..::::::..

Jati diri pemuda islam yang telah hilang!

“berikan aku 10 pemuda, akan kugoncang dunia”, itulah perkataan soekarno, presiden pertama negeri ini, kata-kata itu tidaklah salah dan bukanlah suatu angan-angan belaka yang tak bertujuan, itu telah nyata dan telah terbukti, terpampang jelas pada tinta emas sejarah islam yang dibangun oleh pemuda-pemuda kaum muslimin. Berbeda dengan pemuda islam zaman sekarang, sangat jauh berbeda. Yang disuguhkan begitu banyak sampah-sampah dunia oleh orang-orang yang benci terhadap islam. Setiap detik yang dilalui pemuda kita hari ini jauh dengan detik-detik yang dilalui pemuda-pemuda islam di zaman keemasannya.

Mereka menghabiskan detik-detik mereka untuk mencintai Allah Azza wajalla, mereka menghabiskan detik-detik mereka untuk mencintai Rasul mereka, mencintai Al Quran, mencintai hadits, mencintai sahabat, mencintai ulama-ulama dan sangat mencintai ilmu syariat. Bedanya dengan pemuda kita sekarang, nama-nama mereka sangat islami, namun akhlaqnya sangat jauh dari perilaku seorang yang beriman kepada Allah Azza wajalla, pemuda kita pada saat ini pada setiap detiknya mereka mengkonsumsi syahwat, mulai dari hubungan di luar nikah, nonton video porno, , merokok, memakai jeans, anting-anting, main music, dengar music, dan masih banyak lagi, hati-hati mereka sudah tidak tersentuh lagi ketika mendengar Al Quran, tidak tertarik dengan hadits, apalagi untuk mempelajarinya.
Hati mereka lebih tenang ketika mendengar suara nyanyian, apalagi yang berasal dari suara wanita. Al Quran bagi mereka bukan lagi sebagai penenang hati jika mereka sedih, mereka akan mencari music, pergi merokok, mancari miinuman, bahkan ada yang pergi ke wanita penjaja seks untuk menghilangkan masalahnya, na’udzubillah min dzalik.
Coba kita tengok sekarang sejarah pemuda-pemuda yang mengisi buku-buku sejarah emas umat islam. Di sana ada yang bernama Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu ketika dia berumur 13 tahun dia menjinjitkan kakinya agar kelihatan lebih tinggi, agar dia dapat izin dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengikuti perang yang sangat besar dan taruhannya nyawa. Dengan keimanannya yang begitu kokoh dia sudah mempunyai tekad yang sangat membaja. Ingin mempertaruhkan nyawanya di medan laga yang bernama peperangan. Padahal umrnya pada saat itu masih sangat belia, yang semestinya dia belum saatnya ikut peperangan, tapi dia mempunyai iman yang menggerakkan anggota tubuhnya untuk maju di tengah-tengah barisan kaum muslimin, bandingkan dengan anak-anak kita hari ini yang sudah berumur 13 tahun , apa yang telah mereka sumbangkan untuk umat islam? Yang ada hanya main, minta uang, dan bersenang-senang.
Mari kita melihat lagi seorang yang kokoh imannya, yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, seorang pemuda, umurnya masih sangat belia untuk sebuah amal yang sangat besar. Dia bernama Usamah bin Zaid Radhiyallahu ‘anhu. Pada usianya yang ke delapan belas dia direkomendasikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjadi komandan perang melawan negara adikuasa Romawi! Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui seberapa besar cintanya kepada agamanya, seberapa besar tekadnya dalam berjihad, dan seberapa tinggi imannya kepada Allah Azza wajalla. Sehingga dengan itu ia dipilih langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan akhirnya dia memetik kemenangan yang gemilang pada peperangan tersebut. Dan sekarang kita lihat anak kita yang umurnya 18 tahun, apa yang mereka berikan untuk umat islam, yang ada justru dia bermaksiat kepada Allah Azza wajalla dan menjadi orang yang memperburuk citra islam.
Pemuda kita hari ini lebih membangga-banggakan pemian sepak bolanya dari pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, lebih mmengedepankan semua idolanya selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Padahal kita lihat pemain bola dunia hari ini bukankah mayoritasnya beragama kafir, agama yang membenci Allah Azza wajalla, Agama yang membenci Rasul kita yang mulia. Dan Idola-idola mereka dari artis bukankah orang-orang yang selalu dengan bangganya menjual aurat mereka di televise-televisi dengan rupiah. Orang-orang bersenang-senang dengan sampah dunia.
Kita ambil contoh dari piala dunia tahun 2010 ini, disana ada spanyol yang mereka bangga-banggakan, mereka rela gak tidur semalaman hanya demi untuk menyaksikan pamain kesayangan mereka membela negaranya, padahal jika kita tahu sejarah spanyaol di mata dunia islam sungguh menyedihkan dan membuat kita terperanjat. Dulu spanyol pernah dikuasai islam selama 8 abad!!! Tentara islam memasuki islam tanpa membunuh orang tua, wanita, dan anak kecil. Tapi ketika umat islam diusir dari spanyol sikapnya sangat berbalik, ketika ada ribuan umat islam yang keluar dari Negara spanyol dalam keadaan terusir, mereka semuanya diunuh di tengah perjalanan tanpa membedakan orang tua, wanita maupun anak-anak, semua dibantai. Tidak sampai di situ kekejaman bangsa spanyol pada waktu itu, ketika ditemukan anak yang dikhitan maka keluarga anak kecil itu langsung dibunuh karena mereka menganggapnya beragama islam, ketika menemukan yang memakai wangian di hari raya idul fitri maka mereka juga membunuhnya, dan setiap orang yang menampakkan syiar islam yang dilihat oleh mereka langsung dibunuhnya. Dan ini berlangsung selama 3 abad!!! Agar tak tersisa lagi seorang pun yang menjalankan syiar islam di negeri, dan memang pada hari ini terbukti, walaupun masih banyak penginggalan-peninggalan sejarahnya, seperti masjid yang dirubah menjadi gereja.
Kemudian pertanyannya sekarang, apakah Negara seperti ini yang akan kita bangga-banggakan? Yang telah menginjak-injak kehormatan wanita kaum muslimin? Yang membakar hangus semua Al quran-nya umat islam? Dan membunuh semua pelaku-pelaku agama islam???
Pemuda kita telah kehilangan jati diri mereka sebagai seorang muslim, tidak bangga ketika pakaian islam di kenakan pada tubuhnya, dan tidak merasa mulia dengan aqidah kita yang agung.
Sejak kecil kita dididik dengan pelajaran-pelajaran yang jauh dari nilai-nilai keislaman, dibiasakan dengan akhlaq-akhlaq yang buruk, pertemanan-pertemanan yang jelek, dan paergaulan bebas. Disuguhkan syahwat-syahwat dunia dari televise-televisi kita tiap detiknya, dari televise itu opini kita terbentuk, tiap hari, tiap jam dan tiap detiknya kita dididik oleh pergaulan yang serba bebas dan opini-opini televisi yang sangat menyesatkan.
Sangat disayang jika kita meniru pemuda-pemuda yang model kehidupannya seperti ini, yang tak punya tujuan hidup kecuali hanya dunia, sebaliknya marilah kita menjadi pemuda-pemuda yang mengenal dan mencintai Allah Azza wajalla, pemuda-pemuda yang mempunyai prinsip dan jati diri sebagai seorang muslim sejati yang bangga akan keislamannya.




Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP