..::::::..

Malaysia Satu Sikap Hadapi Pengaruh Gay

 

Hidayatullah.com—Sejak mencuat adanya berita  festival Gay di Malaysia, kini, berbagai kalangan negeri tetangga ini seolah sepakat bersatu untuk menolak.
Budiman Mohd Zodi, Wakil organisasi Malaysian Association of Youth Clubs (MAYC), dalam sebuat surat yang dikirim keredaksi BeritaHarian, Malaysia, ia mempertanyakan adanya keganjilan mengapa program-program ‘kebebesan seks’ seperti itu justru dipromosikan di Malaysia, yang nota-bene berpenduduk Islam.
“Mengapakah program seperti ini dipromosikan di Malaysia? Sebuah negara yang majoritas rakyatnya beragama Islam,” ujarnya Rabu, (16/11/2011) kemarin.

Ia bahkan mengungkapkan, sudah jelas UUD di malaysia pasal 3 (1) memperuntukkan Islam adalah agama persatuan. Di pentas dunia Malaysia juga dihormati sebagai sebuah negara Islam.

Baginya, tindakan bijak pihak kepolisian mengharamkan kelompok-kelompok gay atau lesbi mengadakan acara adalah sesuatu yang harus dipuji karena dinilai teelah membuat kerisauan masyarakat.

“Jangan karena hanya sekelompok kecil yang menginginkan haknya lalu menenggelamkan hak kelompok mayoritas yang memberikan kesan kepada masyarakat, keluarga dan individu.”

Baginya, aktivitas LGBT ada sesuatu yang di luar norma masyarakat negara Malaysia.

Sementara itu, di harian yang sama, seorang pengacara Musa Awang, menuliskan bahwa kebebasan apapun tidaklah boleh melukai agama.

Menurutnya, meski di Malaysia ada undang-undang dan pasal yang menjamin kesetaraan untuk semua warga Malaysia dari segi undang-undang dan perlindungan dari diskriminasi atas dasar gender, kebebasan bersuara dan berpersatuan, namun dalam konteks perlembagaan, Islam sebagai agama persatuan harus dijadikan landasan utama.

“Kebanyakan agama di dunia melarang aktivitas seks bebas dan seks sesama jenis. Hak asasi tidak boleh melangkaui kehendak agama, karena agama yang membedakan manusia dengan binatang,” tulisnya.

Yang membedakan, menurut Musa, isu-isu hak asasi yang promosikan Barat hanya bersandarkan pada ideologi humanisme atau individualisme, sedang hak asasi menurut Islam bersandarkan kepada wahyu Allah SWT.

Jerat Hukum

Sebelum ini Politisi asal partai United Malays National Organisation (UMNO) ini menyatakan, banyak yang keliru menerjemahkan HAM. “Orang bicara tentang HAM, tapi ini bukan hak. Adalah kewajiban kita untuk menghentikannya. Selama ini, kita bertindak tapi tak ada payung hukumnya,” katanya.

Homoseksual adalah hal tabu di Malaysia. Pelaku tindak sodomi jika terbukti bersalah bisa dihukum hingga 20 tahun penjara. Dengan aturan baru nanti, setiap kegiatan yang berbau mendukung homoseksualitas bakal dilarang.

Di negara bagian Pahang, aturan ini juga bakal ditegakkan. Ulama setempat yang sangat disegani, Abdul Rahman Osman, pada harian The Star menyatakan perlunya melakukan tindakan bagi mereka yang berorientasi seksual menyimpang.

Pernyataan sikap masyarakat ini disampaikan sehubungan dengan rencana festival "Seksualitas Merdeka" yang seharusnya diluncurkan beberapa hari lalu namun pemerintah setempat keberatan karena penyelenggaraan festival kali ini menuai protes dari para politisi dan tokoh agama.

"Larangan festival ini melanggar hak dasar untuk berekspresi yang dijamin oleh hukum internasional dan konstitusi Malaysia," kata Human Rights Watch dalam surat kepada Perdana Menteri Najib Razak, dilansir BBC (09/11/2011).*

dipublikasikan ulang oleh hukmulislam.blogspot.com



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP