..::::::..

cendikiawan jahat

Di tengah zaman yang telah hancur seperti ini ada baiknya kita mempersiapkan diri agar tidak ikut-ikutan hancur dengan cara membentengi diri dari virus-virus yang membahayakan iman kita.

Membahas dan mendalami bidang aqidah adalah sesuatu yang amat urgen jika sesorang mengaku beragama, karena dengan landasan aqidah ini semua amalan-amalan kita berdiri di atasnya, aqidah sebagai pondasi untuk amalan-amalaan berikutnya.

Kebersihan aqidah adalah sesuatu yang asasi dalam menjalankan agama ini, tanpa aqidah yang bersih maka yang dikhawatirkan amalannya akan ikut terkontaminasi sehingga amalan itu bagaikan debu yang diterbangkan.

saking urgennya permasalahan aqidah ini sampai Nabi Muhammad saw berdakwah di Mekkah selama 13 tahun hanya untuk menanamkan aqidah pada umatnya, ini terbukti dari ayat-ayat alquran yang turun pada masa itu belum ada yang berbicara perkara-perkara hukum dan semisalnya. Dan itulah salah satu hikmah mengapa alquran itu diturunkan secara berangsur-angsur.

Munculnya pendapat-pendapat yang sesat dan menyesatkan menunjukkan bahwa masyarakat kita ini sedang sakit aqidahnya, kenapa bisa? Karena adanya cendikiawan-cendikiawan yang jahat serta munculnya ulama-ulama suu’ (buruk).

Olehnya, ada sebuah ungkapan yang begitu masyhur, jika ahli agama kalian rusak maka waspadailah agama kalian.

Dengan muncul serta bertebarannya cendikiawan semacam ini semakin menambah kebingungan serta kesesatan yang bergulir. Pasalnya pada saat ini sebuah kesesatan telah diperjuangkan dan sangat terorganisir dengan tujuan untuk menjauhkan umat dari sumber agamanya dengan cara menanamkan keragua-raguan dalam beragama.

Jika umat sudah ragu-ragu dengan agamanya sendiri maka muncullah sikap masa bodoh dan enggan untuk menjalankan apalagi untuk memperjuangkan agama ini.

Dari sisi pemikiran inilah iblis mendapatkan celah, karenanya cendikiawan seperti ini telah terjangkiti mental iblis. Dalam kitab suci al-Qur'an dinyatakan bahwa Iblis dikutuk dan dihalau karena menolak perintah Tuhan untuk bersujud kepada Adam. Iblis tidaklah atheis atau agnostik. Iblis tidak mengingkari adanya Tuhan.

Iblis tidak meragukan wujud maupun ketunggalan-Nya. Iblis bukan tidak kenal Tuhan. Ia tahu dan percaya seratus persen. Tetapi, meskipun ia tahu kebenaran, ia disebut 'kafir', karena mengingkari dan menolak kebenaran.

Kesalahan Iblis bukan karena ia tak tahu atau tak berilmu. Kesalahannya karena ia membangkang. (QS 2:34, 15:31, 20:116); ia sombong dan menganggap dirinya hebat (QS 2:34, 38:73, 38:75). Iblis juga melawan perintah Tuhan.

Allah berfirman: “Dia adalah dari golongan jin, maka ia durhaka terhadap perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain kepada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang
yang zalim” (QS 18:50).

Dalam hal ini, Iblis tidak sendirian. Sudah banyak orang yang berhasil direkrut sebagai staf dan
kroninya, berpikiran dan berprilaku seperti yang dicontohkannya. Iblis adalah 'prototype' intelektual
'keblinger'.

Sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur'an, sejurus setelah ia divonis, Iblis mohon agar ajalnya
ditangguhkan. Dikabulkan dan dibebaskan untuk sementara waktu, ia pun bersumpah untuk menyeret orang lain ke jalannya, dengan segala cara.

"Hasutlah siapa saja yang kau bisa dari kalangan mereka dengan seruanmu. Kerahkan seluruh pasukanmu, kavalri maupun infantri. Menyusuplah dalam urusan keuangan dan keluarga mereka. Janjikan mereka [kenikmatan dan keselamatan]!" Demikian difirmankan kepada Iblis (QS 17:64).

Maka Iblis pun bertekad: "Sungguh akan kuhalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Akan kudatangi mereka dari arah depan dan belakang, dari sebelah kanan dan kiri mereka!" (QS 7:16-17).

Maksudnya, menurut Ibnu Abbas ra, Iblis bertekad untuk menyesatkan orang dengan menebar keraguan, membuat orang ragu dan lupa pada akhirat, alergi dan anti terhadap kebaikan dan kebenaran, gandrung dan tergila-gila pada dunia, hobi dan cuek berbuat dosa, ragu dan bingung soal agama (Lihat: Ibn Katsir, Tafsir al-Qur'an al-'Azim, cetakan Beirut, al-Maktabah al-Asriyyah, 1995, vol. 2, hlm. 190).

ciri-ciri cendekiawan bermental Iblis.

Pertama, selalu membangkang dan membantah (6:121). Meskipun ia kenal, tahu dan faham, namun tidak akan pernah mau menerima kebenaran. Seperti ingkarnya Fir'aun berikut hulu-balangnya. Maka selalu dicarinya argumen untuk menyanggah dan menolak kebenaran demi mempertahankan opininya.

Sebab, yang penting baginya bukan kebenaran, akan tetapi pembenaran. Jadi, bukan karena ia tak tahu mana yang benar, tetapi karena ia memang tidak mau mengikuti dan tunduk pada kebenaran itu.

Kedua, cendekiawan bemental Iblis itu “bermuka dua”, menggunakan standar ganda (QS 2:14). Mereka menganggap orang beriman itu bodoh, padahal merekalah yang bodoh dan dungu (sufaha').

Intelektual semacam inilah yang diancam Allah dalam al-Qur'an : "Akan Aku palingkan mereka yang arogan tanpa kebenaran itu dari ayat-ayat-Ku. Sehingga, meskipun menyaksikan setiap ayat, tetap saja mereka tidak akan mempercayainya. Dan kalaupun melihat jalan kebenaran, mereka tidak akan mau menempuhnya. Namun jika melihat jalan kesesatan, mereka justru menelusurinya" (QS 7:146).

Ketiga, ialah mengaburkan dan menyembunyikan kebenaran (talbis wa kitman al-haqq). Cendekiawan seperti ini bukan tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Namun ia sengaja memutarbalikkan data dan fakta.

Yang batil dipoles dan dikemas sedemikian rupa sehingga nampak seolah-olah haq. Sebaliknya, yang haq digunting dan di'preteli' sehingga kelihatan seperti batil. Ataupun dicampur-aduk dua-duanya sehingga tidak jelas lagi beda antara yang benar dan yang salah.

Strategi semacam ini memang sangat efektif untuk membuat orang lain bingung dan terkecoh.

Al-Qur'an pun telah mensinyalir: "Memang ada manusia-manusia yang kesukaannya berargumentasi, menghujat Allah tanpa ilmu, dan menjadi pengikut setan yang durhaka. Telah ditetapkan atasnya, bahwa siapa saja yang menjadikannya sebagai kawan, maka akan disesatkan olehnya dan dibimbingnya ke neraka" (QS 22:3-4).

Pada zaman ini pun sudah bermunculan banyak sekali doktor serta professor dalam bidang agama yang kerjanya justru merusak agama. Buktinya sangat banyak, yaitu ketika mereka menyumbangkan kerja keras pikiran mereka untuk mendukung keburukan serta kejahatan, misal, ketika terbit sebuah jurnal dari UIN semarang dengan judul “indahnya kawin sesama jenis”, novel dari UIN jogja yang berjudul “tuhan, ijinkan aku menjadi pelacur”, dan masih banyak lagi.

contoh faham iblis lain yang sempat mencuat dan heboh adalah perkataan seorang pakar bahwa alquran ini sakral dan suci karena itu adalah kalam tuhan sedangkan segala penafsiran terhadap alquran itu tidak sakral dan bisa ditolak karena itu adalah perkataan manusia yang bisa saja salah. Perkataan semacam ini sangat tidak logis.

Jika demikian halnya buat apa alquran itu diturunkan kalau tidak bisa dipahami apalagi diyakini kebenaran pesannya, dan jika memang demikian kapan kita yakin dengan pesan-pesan alquran jika kita meragukan penafsiran para ulama yang telah teruji kualitas serta kebenarannya oleh zaman.

Yang lebih parah adanya anggapan seseorang bahwa semua agama yang ada itu sama semua, hanya jalannya saja yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu surga. Pendapat ini terlalu naïf dan sangat dipaksa-paksakan, pasalnya jika demikian halnya buat apa ada banyak agama jika semuanya sama, perbedaan agama-agama di muka bumi sebagai bukti yang sangat kuat bahwa memang semua agama ini berbeda pada pokoknya. definisi tuhan yang diyakini oleh salah satu agama jelas sangat berbeda dengan definisi tuhan yang diyakini oleh agama yang lain. Demikian pula definisi tentang surga pada masing-masing agama, sebagai contohnnya bahwa cara memasuki surganya orang islam hanya lewat jalan ajaran islam. Bukan dengan jalan agama lain.

Oleh karena itu manusia diciptakan oleh Allah dengan fitrah untuk dapat memahami kebenaran serta bersepakat atasnya. Warna putih jika dilihat oleh manusia, maka tidak akan ada orang yang mengatakannya hitam, jika ada yang mengatakannya hitam, yakinlah bahwa dia itu orang gila atau buta warna!



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP