..::::::..

Kebenaran

Betapa banyak manusia di dunia ini yang saling silang pendapat, pikiran, dan keyakinan, itu karena masing-masing pihak mempunyai kebenaran yang diyakininya yang tidak mungkin dikompromikan dengan yang lain, dan cukuplah sejarah membuktikan bahwa satu kebenaran tidak bisa disatu-padukan atau dileburkan bersama kebenaran lain.

Kenapa kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lain tidak bisa dileburkan menjadi kebenaran universal, itu dikarenakan masing-masing pihak mempunyai argumen dan alasan-alasan untuk mempertahankan kebenarannya dan menganggap yang menyelisihinya itu sebuh ketidakbenaran.
Perbedaan terjadi dimana-mana, jika di dalam suatu perkuliahan dosen meminta pendapat para mahasiswanya tentang suatu masalah yang diajukan tentu akan muncul beberapa ragam pikiran, dalam agama, di dunia ini kita melihat begitu banyak perbedaan agama-agama, tentu dari masing-masing agama-agama tersebut mempunyai perbedaan yang pokok yang membedakan satu dengan yang lainnya, dan tidak mungkin dileburkan menjadi kebenaran bersama.
Kemudian di dalam agama, kita juga temukan beragam perbedaan, sebagai contoh, marilah kita melihat agama Kristen, maka kitapun menemukan keyakinan yang berbeda-beda di dalam tubuh agama Kristen sendiri, seperti, Kristen katolik, Kristen protestan, Kristen advent, Kristen orthodox, Kristen pantekkosta, dan sebagainya. kenapa perlu banyak perbedaan seperti itu?, yang jelas masing-masing pihak mempunyai landasan dan argumen yang tidak mungkin disatu-padukan dengan landasan dan argumen pihak yang lain.
Masing-masing pihak menganggap merekalah yang benar, dan tidak mau dan enggan menerima kebenaran yang diklaim oleh pihak lain, karena mereka mempunyai argumen yang menganggap bahwa keyakinan selain mereka itu salah dan batil.
Buktinya, sampai sekarangpun agama Kristen tidak pernah bersatu, tetap saja ada katolik, protestan, advent, orthodox, dll.
Sebagai contoh, buat apa muncul Kristen protestan kalau pihak Kristen protestan tidak meyakini kesalahan katolik. Inilah yang membuat dan memunculkan perbedaan, yaitu klaim kebenaran pada satu pihak dan klaim kesalahan pada pihak yang lain.
Cahaya tidak mungkin kelihatan kalau tidak ada kegelapan, begitu pula dengan ini, bahwa kebenaran tidak mungkin ada jikalau tidak ada yang salah.
Jika menganggap bahwa kebenaran yang kita yakini tidak boleh digunakan untuk menyalahkan pihak yang berbeda maka ini sama saja dengan melecehkan dan menghina kebenaran yang kita bangun dan kita perjuangkan. Sebab buat apa kita mengklaim kebenaran kalau yang lain juga merupakan kebenaran. Ini sungguh tidak masuk akal.
Buat apa bersusah-payah membangun sebuah opini tentang sebuah kebenaran jika tidak menyalahkan pihak yang menurut kita bertentangan dengan kebenaran yang kita perjuangkan.
Tidak ada yang namanya kebenaran universal atau kebenaran yang diakui secara bersama oleh orang yang saling berbeda. Karena kebenaran itu hanya satu, sedangkan yang lain itu salah. Tentu klaim kebenaran tidak asal klaim seenak perutnya, kebenaran itu harus dibuktikan dengan argumen-argumen yang kuat. Yang dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan teks yang terbukti keotentikannya atau keasliannya. Dan tidak mudah menyalahkan kemudian mengklaim diri sendirilah yang benar, tetapi harus ditunjukkan dimana letak kesalahannya kemudian diruntuhkan dengan argumen yang dapat diterima akal sehat.
Kebenaran (haq) dan ketidak-benaran (bathil) itu sudah ada sejak adanya manusia, dan kedua ini akan terus berperang hingga kebenaranlah yang pada kahirnya yang akan menang. Haq dan bathil ini tidak akan pernah bersatu, karena jika bersatu dan dileburkan menjadi kebenaran universal maka keduanya akan cacat, yang satu telah merelakan suatu kesalahan untuk diperjuangkan dan begitu juga sebaliknya. Ini akan mencederai sebuah kebenaran yang ia perjuangkan.
Kebenaran itu seperti air laut sedangakan kebathilan itu seperti buih yang tidak ada artinya sama sekali, dan yang menang dan kekal itulah yang akan bertahan, dikarenakan ia mempunyai landasan dan argumen yang tidak akan tergoyahkan.
Jika tetap meyakini bahwa kebenaran itu harus diperjuangkan dan kebenaran pihak lain juga dibiarkan memperjuangkan klaim kebenarannya, maka untuk apa ada perbedaan agama yang begitu banyak ini, cukuplah ragam agama di dunia ini sebagai bukti bahwa tidak ada yang namanya kebenaran universal atau prularisme atau menganggap semuanya benar.
Perbedaan-perbedaan mencolok yang kita saksikan hari ini, itulah bukti hancurnya teori kebenaran universal. Yang satu mengklaim bahwa pihaknyalah yang benar karena ia punya landasan dan alasan untuk menyalahkan pihak yang lain.
Sekarang pertanyaannya, buat apa ada perjanjian lama kalau bukan untuk memberi petunjuk kepada manusia-manusia yang tersesat dari kebenaran (menurut klaim yahudi), buat apa ada bible kalau bukan untuk membatalkan konsep agama sebelumnya, yaitu yahudi, dan buat apa ada al quran kalau bukan untuk meruntuhkan argumen-argumen orang-orang yang tersesat dari jalan kebenaran.
Jika semua yang ada di dunia ini sebuah kebenaran, maka untuk apa ada misi kristenisasi, buat apa ada misi islamisasi?! Buat apa ada gereja, masjid, kuil, vihara, dan sinagog, kenapa tidak disatukan saja?!
Bukankah semuanya sama menurut orang yang mengklaim kebenaran universal.
Yang ada hanyalah kebenaran mutlak, yang meruntuhkan semua klaim-klaim kebenaran yang tidak ditopang oleh landasan yang kuat dan diterima oleh akal yang sehat. Itulah yang kita perjuangkan dan kita pertahankan. Kita harus menganggap salah yang menurut kita salah. Karena kita yakin akan kebenaran yang kita perjuangkan.
Dan orang yang menganggap bahwa kebenaran mutlak juga berada pada pihak lain, sesungguhnya dia sendiri sebenarnya tidak yakin terhadap kebenaran yang ia perjuangkan, karena ia ragu terhadap kebenarannya sendiri.
Marilah kita cek dan ricek kebenaran yang kita perjuangkan, apakah landasan kita sudah kuat, sehingga bisa menganggap yang lainnya sebuah kesalahan, maka jika kita sendiri tidak yakin dengan apa yang kita perjuangkan maka kita tidak diperbolehkan untuk menganggap yang lain salah. Karena tidak boleh berbuat dan berkata tanpa ilmu, semua harus mempunyai landasan yang kokoh sehingga tidak mudah dipatahkan oleh argumen dari pihak lain yang mengklaim sebuah kebenaran.
Pada akhirnya kebenaran sejatilah yang akan menang, dan kebenaran sejati itu hanya satu dan tidak ada duanya, semua klaim kebenaran yang hanya ditopang oleh kemampuan akal semata itu rapuh karena akal manusia itu berbeda-beda tingkatannya, oleh karena itu membutuhkan sebuah patokan kebenaran yang asli yang dapat diterima oleh semua kalangan yang memilki akal dan hati yang sehat dan jernih.
Kebenaran mutlak bukan yang diakui benar oleh manusia, tetapi apa yang diakui benar oleh pencipta manusia, pencipta pikiran manusia.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP