Bagaimana Kalau Amalnya Ditolak Seperti Ini
oleh Hartono Ahmad Jaiz
Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi larangan-laranganNya.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, pada kesempatan yang insya Allah diberkahi Allah ini marilah kita renungkan, bagaimana kalau amaliah ditolak sebagaimana yang akan diuraikan ini.
Perlu kita camkan benar-benar, bahwa di dalam Islam, yang diterima amalnya itu hanya yang beragama Islam. Bahkan orang beragama Islam alias Muslim pun ketika beramal tanpa berlandaskan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka amalnya tertolak. Apalagi yang beramal dengan memeluk agama selain Islam, maka lebih tidak diterima lagi. Marilah kita sadari, dan mari kita resapi dengan baik dalil-dalil berikut ini:
Allah Menghapus Amal Mereka
Perhitungan diterimanya amal oleh Allah Ta’ala bukanlah menurut pandangan dan pendapat manusia. Karena yang telah memberikan wahyu tentang amal yang diterima dan ditolak itu hanyalah Allah Ta’ala, sehingga yang berhak menilai dan membalasnya hanyalah Allah Ta’ala. Ketika manusia beramal, untuk diterimanya oleh Allah Ta’ala mesti memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Iman
Adapun orang kafir maka amalnya dihapus oleh Allah Ta’ala.
2. Ikhlas hanya untuk Allah subhanahu wa Ta’ala.
3. Mengikuti apa yang telah dituntunkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi, syarat diterimanya amal, selain iman adalah ikhlas hanya untuk Allah Ta’ala, dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salallam. Walaupun ikhlas untuk Allah, namun kalau tidak mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak diterima oleh Allah Ta’ala. Sehingga para Rahib yakni ahli ibadah selain Muslim maka mereka tetap akan masuk Neraka. Keterangan dan dalilnya sebagai berikut.
Tafsir Ibnu Katsir, Para Rahib amalnya hapus dan masuk ke Neraka
Ibnu Katsir menjelaskan dalam Kitab Tafsirnya:
Allah menjelaskan ketertipuan orang-orang Yahudi dan Nasrani oleh apa yang ada pada diri mereka, dimana setiap kelompok dari keduanya (Yahudi dan Nasrani) mengaku bahwasanya tidak akan ada yang masuk Surga kecuali mereka yang memeluk agama kelompok tersebut, sebagaimana yang diberitahukan Allah melalui firman-Nya dalam surat al-Maidah berikut ini, mereka menyatakan,
Kemudian Allah Ta’ala mendustakan pengakuan mereka itu melalui pemberitahuan yang disampaikan dalam firman-Nya bahwa Dia akan mengadzab mereka akibat dosa yang mereka perbuat. Seandainya mereka adalah seperti apa yang mereka akui, niscaya keadaannya tidak demikian. Sebagaimana pengakuan mereka sebelumnya yang menyatakan bahwa mereka tidak akan disentuh oleh api Neraka, kecuali beberapa hari saja. Kemudian mereka masuk ke Surga. Tetapi pengakuan mereka yang ini pun mendapat bantahan dari Allah. Berikut ini adalah bantahan Allah Ta’ala berkenaan dengan pengakuan mereka yang tidak berdasarkan dalil, hujjah, dan keterangan yang jelas, dimana Dia berfirman,
Selanjutnya Allah berfirman, “Katakan,” hai Muhammad, “Kemukakanlah penjelasan kalian.” Abul ‘Aliyah, Mujahid, as-Suddi, dan ar-Rabi’ bin Anas mengatakan, “(Artinya) kemukakanlah hujjah kalian.” Sedangkan Qatadah mengatakan, “Berikanlah keterangan kalian mengenai pengakuan kalian itu, “jika kalian orang-orang yang benar, dalam pengakuan kalian itu.”
Setelah itu Allah berfirman, “Bahkan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia berbuat baik.” Maksudnya, barangsiapa yang mengikhlaskan amalnya hanya untuk Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya.
Berkaitan dengan firman Allah, “Bahkan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah,” Abu al-Aliyah dan ar-Rabi’ bin Anas mengatakan, “Yaitu, barangsiapa yang benar-benar tulus karena Allah.”
Said bin Jubair mengatakan, yaitu yang tulus ikhlas menyerahkan “agamanya” sedang “Ia berbuat baik”, artinya , mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena amal perbuatan yang diterima itu harus memenuhi dua syarat, pertama harus didasarkan ketulusan karena Allah Ta’ala semata, dan syarat kedua, harus benar dan sejalan dengan syari’at Allah. Jika suatu amalan itu sudah didasarkan pada keikhlasan hanya karena Allah, tetapi tidak benar dan tidak sesuai dengan syari’at, maka amalan tersebut tidak diterima. Oleh karena itu, Rasulullah bersabda,
Dengan demikian, perbuatan para pendeta ahli ibadah dan yang semisalnya, meskipun mereka itu sangat tulus ikhlas dalam mengerjakannya karena Allah, namun perbuatan mereka itu tidak diterima sehingga mereka mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diutus kepada mereka dan kepada seluruh umat manusia. Mengenai mereka dan orang yang semisalnya, Allah berfirman:
dan Firman Allah Ta’ala:
Sedangkan amal yang secara lahiriyah sejalan dengan syariat tetapi pelakunya tidak mendasarinya dengan tulus ikhlas karena Allah Ta’ala, maka amal perbuatan seperti itu ditolak. Demikian itulah keadaan orang-orang yang riya’ dan orang-orang munafik, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
Dan Allah Ta’ala berfirman:
Semoga Allah menjadikan kita ini orang-orang yang benar-benar beriman, ikhlas, dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan istiqomah alias konsisten dan keonsekuen. Karena tanpa tiga unsur pokok itu (iman, ikhlas, dan mengikuti tatacara ibadah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) atau hilang salah satunya, maka amal kita tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana ahli-ahli ibadah yang non Muslim tersebut, betapa ruginya. Na’udzubillahi min dzalik, kami berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.
dipublikasikan ulang oleh hukmulislam.blogspot.com
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى:
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا
وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ
إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ
اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, marilah kita bersyukur kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah berkenan memberikan
berbagai keni’matan bahkan hidayah kepada kita.Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi larangan-laranganNya.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, pada kesempatan yang insya Allah diberkahi Allah ini marilah kita renungkan, bagaimana kalau amaliah ditolak sebagaimana yang akan diuraikan ini.
Perlu kita camkan benar-benar, bahwa di dalam Islam, yang diterima amalnya itu hanya yang beragama Islam. Bahkan orang beragama Islam alias Muslim pun ketika beramal tanpa berlandaskan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka amalnya tertolak. Apalagi yang beramal dengan memeluk agama selain Islam, maka lebih tidak diterima lagi. Marilah kita sadari, dan mari kita resapi dengan baik dalil-dalil berikut ini:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا
اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ
الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ
اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (19)
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (QS. Ali ‘Imran [3] :
19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ
يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (85)
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali ‘Imran [3] : 85)
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ
لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
وَالْأُمِّيِّينَ ءَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا
وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ
بِالْعِبَادِ (20)
"Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam),
maka katakanlah, 'Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian
pula) orang-orang yang mengikutiku'. Dan katakanlah kepada orang-orang
yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang Ummi, 'Apakah
kamu (mau) masuk Islam?' Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka
telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu
hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya." (QS. Ali ‘Imran [3] : 20)
فَإِنْ ءَامَنُوا بِمِثْلِ مَا ءَامَنْتُمْ بِهِ
فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ
فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (137)
"Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman
kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka
berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu).
Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah [2] : 138)Allah Menghapus Amal Mereka
Perhitungan diterimanya amal oleh Allah Ta’ala bukanlah menurut pandangan dan pendapat manusia. Karena yang telah memberikan wahyu tentang amal yang diterima dan ditolak itu hanyalah Allah Ta’ala, sehingga yang berhak menilai dan membalasnya hanyalah Allah Ta’ala. Ketika manusia beramal, untuk diterimanya oleh Allah Ta’ala mesti memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Iman
فَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ [الأنبياء94]
"Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia
beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu
dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya." (QS.
Al-Anbiyaa’ [21] : 94)Adapun orang kafir maka amalnya dihapus oleh Allah Ta’ala.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ
اللَّهِ وَشَاقُّوا الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى
لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَسَيُحْبِطُ أَعْمَالَهُمْ (32)
"Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari
jalan Allah serta memusuhi rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka,
mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah
akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka." (QS. Muhammad [47] :
32)
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ
فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا (23)
"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. Al-Furqon
[25] : 23)
{ إنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَا يَظْلِمُ الْمُؤْمِنَ
حَسَنَةً يُعْطَى عَلَيْهَا فِي الدُّنْيَا وَيُثَابُ عَلَيْهَا فِي
الْآخِرَةِ , وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُعْطَى بِحَسَنَاتِهِ فِي الدُّنْيَا
حَتَّى إذَا أَفْضَى إلَى الْآخِرَةِ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُعْطَى
بِهَا خَيْرًا }
"Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak mendhalimi orang Mukmin
satu kebaikan pun, maka orang Mukmin itu diberi atas perbuatan baiknya
(berupa) rizki di Dunia, dan diganjar kebaikan-kebaikannya itu di
Akherat. Adapun orang kafir maka diberi (balasan) kebaikan-kebaikannya
di Dunia sehingga begitu habis (kebaikannya) lalu ke Akherat tidak ada
kebaikan lagi baginya yang akan diberikan sebagai (balasan) kebaikan."
(HR Muslim dan Ahmad)2. Ikhlas hanya untuk Allah subhanahu wa Ta’ala.
3. Mengikuti apa yang telah dituntunkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi, syarat diterimanya amal, selain iman adalah ikhlas hanya untuk Allah Ta’ala, dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salallam. Walaupun ikhlas untuk Allah, namun kalau tidak mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak diterima oleh Allah Ta’ala. Sehingga para Rahib yakni ahli ibadah selain Muslim maka mereka tetap akan masuk Neraka. Keterangan dan dalilnya sebagai berikut.
Tafsir Ibnu Katsir, Para Rahib amalnya hapus dan masuk ke Neraka
وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ
كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا
بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (111) بَلَى مَنْ أَسْلَمَ
وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (112)
"Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, 'Sekali-kali tidak akan
masuk Surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani'.
Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah,
'Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang
benar'. (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada
Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi
Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah [2] : 111-112)Ibnu Katsir menjelaskan dalam Kitab Tafsirnya:
Allah menjelaskan ketertipuan orang-orang Yahudi dan Nasrani oleh apa yang ada pada diri mereka, dimana setiap kelompok dari keduanya (Yahudi dan Nasrani) mengaku bahwasanya tidak akan ada yang masuk Surga kecuali mereka yang memeluk agama kelompok tersebut, sebagaimana yang diberitahukan Allah melalui firman-Nya dalam surat al-Maidah berikut ini, mereka menyatakan,
نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ
“Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” (QS
Al-Maidah: 18)Kemudian Allah Ta’ala mendustakan pengakuan mereka itu melalui pemberitahuan yang disampaikan dalam firman-Nya bahwa Dia akan mengadzab mereka akibat dosa yang mereka perbuat. Seandainya mereka adalah seperti apa yang mereka akui, niscaya keadaannya tidak demikian. Sebagaimana pengakuan mereka sebelumnya yang menyatakan bahwa mereka tidak akan disentuh oleh api Neraka, kecuali beberapa hari saja. Kemudian mereka masuk ke Surga. Tetapi pengakuan mereka yang ini pun mendapat bantahan dari Allah. Berikut ini adalah bantahan Allah Ta’ala berkenaan dengan pengakuan mereka yang tidak berdasarkan dalil, hujjah, dan keterangan yang jelas, dimana Dia berfirman,
تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ
“Itulah angan-angan mereka.” Abul ‘Aliyah mengatakan, “Artinya, yaitu
angan-angan yang mereka dambakan dari Allah tanpa alasan yang benar.”
Hal senada juga dikemukakan oleh Qatadah dan ar-Rabi’ bin Anas.Selanjutnya Allah berfirman, “Katakan,” hai Muhammad, “Kemukakanlah penjelasan kalian.” Abul ‘Aliyah, Mujahid, as-Suddi, dan ar-Rabi’ bin Anas mengatakan, “(Artinya) kemukakanlah hujjah kalian.” Sedangkan Qatadah mengatakan, “Berikanlah keterangan kalian mengenai pengakuan kalian itu, “jika kalian orang-orang yang benar, dalam pengakuan kalian itu.”
Setelah itu Allah berfirman, “Bahkan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia berbuat baik.” Maksudnya, barangsiapa yang mengikhlaskan amalnya hanya untuk Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya.
Berkaitan dengan firman Allah, “Bahkan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah,” Abu al-Aliyah dan ar-Rabi’ bin Anas mengatakan, “Yaitu, barangsiapa yang benar-benar tulus karena Allah.”
Said bin Jubair mengatakan, yaitu yang tulus ikhlas menyerahkan “agamanya” sedang “Ia berbuat baik”, artinya , mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena amal perbuatan yang diterima itu harus memenuhi dua syarat, pertama harus didasarkan ketulusan karena Allah Ta’ala semata, dan syarat kedua, harus benar dan sejalan dengan syari’at Allah. Jika suatu amalan itu sudah didasarkan pada keikhlasan hanya karena Allah, tetapi tidak benar dan tidak sesuai dengan syari’at, maka amalan tersebut tidak diterima. Oleh karena itu, Rasulullah bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا
فَهُوَ رَدٌّ. (رواه مسلم).
Artinya, “Barangsiapa melakukan amalan, bukan atas perintah kami,
maka amalan itu tertolak”. (HR Muslim, dari ‘Aisyah)Dengan demikian, perbuatan para pendeta ahli ibadah dan yang semisalnya, meskipun mereka itu sangat tulus ikhlas dalam mengerjakannya karena Allah, namun perbuatan mereka itu tidak diterima sehingga mereka mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diutus kepada mereka dan kepada seluruh umat manusia. Mengenai mereka dan orang yang semisalnya, Allah berfirman:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ
فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا (23)
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami
jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqan
[25] : 23)dan Firman Allah Ta’ala:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ
بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ
شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ
سَرِيعُ الْحِسَابِ (39)
"Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana
fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang
dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu
apapun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah
memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah
sangat cepat perhitungan-Nya." (QS. An-Nur [24] : 39)
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ (2) عَامِلَةٌ
نَاصِبَةٌ (3) تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً (4) تُسْقَى مِنْ عَيْنٍ ءَانِيَةٍ
(5)
"Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi
kepayahan, memasuki api yang sangat panas (Neraka), diberi minum (dengan
air) dari sumber yang sangat panas." (QS. Al-Ghasyiyah [88] : 2-5)
وروي عن أمير المؤمنين عمر رضي الله عنه أنه تأولها
في الرهبان
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu
bahwa dia menafsiri ayat-ayat tersebut mengenai para Rahib/Pendeta (ahli
ibadah non Muslim).Sedangkan amal yang secara lahiriyah sejalan dengan syariat tetapi pelakunya tidak mendasarinya dengan tulus ikhlas karena Allah Ta’ala, maka amal perbuatan seperti itu ditolak. Demikian itulah keadaan orang-orang yang riya’ dan orang-orang munafik, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ
خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ
النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا (142)
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah
akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat
mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit
sekali." (QS. An-Nisa’ [4] : 142)Dan Allah Ta’ala berfirman:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ
صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ
الْمَاعُونَ (7)
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu
orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’
dan enggan menolong dengan barang berguna.” (QS. Al-Maa’un [107] :
4-7). (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1 halaman 214)Semoga Allah menjadikan kita ini orang-orang yang benar-benar beriman, ikhlas, dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan istiqomah alias konsisten dan keonsekuen. Karena tanpa tiga unsur pokok itu (iman, ikhlas, dan mengikuti tatacara ibadah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) atau hilang salah satunya, maka amal kita tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana ahli-ahli ibadah yang non Muslim tersebut, betapa ruginya. Na’udzubillahi min dzalik, kami berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْوَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ
تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ
تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن
يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا
الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا
يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ..
(nahimunkar.com)وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ..
0 komentar:
Posting Komentar