasan karena tuntutan pergaulan dan longgarnya kontrol orangtua mengenai praktik hubungan seks di luar nikah.

Yang paling memprihatinkan, mereka yang terlibat kegiatan hubungan di luar nikah itu bukan berarti karena tidak mengerti atau tidak paham nilai agama atau budi pekerti. Sebab hampir 90 persen dari mereka mengaku praktik hubungan seksual di luar nikah merupakan perbuatan dosa yang seharusnya dihindari.

Di Jakarta, Rita Damayanti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Depok, Jawa Barat baru-baru ini melakukan penelitian terhadap 8.941 pelajar dari 119 SMA dan yang sederajat di Jakarta. Hasilnya, perilaku seks pranikah itu cenderung dilakukan karena pengaruh teman sebaya yang negatif. Apalagi bila remaja itu bertumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang kurang sensitif terhadap remaja. Selain itu, lingkungan negatif juga akan membentuk remaja yang tidak punya proteksi terhadap perilaku orang-orang di sekelilingnya.

Berita tentang seks bebas di kalangan pelajar yang cukup menghebohkan pernah terjadi tahun 2005, ketika beberapa media massa terbitan Bandung dan Jakarta menurunkan berita tentang pesta seks yang dilakukan oleh 11 orang siswa sebuah SMUN Negeri ternama di Kota Cianjur. Yang membuat kian heboh, dalam berita itu disebutkan pula bahwa pesta seks tersebut dilakukan di dalam kelas dan melibatkan seorang oknum guru, bahkan direkam dengan menggunakan kamera handphone yang kemudian beredar dalam bentuk VCD.

Perbuatan itu terungkap ketika ada dua orang siswa (YN dan DK) yang diduga melakukan perbuatan mesum di dalam kelas (berciuman dan melakukan oral seks) di dalam ruang kelas. Bahkan, adegan mesum yang mereka lakukan sempat direkam dengan menggunakan kamera handphone, yang kemudian beredar luas hingga sampai ke tangan pihak sekolah. Dari sinilah pengusutan bermula, dan terungkaplah sembilan nama siswa-siswi lain yang diduga melakukan seks bebas dan penyalahgunaan narkoba. Lebih jauh, juga terungkap adanya sejumlah siswi yang mempunyai profesi sebagai pelacur bagi laki-laki hidung belang.

Salah satu cara merusakkan suatu bangsa adalah dengan menawarkan kepada generasi mudanya budaya permisif (serba boleh) yang menurut istilah sekarang barangkali disebut budaya ‘gaul’. Intinya sama saja, hedonistis, permisif, dan liberal dalam berbagai hal terutama untuk urusan seks. Revolusi seks bebas yang di Barat terutama Amerika Serikat mulai berkembang pada awal 1960-an dan sudah mulai ditinggalkan, kini justru masih menjadi budaya yang hangat di kalangan remaja dan pelajar Indonesia. Terutama, bagi kalangan remaja dan pelajar di kota-kota kecil yang cukup jauh dari Jakarta.

Itu semua mereka pelajari antara lain dari TV. Tayangan sinetron remaja di berbagai televisi swasta kita seolah-olah menggambarkan keadaan sebenarnya dari remaja dan pelajar Jakarta, sehingga itulah yang ditiru oleh para remaja dan pelajar di luar Jakarta. Padahal, sinetron itu cuma rekaan. Kalau mau bangsa ini tidak rusak, pemerintah harus berani melakukan revolusi kebijakan di bidang pertelevisian, dengan melarang tayangan sinetron yang justru merusak, menawarkan budaya permisif dan hedonistis, karena hanya akan meningkatkan kasus seks bebas dan penggunaan narkoba di kalangan remaja dan pelajar.

Read More......

Televisi Indonesia Semakin Tidak Bermoral!

Tayangan Televisi Indonesia yang sudah dikenal paling buruk di seluruh negeri-negeri Islam, di Bulan Ramadhan ini bahkan tampak menantang. Sampai-sampai Tuhan pun diumpat dengan kata-akat wedus alias kambing.

Umpatan terhadap Allah Ta’ala dengan kata-kata wedus (kambing) itu berlangsung saat maghrib, di mana kaum Muslimin sedang berbuka puasa hari ke 6, Kamis (27/8) sekitar pukul 18.00

Apakah itu sesuai dengan standar program siaran? Tentu saja tidak. Menurut pemberitaan Tempo Interaktif, tayangan umpatan tersebut melanggar pasal 13 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Dalam aturannya, isi siaran tidak boleh menyajikan penggunaan bahasa atau kata-kata makian yang mempunyai kecenderungan menghina/merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/mesum/cabul/vulgar, serta menghina Tuhan.

Beritanya sebagai berikut:

Tuhan Diumpat ‘Wedus’, Komisi Penyiaran Tegur SCTV

Minggu, 30 Agustus 2009 | 15:13 WIB


TEMPO Interaktif, Semarang – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Tengah melayangkan surat teguran kepada stasiun televisi Surya Citra Televisi Indonesia yang menayangkan sinetron Para Pencari Tuhan. “Ada tayangan pelecehan terhadap Tuhan, tidak mendidik, dan sangat membahayakan perilaku anak-anak dalam sinetron tersebut,” kata Kepala Divisi Pengawasan Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Tengah Zainal Abidin Petir dalam konferensi pers, Minggu (30/8).

KPID Jawa Tengah menilai, SCTV telah melakukan pelanggaran pada sinetron ”Para Pencari Tuhan” dimana sang pemeran Ketua Rukun Warga, Idrus, selalu mengumpat dengan kata-kata ”WEDUS”. Zainal menyatakan, ada adegan Idrus mengumpat setelah doa yang dipanjatkan kepada Allah tidak dikabulkan. ”Masa’ Tuhan diumpat dengan kata-kata-kata wedus,” kata Zainal. Zainal menyatakan, tayangan tersebut ditemukan pada Kamis (27/8) sekitar pukul 18.00. “Setelah kami pantau ternyata umpatan seperti itu seringkali dilakukan,” katanya.

Tayangan umpatan tersebut melanggar pasal 13 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Dalam aturannya, isi siaran tidak boleh menyajikan penggunaan bahasa atau kata-kata makian yang mempunyai kecenderungan menghina/merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/mesum/cabul/vulgar, serta menghina Tuhan.

KPID juga menegur stasiun Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) atas tayangan “Masihkah Kau Mencintaiku”. Zainal menyatakan telah terjadi pelanggaran berupa pengungkapan aib seseorang, mempertontonkan menantu dan mertua saling bertengkar dan memaki-maki dalam acar tersebut.
Selain itu, kata Zainal, ada kesan pembawa acara/narator Helmi Yahya dan Dian Nitami mendorong berbagai pihak yang terlibat konflik mengungkapkan secara terperinci aib masing-masing pihak yang berkonflik.

KPID juga menegur stasiun lokal, PRO TV terkait pelanggaran pada tayangan Wara Wayo (Wani po Ra-Wani to Yo). Pada kurun waktu Mei 2009 hingga Juni 2009 tayangan tersebut berisi tantangan dengan iming-iming hadiah lima puluh ribu rupiah.

Sesuai pengamatan KPID, beberapa tayangan yang tidak mendidik tersebut adalah ada orang ditantang makan Balsem 6 colek, makan ikan pindang mentah, dan adegan anak-anak sekolah disuruh ngemut jempol kaki yang sebelumnya tidak dicuci selama tiga menit. “Ini sangat tidak manusiawi, menjijikkan, dan merendahkan martabat manusia,” kata Zainal.

ROFIUDDIN
Sumber: http://tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/08/30/brk,20090830-195168,id.html
Di waktu kapanpun, lebih-lebih pada bulan Ramadhan, mestinya bangsa ini diarahkan agar berbudi pekerti yang baik. Dengan budi pekerti (akhlaq) yang baik maka berarti imannya baik. Karena orang yang beriman itu tidak berakhlaq buruk. Dalam kaitannya dengan perkataan saja orang beriman itu tidak berkata-kata buruk. Hal itu ditegaskan oleh Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيْسَ بِاللَّعَّانِ وَلاَ الطَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِىءِ ».
Dari Abdullah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya orang mukmin itu bukan pelaknat, bukan pencela, bukan penjorok (berkata porno) dan bukan (bermulut yang bicaranya) kotor. (HR Ahmad, kata Syu’aib Al-Arna’uth: sanadnya shahih, rijlanya tsiqot (terpercaya) rijal shahih, dan riwayat At-Tirmidzi, ia berkata ini hadits hasan gharib).
Ketika siaran televisi yang ditonton jutaan orang ternyata ditayangkan perkataan yang buruk, bahkan mencaci Tuhan dengan kata-kata wedus (kambing) maka sungguh terlalu. Kalau masalah ini tidak ditindak, maka bangsa ini akan lebih rusak lagi. Sebab kenyataannya, aliran sesat yang paling besar di Indonesia dan masih tetap berjaya sampai sekarang adalah aliran yang didirikan oleh orang yang ketika mengajar ngaji hampir selalu mengeluarkan kata-kata jorok lagi porno yang amat sangat, dan diumpatkan kepada Ummat Islam selain golongannya. Ini menurut kesaksian orang-orang yang pernah berguru belasan tahun kepada pendiri aliran sesat yang –aliran itu– pernah dilarang oleh Kejaksaan Agung 1971 dan difatwakan sesat menyesatkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) tetapi sampai sekarang masih tetap berjaya hanya dengan berganti-ganti nama.
Di kala aliran sesat terbesar yang pendirinya dalam mengajar ngaji saja mempraktekkan kata-kata jorok, porno, dan diumpatkan ke Ummat Islam; sampai kini aliran sesat itu dibiarkan berkeliaran, sementara itu siaran-siaran dan tayangan televisi Indonesia juga terburuk di dunia Islam, maka perusakan bertemu dengan perusakan yang dioplos dengan kesesatan, jadilah adonan perusakan yang sangat dahsyat diberondongkan ke Ummat Islam di negeri ini.
Benarlah firman Allah Ta’ala:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ قَالُواْ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ ﴿١١﴾ أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَـكِن لاَّ يَشْعُرُونَ ﴿١٢﴾
011. Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”012. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS Al-Baqarah/ 2: 11, 12).

(Redaksi nahimunkar.com).

Read More......

Makna Syetan-syetan Dibelenggu di Bulan Ramadhan

Soal:

Apa yang Syaikh katakan mengenai dibelenggunya syetan-syetan di Bulan Ramadhan?

Jawab:

Alhamdulillahi Rabiil ‘alamien.

Dalam hadits shahih diriwayatkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ ، وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ ).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ketika Ramadhan datang maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dirantailah syetan-syetan. (Hadits Riwayat Al-Bukhari nomor 1899, dn Muslim nomor 1079).

Para ulama telah berbeda pendapat mengenai makna syetan-syetan dibelenggu di Bulan Ramadhan atas beberapa pendapat:

Al-Hafidh Ibnu Hajar menukil dari Al-Hulaimi: “ Itu mengandung makna bahwa yang dimaksud adalah syetan-syetan itu tidak mulus dalam memfitnah Muslimin sebagaimana mulusnya pada bulan lainnya karena kesibukan Muslimin dengan shiyam yang di dalamnya terkekanglah syahwat, dan mereka sibuk dengan membaca Al-Qur’an, dan dzikir.

Ulama lainnya –selain Al-Hulaimi—berkata, yang dimaksud dengan syetan-syetan (dibelenggu) itu adalah sebagian syetan, yaitu yang durhaka kelewat batas di antara mereka… sabdanya صُفِّدَتْ artinya diikat kencang dengan belenggu-belenggu yaitu ranta-rantai, artinya rangkaian rantai…

‘Iyadh berkata, itu mengandung makna bahwa hadits itu berdasarkan lahiriyahnya dan makna sebenarnya, itu semua adalah pertanda bagi malaikat karena masuknya Bulan Ramadhan itu, dan pengagungan kemuliaannya, dan karena tercegahnya syetan-syetan dari mengganggu Mukminin. Dan mengandung makna pula bahwa itu menjadi isyarat kepada banyaknya pahala dan ampunan, sedang syetan-syetan sedikit penyesatannya, maka jadilah mereka bagai dibelenggu. Dia berkata, makna yang kedua ini didukung sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Yunus dari Ibnu Syihab menurut Muslim: فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ pintu-pintu rahmat dibuka.

Dia berkata, hadits itu mengandung makna bahwa syetan-syetan dibelenggu itu adalah ungkapan tentang lemahnya mereka dari menyesatkan dan menghiasi syahwat. Az-zain bin Al-Munir berkata, makna yang pertama (makna sebenarnya) itu lebih lurus dan tidak ada keterdesakan yang mendorong untuk mengalihkan lafal dari lahiriyahnya. (Fat-hul Bari, 4/ 114).



Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah Ta’ala ditanya tentang sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ ) dan syetan-syetan dibelenggu (ketika datang Ramadhan), tapi di samping itu kami lihat manusia sama bergulat pada siang Ramadhan, maka bagaimana syaithan-syaithan dibelenggu tetapi sebagian manusia bergulat?

Syaikh Ibnu ‘Utsaiman menjawab:

Dalam sebagian riwayat hadits (وَتُصَفَّدُ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ ) pada bulan Ramadhan dibelenggulah syetan-syetan yang durhaka kelewat batas atau dirantai, ini menurut An-Nasaai. Hadits seperti ini termasuk perkara yang ghaib yang sikap kita terhadapnya adalah taslim (berserah diri) dan tashdiq (membenarkan), dan hendaknya kita tidak berbicara apa yang di balik itu. Karena ini lebih selamat bagi agama seseorang dan lebih baik akibatnya. Oleh karena itu ketika Abdullah bin Imam Ahmad berkata kepada ayahnya yakni Ahmad bin Hanbal: bahwa manusia bergulat di bulan Ramadhan; maka Imam Ahmad berkata: demikianlah dalam hadits (syetan –syetan dibelenggu) dan jangan kau berbicara mengenai ini.

Kemudian sesungguhnya yang lahiriyah syetan-syetan terbelenggu dari menyesatkan manusia, dengan bukti banyaknya kebaikan dan kembali kepada Allah pada Bulan Ramadhan. Selesai perkataan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin. (Majmu Al-Fatawa 20 oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin).

Atas dasar ini maka dibelenggunya syetan-syetan itu adalah dibelenggu secara makna sebenarnya (hakiki), Allahu a’lam dengannya, dan tidak harus karena itu maka tidak terdapat kejahatan-kejahatan dan kemaksiatan-kemaksiatan di antara para manusia. Wallahu a’lam. (Fatwa al-Islam Soal dan Jawab, dengan bimbingan Syaikh Shalih Al-Munajid, sumber www.islam-qa.com, kemudian www.ahlalhdeeth.com)

Read More......

Awas! Jangan Menyamakan yang Tidak Sama

(Khutbah Jum’at)

Oleh Hartono Ahmad Jaiz


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah.

Mari kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan berbagai keni’matan dan yang terutama adalah keni’matan Iman dan Islam. Semua itu dari Allah Ta’ala, maka mesti kita syukuri. Dan allah akan menambah keni’matan itu bagi orang-orang yang bersyukur.

Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah, dalam kesempatan ini kami berwasiat kepada diri kami khususnya dan jama’ah pada umumnya, marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar taqwa. Dan jangan sampai mati kecuali dalam keadaan Muslim.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah, dalam kita menjalani Islam hendaknya kita mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu wahyu matluw (yang dibacakan oleh malaikat Jibril) yakni Al-Qur’anul kariem, dan wahyu ghairu matluw (tidak dibacakan oleh Malaikat Jibril tetapi wahyu juga) yakni hadits Nabi atau secara komplitnya adalah Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka insya Allah kita tidak tersesat. Karena berarti kita telah mentaati Allah, ketika mentaati Rasulullah yaitu mentaati apa-apa yang dibawanya itu.

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. (QS An-Nisaa’: 80).

Jama’ah sekalian, mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu hendaknya secara total. Tidak pilih-pilih. Karena Allah Ta’ala menegaskan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ [البقرة/208]

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS Al-Baqarah: 208).

Juga ancaman Allah Ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (150) أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا [النساء/150، 151]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan. ( Maksudnya: beriman kepada Allah, tidak beriman kepada rasul-rasul-Nya.) antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir)

merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS An-Nisaa’: 150-151).

Jama’ah Jum’at rahimakumullah.

Ancaman dari Allah sebegitu tegasnya. Tidak boleh mengimani sebagian dan menolak sebagiannya. Namun dalam kehidupan akhir-akhir ini, ada orang-orang yang dengan entengnya mengatakan sesuatu yang isinya menolak sebagian ayat Al-Qur’an atau pun As-Sunnah. Bahkan kadang penolaknnya itu total.

Tidak jarang kita dengar, ada orang yang membuat-ibarat-ibarat mengenai agama. Lalu dikatakan, agama itu hanya jalan yang kita lewati untuk menuju suatu tujuan, maka kita boleh lewat mana saja. Mau lewat jalur selatan, jalur utara atau lainnya, boleh-boleh saja. Yang penting tujuannya sama, nantinya akan sampai juga.

Pengibaratan yang sudah sering terdengar itu kemudian oleh seseorang sutradara terkenal yang kini tampak dihujat Ummat Islam karena ketahuan liberalnya. Ungkapan pengibaratan agama dengan jalan tersebut kemudian dia ilmiyah-ilmiyahkan. Lalu dia katakan: Sebenarnya, menurut saya, agama adalah medium sebagaimana kalau saya mau makan yang saya makan itu bukan piringnya, tapi vitamin yang ada di dalam makanannya.

Piring itu mau pakai porselen, pakai plastik atau pakai daun pisang, itu adalah medium. Nah, buat saya agama hanyalah medium.

Astaghfirullahal ‘adhiem. Agama hanya diibaratkan sarana, medium, mau pakai piring atau daun pisang terserah saja. Yang penting vitamin yang ada di dalamnya.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah. Bicara agama mestinya pakai dalil yaitu ayat atau hadits yang shahih. Dan tidak boleh menyamakan sesuatu yang tidak sama. Agama tidak sama dengan piring atau daun pisang. Ketika Allah Ta’ala mengutus para rasul, dan yang terakhir Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk seluruh manusia (dan jin) itu bukan mengajarkan agar pilih agama apa saja. Tetapi Allah Ta’ala menegaskan:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. (QS Ali ‘Imran: 19).

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ [آل عمران/85]

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali’Imran: 85).

Jama’ah jum’at rahimakumullah,

Kalau semua agama itu sama, sedang mereka yang beragama Yahudi, Nasrani, dan Shabi’in itu mereka anggap cukup hanya mengamalkan agamanya, dan tidak usah mengikuti Nabi Muhammad saw, maka berarti membatalkan berlakunya sebagian ayat Allah dalam Al-Qur’an. Di antaranya ayat:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ(28).

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia.” (As-Saba’: 28).

قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا.

“Katakanlah (hai Muhammad): Hai manusia! Sesungguhnya aku utusan Allah kepada kamu semua.” (Al-A’raaf: 158).

Lebih jelas lagi, dalam hadits dinyatakan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ * . (رواه مسلم).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang dari Ummat ini yang mendengar (agama)ku, baik dia itu seorang Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka.” (Hadits shahih Riwayat Muslim bab Wujubul Iimaan birisaalati nabiyyinaa saw ilaa jamii’in naasi wa naskhul milal bimillatihi, wajibnya beriman kepada risalah nabi kita saw bagi seluruh manusia dan penghapusan agama-agama dengan agama beliau).

Jama’ah Jum’at rahimakumullah, ayat-ayat Al-Qur’an telah menegaskan bahwa yang mencari selain Islam sebagai agamanya maka tidak akan diterima agamanya itu dan di akehart termasuk orang-orang yang rugi; dijelaskan dalam hadits tersebut yaitu termasuk penghuni neraka. Bahkan selain orang Muslim maka mereka kekal di neraka jahannam. Karena Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ [البينة/6]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Qs Al-Bayyinah/98: 6).

Sebaliknya, orang yang beriman dan beramal shalih difirmankan:

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ [البينة/7] جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ [البينة/8]

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS Al-Bayyinah/ 98: 7-8).

Semoga kita mengimani benar-benar ayat-ayat tersebut, dan sama sekali tidak mau mengikuti perkataan orang-orang yang menyama-nyamakan sesuatu tanpa dalil yang shahih.

Akhir-akhir ini gencar sekali aneka pihak menyamakan antara orang laki-laki dan perempuan. Entah dengan alasan emansipasi, atau apa yang mereka sebut persamaan jender (gender). Sampai pernah ada yang membuat konter legal draf kompilasi hukum Islam yang isinya, lelaki pun dikenai ‘iddah (masa tunggu) sebagaimana perempuan (ketika cerai karena suaminya mati atau cerai ketika masih hidup). ‘Iddah bagi laki-laki Itu sangat mengada-adakan syari’at baru yang tidak diadakan oleh Allah Ta’ala. Dan Allah telah menegaskan, tidak sama antara lelaki dan perempuan.

وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى [آل عمران/36]

dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. (QS Ali ‘Imran: 36).

Dalam hukum-hukum tertentu pun tidak sama. Allah Ta’ala berfirman:

يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ [النساء/11]

Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan. (Qs An-Nisaa’/4: 11).

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Banyaknya orang yang dengan mudahnya memain-mainkan agama dengan menyama-nyamakan sesuatu tanpa dalil yang shahih, kadang menyeret sebagian orang untuk ikut-ikutan bahkan ikut meramaikan dalam memain-mainkan agama pula. Di antaranya ada yang mengatakan, karena boleh minta didoakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau masih hidup, maka boleh juga kita minta beliau doakan ketika beliau telah wafat. Ketika kita boleh minta didoakan oleh Nabi yang sudah wafat, berarti boleh juga minta didoakan oleh orang shaleh yang sudah wafat, dan seterusnya. Ungkapan ini sangat berbahaya, karena telah menyeret kepada penyamaan hal yang tidak sama. Karena orang yang masih hidup tidak sama dengan yang sudah meninggal. Telah ditegaskan oleh Allah Ta’ala,

وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ (19) وَلَا الظُّلُمَاتُ وَلَا النُّورُ (20) وَلَا الظِّلُّ وَلَا الْحَرُورُ (21) وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ [فاطر/19-22]

Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat. dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya, dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas, dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. (QS Father/ 35: 19-22).

Jama’ah Jum’at rahimakumullah, dengan penjelasan-penjelasan ayat-ayat dan hadits tersebut semoga kita terhindar dari faham-faham yang disebarkan oleh orang-orang liberal ataupun yang menambah-nambah syari’at dengan qiyas-qiyas batil dan semacamnya untuk menyamakan hal-hal yang tidak sama. Akibatnya, membantah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Kalau demikian, maka betapa jauhnya dari Islam, dan betapa ruginya.

Akhirnya, semoga kita benar-benar menjadi Ummat Islam yang mentaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah dijamin taat kepada Allah Ta’ala bila telah taat kepada beliau, tanpa mengurangi, menambahi apalagi mengingkarinya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ .

===============

Khutbah kedua:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى : { وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى }

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا لله رَب الْعَالَميْنَ.

(nahimunkar.com)

Read More......

Musik Haram Apalagi dalam Ramadhan

Soal:

Apakah musik itu haram di tengah Ramadhan?

Jawab:

Alhamdulillah.

Mendengarkan musik adalah haram, baik itu dalam Ramadhan atau selain Ramadhan, sedangkan di dalam Ramadhan maka lebih keras haramnya, dan lebih besar dosanya, karena sesungguhnya maksud dari puasa bukan sekadar mencegah dari makan dan minum (saja), tetapi maksudnya adalah mewujudkan taqwa kepada Allah Ta’ala, dan memuasakan anggota-anggota badan dan mencegahnya dari maksiat kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ) البقرة/183 .

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS Al-Baqarah: 183).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

{ لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ , الصِّيَامُ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ } رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ وَالْحَاكِمُ فِي الْمُسْتَدْرَكِ وَقَالَ : هُوَ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ

Bukanlah shiyam itu (hanya menahan) dari makan dan minum saja, (tetapi) puasa itu (juga menahan) dari lagha –perkataan dan perbuatan yang tidak berfaedah— dan rafats –perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh–. (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, dan ia berkata, ini shahih berdasarkan syarat Imam Muslim).



Sunnah yang jelas lagi shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh telah menunjukkan atas haramnya mendengarkan alat-alat musik. Al-Bukhari telah meriwayatkan secara mu’allaq (tergantung, tidak disebutkan sanadnya) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ. (رواه البخاري).



Layakunanna min ummatii aqwaamun yastahilluunal hiro wal hariiro wal khomro wal ma’aazifa.

“Sesungguhnya akan ada dari golongan ummatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan ma’azif (musik).” (Hadits Riwayat Al-Bukhari). Hadits ini telah disambungkan sanadnya oleh At-Thabrani dan Al-Baihaqi (jadi sifat mu’allaqnya sudah terkuak menjadi maushul atau muttasholus sanad, yaitu yang sanadnya tersambung atau yang tidak putus sanadnya alias pertalian riwayatnya tidak terputus). Lihat kitab as-Silsilah as-shahihah oleh Al-Albani hadis nomor 91.

Yang dimaksud dengan الْحِرَ al-hira adalah zina; sedang الْمَعَازِفَ al-ma’azif adalah alat-alat musik.

Hadits itu menunjukkan atas haramnya alat-alat musik dari dua arah:

Pertama: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam يَسْتَحِلُّونَ menghalalkan, maka itu jelas mengenai sesuatu yang disebut itu adalah haram, lalu dihalalkan oleh mereka suatu kaum.

Kedua: Alat-alat musik itu disandingkan dengan yang sudah pasti haramnya yaitu zina dan khamar (minuman keras), seandainya alat musik itu tidak diharamkan maka pasti tidak disandingkan dengan zina dan khamr itu.



Wajib atas orang mukmin untuk menggunakan sebaik-baiknya bulan Ramadhan yang diberkahi ini, menghadap kepada Tuhannya pada bulan ini, dan bertaubat kepada Allah Ta’ala, dan mencabut diri dari keharaman-keharaman yang biasa dilakukan sebelum Ramadhan, semoga Allah Ta’ala menerima puasanya, dan memperbaiki keadaannya.



Wallahu a’lam.

(Fatawa Islam, Soal dan Jawab juz 1 halaman 916, dengan bimbingan Syaikh Muhammad Shalih al-Munajid. Sumber: www.islam-qa.com).



فتاوى الإسلام سؤال وجواب – (ج 1 / ص 916)

سؤال رقم 12647- سماع الموسيقى في رمضان

هل الموسيقى حرام أثناء الصيام ؟ .

الحمد لله

سماع الموسيقى حرام ، سواء في رمضان أو غير رمضان ، وهي في رمضان أشد تحريماً ، وأعظم إثماً ، لأنه ليس المقصود من الصيام مجرد الامتناع

عن الطعام والشراب ، بل المقصود تحقيق تقوى الله تعالى ، وصوم الجوارح وامتناعها عن معصية الله .

قال الله تعالى : ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ) البقرة/183 .

وقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( ليس الصيام من الأكل والشرب ، إنما الصيام من اللغو والرفث ..) رواه الحاكم

وقال : هذا حديث صحيح على شرط مسلم اهـ

راجع سؤال ( 37989 ) .



وقد دلت السنة الصريحة الصحيحة عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ على تحريم سماع آلات الموسيقى .

روى البخاري تعليقاً أن النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال : (لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ . . .) . والحديث وصله الطبراني والبيهقي .

والمراد بـ (الحر) الزنى .

والمعازف هي آلات الموسيقى .

والحديث يدل على تحريم آلات الموسيقى من وجهين :

الأول : قوله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (يستحلون) فإنه صريح في أن الأشياء المذكورة محرمة، فيستحلها أولئك القوم .

الثاني : قرن المعازف مع المقطوع حرمته وهو الزنا والخمر ، ولو لم تكن محرمة لما قرنها معها .

انظر : السلسلة الصحيحة للألباني حديث رقم (91) .

والواجب على المؤمن أن ينتهز هذا الشهر المبارك ، ويقبل فيه على ربه ، ويتوب إلى الله تعالى ، ويقلع عن المحرمات التي اعتاد فعلها قبل

رمضان ، لعل الله تعالى أن يتقبل صيامه ، ويصلح أحواله .

والله أعلم .

الكتاب : فتاوى الإسلام سؤال وجواب

بإشراف : الشيخ محمد صالح المنجد

المصدر : www.islam-qa.com

ثم ملتقى أهل الحديث www.ahlalhdeeth.com

قام بجمعها : أبو يوسف القحطاني عفا الله عنه وعن والديه

وقام بفهرستها : أبو عمر عفا الله عنه وعن والديه.

Read More......

Haramnya Musik dan Profesi Penyanyi

Hadits Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam:

وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا…

… dan wanita-wanita yang kasiyat ‘ariyat mailat mumilat, kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan merasakan baunya surga…(HR Muslim) itu menurut sebagian ahli ilmu, maksudnya adalah wanita-wanita penyanyi/ al-mughonniyyaat. (Ashbahani, Dalailun Nubuwwah, juz 1 hlm 224).

Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, khathib Masjid Nabawi Madinah menulis satu buku berjudul Pengumuman bahwa musik dan nyanyian itu haram (al-I’laam bi annal ‘azfa wal ghina’a haroom).

Allah menyatakan kepada Iblis musuh seluruh manusia:

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan suaramu…(QS Al-Israa’: 64).

Mujahid, seorang Imam Tafsir menyatakan, dari Ibnu Abbas ra dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan “suaramu” (suara syaitan) adalah lagu, musik, dan senda gurau. Sementara itu Ad-Dhahhak menjelasakannya serupa: Suara syaitan yang dimaksud dalam ayat ini adalah suara musik. (Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Haramkah Musik dan Lagu, terjemahan Awfal ‘Ahdi, Wala’ Press, cetakan pertama, 1996, hlm 15).

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ(6)

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS Luqman: 6).

Mujahid mengatakan, “perkataan yang tidak berguna” (lahwal hadits) adalah mendengarkan lagu/ nyanyian dan kebatilan yang serupa”. Abdullah bin Mas’ud menyatakan, “Demi Allah yang tiada Ilah kecuali Dia, sesungguhnya lahwal hadits itu maksudnya adalah lagu-lagu/ nyanyian. (Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Haramkah Musik dan Lagu, terjemahan Awfal ‘Ahdi, Wala’ Press, cetakan pertama, 1996, hlm 16).

أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ(59)

Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?

وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ(60)

Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?

وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ(61)

Sedang kamu melengahkan (nya) (dengan bernyanyi-nyanyi)? (QS An-Najm/ 53: 59, 60, 61).

Riwayat dari Ibnu Abbas, Ikrimah berkata, As-sumud menurut bahasa Himyar (salah satu kabilah dari bangsa Arab) adalah lagu. Jika dikatakan, usmudi lana ya fulanah, artinya: Nyanyikanlah untuk kami wahai Fulanah. Dalam menafsiri ayat di atas, Ikrimah berkata, “apabila mereka (orang-orang kafir) mendengar Al-Qur’an (dibacakan), mereka bernyanyi-nyanyi dengan lagu-lagu untuk menghalangi manusia dari mendengarkan Al-Qur’an itu. Maka diturunkanlah ayat di atas.” Karenanya, para ulama salafus shalih (generasi pertama yang shalih) menyebut (nyanyian itu) dengan istilah Qur’annya syaithan, karena lagu-lagu itu digunakan syaitan untuk menentang dan menandingi Al-Qur’an serta menghalangi orang dari mengingat Allah dan mengingat Al-Qur’an. Apakah celaan Allah terhadap kelakuan mereka yang menertawakan dan bernyanyi-nyanyi itu menunjukkan bahwa lagu tidak haram?

Ketiga ayat Al-Qur’an yang telah disebutkan di atas oleh para Imam tafsir, di antaranya Imam Al-Qurthubi, dikomentari dengan suatu keputusan: “Sesungguhnya ayat-ayat tersebut menunjukkan haramnya lagu/ nyanyian.” (Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Haramkah Musik dan Lagu, terjemahan Awfal ‘Ahdi, Wala’ Press, cetakan pertama, 1996, hlm 18)

Allah SWT berfirman:

فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا(32)

Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (QS Al-Ahzaab: 32).

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu…(QS Al-Ahzaab: 33)

Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi berkomentar: Oleh karena itu sangat aneh, jika suara lembut dari wanita yang sedang berbicara dengan lelaki lain diharamkan, tetapi nyanyian-nyanyiannya dengan kata-kata kotor dan manja yang ditujukan kepada siapa saja itu tidak diharamkan! Semestinya kaum zhahiri (yang memahami ayat dan hadits hanya secara dhahirnya teks belaka, pen) serta para pecandu lagu dan musik dapat menerima jika dikatakan: tergeraknya syahwat melalui suara-suara para penyanyi wanita dan lelaki itu lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan melalui suara gelang kaki, karena ucapan dan ungkapan (nyanyian) itu disertai irama dan musik. (Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Haramkah Musik dan Lagu, terjemahan Awfal ‘Ahdi, Wala’ Press, cetakan pertama, 1996, hlm 37).

Read More......

Rawan Zina-Tangan di Kendaraan Umum

DPRD DKI Usul Penumpang Perempuan Dipisah dari Pria

Zina tangan dan sebagainya sangat rawan di kendaraan umum yang berjejal penumpangnya, campur aduk lelaki dan perempuan. Padahal Allah Ta’ala telah melarang manusia, jangan sampai mendekati zina.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا [الإسراء/32]

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-Israa’/ 17: 32).

Mendekati zina saja tidak boleh, apalagi melakukannya. Sedangkan zina tangan itu jelas sudah disebut zina, bukan sekadar mendekati. Bahkan anggota-anggota badan pun berpotensi zina, hingga ada zina mata, zina tangan, sampai zina hati pun ada.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكُلِّ بَنِي آدَمَ حَظٌّ مِنْ الزِّنَا فَالْعَيْنَانِ تَزْنِيَانِ وَزِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالْيَدَانِ تَزْنِيَانِ وَزِنَاهُمَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلَانِ يَزْنِيَانِ وَزِنَاهُمَا الْمَشْيُ وَالْفَمُ يَزْنِي وَزِنَاهُ الْقُبَلُ وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ (رواه أحمد, تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط مسلم )

Dari Abu Hurairah, dia berkata; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Bersabda: “Setiap anak cucu Adam telah tertulis bagiannya dari zina, maka kedua mata berbuat zina dan zina mata adalah melihat, kedua tangan berzina dan zina kedua tangan adalah memegang, kedua kaki berzina dan zina kedua kaki adalah melangkah, mulut berzina dan zina mulut adalah mengucapkan, hati berharap dan berangan-angan, adapun kemaluan ia yang membenarkan atau mendustakannya.” ((HR Ahmad – 8170, komentar Syaikh Syu’aib Al-Arnauth, sanadnya shahih atas syarat Muslim).

Dari segi keamanan bagi perempuan pun dalam kendaraan umum yang berjejal penumpangnya campur aduk lelaki dan perempuan itu sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu ada usulan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta untuk memisah penumpang perempuan dari tempat lelaki dalam kendaraan umum.

Inilah beritanya:

DPRD DKI Usul Penumpang Perempuan & Pria Dipisah

Pencabulan di TransJ

Anwar Khumaini – detikNews

Senin, 07/06/2010 07:20 WIB

Jakarta – Pencabulan di Bus TransJakarta terjadi. Korbannya perempuan yang dijadikan obyek pelecehan seksual. Untuk mencegahnya diperlukan tindakan preventif. Salah satunya dengan memisahkan penumpang pria dan perempuan.

“Pemisahan itu tidak perlu dalam bus yang berbeda. Tetapi dalam bus yang sama, misalnya perempuan di depan dan pria di belakang,” kata Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana saat dihubungi detikcom, Senin (7/6/2010).

Dia menjelaskan, kenapa tidak dengan bus yang berbeda, karena bisa saja ada pasangan yang ingin naik bus bersamaan, rombongan teman kantor, atau lainnya.

“Upaya ini bisa meminimalisir tindakan tidak benar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” jelas pria yang akrab disapa Bang Sani ini.

Tindakan lainnya, yakni dengan penegakan hukum. Siapa yang kedapatan melakukan perbuatan pelecehan itu, harus diberi sanksi yang tegas.

“UU pornoaksi kan sudah ditetapkan itu bisa digunakan. Selain itu juga mereka yang menjadi korban, harus berani melaporkan ke aparat keamanan. Juga pihak security harus benar-benar siap dalam setiap kendaraan,” tegas politisi PKS ini.

Selain itu dia mengimbau agar dalam jam-jam sibuk, armada bus TransJ ditambah. “Ini untuk menghindari kepadatan dan berdesak-desakan,” tutupnya.

(ndr/did)

Sumber: detikNews

Peringatan keras dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma berkata; dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah setelahku yang lebih dahsyat bagi kaum laki-laki melebihi fitnah wanita.” (Muttafaq ‘alaih).

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ بَشَّارٍ لِيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ

Dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya dunia itu manis. Dan sesungguhnya Allah telah menguasakannya kepadamu sekalian. Kemudian Allah menunggu (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan (di dunia itu). Karena itu takutilah dunia dan takutilah wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Isarail adalah wanita.” Sedangkan di dalam Hadits Ibnu Basyar menggunakan kalimat; ‘liyandhur kaifa ta’malun.’ (Agar Allah melihat (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan (di dunia itu).’ (HR Muslim – 4925)

عَنْ مَعْقِلَ بن يَسَارٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ” (أخرجه الطبرانى (20/212 ، رقم 487) . قال الهيثمى (4/326) : رجاله رجال الصحيح .)

Sungguh apabila ditusuk di kepala salah satu kalian dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada ia menyentuh perempuan yang tidak halal baginya. (Hadits Riwayat At-Thabrani dari Ma’qil bin Yasar, kata al-Haitsami rijalnya shahih). (nahimunkar.com).

Read More......

Konser Musik, Zina, dan Kerusuhan

MEMANG belum ada penelitian yang membuktikan adanya korelasi positif antara pagelaran musik dengan zina, perilaku seks bebas di luar nikah. Namun begitu, sebuah konser musik yang bertajuk MTV Staying Alive, nampaknya mulai mengkampanyekan kepada publik bahwa dua hal itu berkaitan.

Caranya, penyelenggara menawarkan tiga alternatif bagi calon penonton untuk mendapatkan tiket masuk, yakni membeli majalah Teens, koran Sindo (Seputar Indonesia), atau dua pak kondom seharga Rp 10 ribu (khusus untuk penonton berusia 18 tahun ke atas). Alternatif ketiga, diprotes sebagian penonton. Di antara mereka ada yang berkomentar, “Ini sih secara tidak langsung mengajari kita untuk bergaul bebas.”

Tetapi, menurut Yasmine (Head of Media Relation Global TV), membeli kondom bukan merupakan suatu keharusan, hanya sebagai pelengkap dalam rangka memberikan sex education (pendidikan seks), khususnya dalam upaya mensosialisasikan cara menanggulangi HIV/AIDS dengan menggunakan kondom. “Daripada mereka kena, mending pake kondom.” Begitu alasan Yasmine.



Bila cara-cara kampanye seperti itu terus-menerus dilakukan setiap tahun, tidak terlalu lama lagi publik akan terbiasa dan mengerti, bahwa konser musik berkaitan dengan seks bebas. Dan kampanye yang mengkaitkan konser musik dengan ‘anjuran’ seks bebas, lima tahun lagi akan menunjukkan keberhasilannya. Setidaknya, tidak ada lagi protes terhadap ‘keharusan’ membeli kondom sebagai salah satu upaya mendapatkan tiket masuk.



Bagi aktivis HIV-AIDS, mensosialisasikan kondom sebagai pencegah terjangkitinya virus mematikan tersebut, adalah merupakan upaya edukasi dalam rangka menekan jumlah penderita HIV-AIDS. Ada yang lebih progresif lagi, yaitu membagi-bagikan kondom secara gratis, bahkan membagi-bagikan jarum suntik secara gratis. (lihat tulisan berjudul Pembunuhan Massal Melalui Kondomisasi, nahimunkar.com, December 16, 2008 11:49 pm)



Di dalam dunia propaganda, ada satu strategi yang mirip-mirip dengan strategi para ahli pembuat obat. Serbuk obat yang terasa pahit, dibungkus kapsul yang tawar, sehingga ketika berada di mulut, lidah tidak dapat merasakan rasa pahit serbuk obat tadi. Akibatnya, obat dengan mudah ditelan tanpa penolakan. Bila sudah masuk ke dalam perut, semua rasa tidak lagi terasa.



Konser musik dan ‘anjuran’ membeli kondom, atau kondomisasi (termasuk bagi-bagi kondom secara gratis), nampaknya menempuh cara-cara di atas. Pada tahap awal, ada sejumlah publik yang menolak ‘keharusan’ membeli kondom, namun karena dibungkus dengan sesuatu yang ‘menghibur’ maka ‘keharusan’ itu menjadi tidak terasa lagi. Di balik ‘keharusan’ membeli kondom tadi, kelak akan diterjemahkan menjadi ‘keharusan’ memanfaatkan kondom untuk melakukan kegiatan seks. Bagi remaja dan pemuda yang belum menikah, maka ‘keharusan’ melakukan kegiatan seks tadi akan diterjemahkan menjadi seks bebas dengan teman atau pelacur. Bagi yang tidak bisa menempuh kedua cara tadi, maka ‘anjuran’ tadi akan ditempuh dengan jalan paksaan alias perkosaan.



Konser musik bermuatan ‘anjuran’ seks bebas merupakan salah satu tahapan dari upaya serupa yang telah lebih dulu berhasil, yaitu ‘anjuran’ melalui film, sinetron, kemudian dipercepat lagi dengan begitu mudahnya memperoleh film-film porno dengan harga murah, mudahnya memperoleh gambar-gambar porno melalui berbagai tabloid dan majalah porno yang marak sejak era kepemimpinan Gus Dur. Apalagi ditunjang dengan teknologi internet yang kian canggih, sehingga gambar-gambar porno bahkan video porno bisa diunduh (download) secara gratis dalam tempo relatif singkat.



Teknologi internet yang kian maju, memungkin tumbuhnya warung internet (warnet) sampai ke kota kecil sekalipun. Keberadaan warnet yang kian menjamur tanpa dibarengi dengan regulasi yang ketat, khususnya regulasi tentang pornografi, membuat warnet yang berorientasi keuntungan mengabaikan aspek moral. Supaya untung, maka pengunjung harus banyak. Supaya pengunjungnya banyak, salah satu ‘menu’ yang ditawarkan adalah kemudahan mengakses situs-situs yang menjajakan pornografi.



Contoh kasus, terjadi di Sidoardjo. Seorang pemuda berusia 18 tahun asal desa Brebek, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, memperkosa seorang gadis belia berusia 16 tahun. Kepada polisi, pemuda itu mengaku nekat melakukan perkosaan karena sering ke warnet melihat adegan porno. “Karena terlalu sering, akhirnya aku pengen mencoba,” katanya sebagaimana dikutip harian surya edisi 20 Desember 2008 (http://www.surya.co.id).



Film, Teve (sinetron), kemudian konser musik dengan ‘keharusan’ membeli kondom, disadari atau tidak telah menjadi media bottom line yang efektif di dalam mengkampanyekan ‘anjuran’ seks bebas.



Di tahun 2005, sebuah perusahaan kondom melakukan survey di hampir semua kota besar di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Hasilnya, sekitar 40-45% remaja berusia antar 14-24 tahun menyatakan, mereka telah berhubungan seks bebas di luar pernikahan. (http://aids-ina.org/modules.php?name=AvantGo&file=print&sid=222)



Di Bandung, sebagaimana diberitakan Tribun Jabar edisi 15 Agustus 2008, terdapat sekitar 56% remaja Kota Bandung dengan kisaran usia 15-24 tahun sudah pernah berhubungan seks bebas di luar nikah, dengan pacar, teman, dan pelacur. Data tersebut ditemukan melalui survey yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan 25 Messenger Jabar, selama Juni 2008 lalu.



Menurut Kristian Widya Wicaksono, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan 25 Messenger Jabar, survei melibatkan rata-rata 100 responden remaja usia 15-24 tahun yang ada di setiap kecamatan di Kota Bandung. Menurut Kristian pula, perilaku remaja yang mengadopsi seks bebas seperti itu paling banyak dipengaruhi oleh tontonan film porno, termasuk dari internet dan melalui telepon seluler. (http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=17458&kategori=22)



63 persen remaja di 33 provinsi Indonesia berzina

Hidayatullah.com edisi 20 Desember 2008 menurunkan berita tentang hasil survey yang dilakukan sebuah lembaga, sebagaimana disampaikan oleh M Masri Muadz Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN), saat Peluncuran SMS Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja pada hari Jum’at tanggal 19 Desember 2008, di Serang, Banten, Jawa Barat.



Hasil survey yang dilaksanakan tahun 2008 itu mengungkapkan data, sebanyak 63% remaja mengaku sudah melakukan hubungan seks bebas sebelum nikah. Responden survey meliputi remaja SMP dan SMA di 33 provinsi di Indonesia. Data ini menunjukkan adanya kenaikan dibandingkan dengan survei sebelumnya (2005).



Di Indonesia sampai saat ini belum ditemukan hasil survey yang mengungkap adanya korelasi antara kebiasaan menonton teve dengan perilaku seks bebas dan kehamilan tidak diinginkan, khususnya di kalangan usia remaja. Adanya korelasi anatara seks bebas dengan kebiasaan menyaksikan video porno, di Indonesia, selama ini ditemukan hanya dalam berbagai berita kriminal.



Di AS, penelitian yang mengungkapkan adanya korelasi antara kebiasaan menonton teve, khususnya program teve yang bermuatan seks, mempengaruhi perilaku remaja di sana di dalam mempraktekkan seks bebas, yang berujung kepada meningkatnya angka kehamilan remaja, dan kehamilan itu merupakan kehamilan tidak diinginkan karena terjadi di luar pernikahan.



AS merupakan negara tertinggi penghasil kehamilan di usia remaja. Padahal, sejak 1991, angka kehamilan remaja di AS sudah kian turun, namun tetap saja tertinggi di antara negara-negara industri lainnya, yaitu mendekati satu juta orang remaja dengan rentang usia 15-19 tahun. (http://www.rand.org/pubs/research_briefs/RB9398/)



Faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap terjadinya kehamilan remaja lumayan beragam dan kompleks. Namun, salah satu faktor yang sejauh ini belum diteliti secara mendalam adalah muatan seksual di televisi. Oleh karena itulah RAND melakukan studi tentang itu. Hasilnya, para remaja yang banyak menoton tayangan teve bermuatan seks mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami kehamilan di usia remaja. Kehamilan itu tentunya disebabkan oleh aktivitas seks bebas, yang didorong oleh keinginan mempraktekkan apa-apa yang selama ini ditontonnya di televisi.



Dari penelitian RAND tadi, terbukti bahwa tayangan teve bermuatan seks jika ditonton berulang-ulang akan mempengaruhi perilaku remaja putra dan putri, yang pada gilirannya memberikan kontribusi meningkatnya kehamilan di usia remaja, meningkatnya budaya seks bebas, meningkatnya pengidap HIV-AIDS, dan sebagainya.



Setelah media teve berhasil ‘menganjurkan’ seks bebas, maka ‘anjuran’ serupa sedang digarap secara intensif melalui berbagai konser musik sebagaimana diprogramkan melalui MTV Staying Alive, dengan kedok mensosialisasikan upaya-upaya positif di dalam menangkal perkembangan bahaya terinfeksi virus HIV-AIDS.



MTV Staying Alive pertama kali diluncurkan tahun 1998, di Amerika Serikat. Dengan tujuan mengkampanyekan pencegahan HIV-AIDS melalui pemberdayaan para pemuda agar mampu menjaga dirinya dari kemungkinan terinfeksi virus HIV-AIDS.



Di Indonesia, MTV Staying Alive sudah berlangsung sejak 2004. Konser musik ini selalu diselenggarakan bertepatan dengan hari peringatan AIDS se dunia. Di tahun 2008 ini, MTV Staying Alive berlangsung pada 14 Desember 2008, di Lapangan D Senayan Jakarta. Temanya, Play The Music…Sound The Message. Tujuannya, menyampaikan pesan simpati, harapan, solidaritas, dan pengertian tentang HIV dan AIDS di Indonesia.



Di Indonesia, MTV Staying Alive digarap bersama dengan Global TV. Oleh karena itu tak heran acara tersebut ditayangkan secara langsung oleh Global TV sejak jam 19:00 wib. Program musik yang berlangsung selama 12 jam nonstop ini, berakhir sekitar jam 22:00 wib. Sponsor MTV Staying Alive sejak awal adalah produsen kondom Sutra dan Fiesta.



Konser musik, kerusuhan, perzinaan, dan pemurtadan

Keterkaitan antara konser musik dengan seks bebas, kini tengah digarap dengan intensif. Sedangkan keterkaitan konser musik dengan kerusuhan, sudah sering terjadi. Di penghujung 2008 saja, beberapa konser musik menghasilkan kerusuhan yang mengganggu. Konser Dewa 19 yang berlangsung 16 Desember 2008, di Lapangan Benteng, Medan, menghasilkan kericuhan: sesama penonton yang berkelompok terlibat saling lempar batu dan lumpur.



Menurut laporan Pos Kota edisi 17 Desember 2008, konser itu memanas saat ribuan penonton terlibat aksi senggol ketika mengungkapkan ekspresinya. Kebetulan lokasi lapangan becek. Kerusuhan meluas. Tidak hanya lumpur, puluhan batu beterbangan mengenai beberapa penonton.



Sebulan sebelumnya, konser ST12 yang berlangsung Selasa, 18 November 2008 di Banjarmasin, juga rusuh bahkan terjadi penusukan terhadap salah seorang penonton. Sempat ada aksi lempar botol minuman. Tiba-tiba saja ada penonton yang ditusuk. Namun karena penerangan kurang, tidak diketahui siapa pelakunya. Penonton sebanyak 3000 lebih tak bisa dikendalikan.



Konser musik tidak saja menghasilkan kerusuhan dan penusukan, tetapi juga menghasilkan korban jiwa. Misalnya pada konser musik yang berlangsung Sabtu malam tanggal 9 Februari 2008 lalu, di Bandung, menyebabkan 10 orang tewas. Konser grup band Beside yang berlangsung di Gedung Asia Afrika Cultural Center, Bandung, Jawa Barat itu, mulai tidak terkendali sekitar pukul 20.00 wib. Ketika itu, ratusan orang berupaya memasuki gedung pertunjukan. Mereka berhadapan dengan sekitar 400 penonton yang sudah berada di dalam gedung. Suasana menjadi tidak terkendali sehingga saling injak terjadi. Menurut aparat kepolisian, ditemukan fakta adanya pembagian minuman keras kepada sejumlah penonton sebelum memasuki arena konser, dan hal itu diduga menjadi pemicu kerusuhan.



Konser musik dapat membuat sejumlah orang menjadi brutal. Meski, konser itu dilaksanakan di kalangan mahasiswa. Bahkan meski konser itu diselenggarakan di kampus berlabel Islam sekalipun, sikap brutal tetap saja terjadi.



Contohnya, pada konser GIGI di tahun 2004 yang berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, berakhir menyedihkan: dua orang tewas dan lebih dari 50 orang luka-luka akibat ambruknya atap gedung Student Center.



Konser band GIGI merupakan salah satu rangkaian acara malam inagurasi mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahad 18 Desember 2004. Konser GIGI berlangsung mulai pukul 22:30 wib. Sedangan siang harinya, sejak pukul 13:00 wib berlangsung festival band dan seremonial berupa pidato dari ketua panitia program pengenalan almamater UIN Jakarta.



Jatuhnya korban tewas pada konser di UIN itu tentu membuat kita bersedih. Namun jauh lebih menyedihkan, perguruan tinggi berlabel Islam, menyelenggaraan konser musik sebagai isi dari acara malam inagurasi mahasiswa barunya. Padahal, konser seperti itu merupakan sebuah acara yang tidak Islami. Boleh jadi, konser musik selain menjadi media bottom line untuk ‘menganjurkan’ seks bebas, juga menjadi media yang sama untuk ‘menganjurkan’ pemurtadan. Jangan-jangan suatu saat nanti, mahasiswa UIN bikin konser musik nonstop 12 jam sebagaimana MTV Staying Alive, dan salah satu cara memperoleh tiket dengan membeli dua pak kondom seharga Rp 10.000 merek sutra dan fiesta. Sehingga, konser itu menjadi media bottom line yang komprehensif ‘menganjurkan’ seks bebas sekaligus pemurtadan. (haji/tede)

Read More......

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP