..::::::..

Pokemon Hakikat Dan Daya Rusaknya

Oleh
Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Al-Salman

Pengantar
Makalah ini diterjemahkan dari Tabloid mingguan al-Furqan, edisi 145, Ahad 21 Mei 2001, terbitan Kuwait. Diterjemahkan oleh Ahmas Faiz. Harapan kami, para orang tua dan pendidik bisa mengambil pelajaran untuk mengarahkan anak-anak serta anak-anak didik mereka hingga mereka tidak tertarik bermain atau melihat film-film atau permainan-permainan boneka kartun Pokemon dan yang sejenisnya.

Betapa amat disesalkan, bahwa di tengah kaum Muslimin dan di negeri-negeri Islam telah tersebar luas pelbagai cara haram untuk mendapatkan uang, di antaranya cara Riba, perdagangan barang-barang haram seperti perdagangan narkoba dan minuman keras. Juga jual beli rokok, penimbunan barang dagangan, suap menyuap dan banyak cara-cara haram lainnya.

Di antara cara haram untuk mencari uang adalah perjudian dengan berbagai bentuk, cara dan permainannya. Dan sesungguhnyalah bahwa setan-setan manusia telah berinovasi menciptakan cara-cara perjudian tersamar yang mampu merasuk kesegenap sektor kehidupan.

Sebagiannya adalah apa yang kini tengah ngetrend, terkenal dan banyak dibicarakan orang di berbagai daerah, tanpa kejelasan, tetapi hanya berdasarkan dugaan dan kira-kira belaka. Yaitu mainan/boneka kartun yang kini sangat terkenal di kalangan awam maupun kalangan tertentu, tua maupun muda, disebut pokemon.

Di lembar-lembar tulisan ini, kami akan ungkap persoalan boneka kartun tersebut. Kami akan singkap hal-hal tersembunyi dalam mainan kartun itu yang bertentangan dengan syari'at dan merusak pendidikan. Wallahu al-Musta'an.

Tersebarnya Kartun Pokemon
Boneka kartun Pokemon telah (benar-benar) menguasai pemikiran banyak kelompok orang. Bahkan kartun pokemon ini sudah menjadi perhatian satu-satunya bagi mereka dalam dunia permainan.

Boneka kartun ini muncul di Jepang semenjak kurang lebih tiga tahun lalu. Semula dimainkan dalam bentuk permainan elektronik, kemudian berkembang menjadi film-film kartun [1] Kemudian berkembang lagi menjadi majalah-majalah kartun humor, dan selanjutnya menjadi permainan kartu-kartu yang dipertukarkan.

Akhirnya yayasan penerbit boneka-boneka kartun ini, dalam waktu relatif singkat, menjadi yayasan milyarder yang bisa memetik kenikmatan dari masyarakat luas di segenap penjuru dunia.

Hal yang kemudian menambah suasana semakin seru -setelah mainan kartun ini semakin tenar- ialah (berpacunya) banyak perusahaan untuk menempelkan gambar-gambar para tokoh kartun ini, lengkap dengan berbagai bentuk dan nama-namanya, pada barang-barang produk mereka (yang berupa pakaian, chocolate, minuman-minuman ber-gas dan lain-lain). Harapan mereka dengan menempelkan gambar-gambar itu, akan dapat memetik keuntungan materi besar-besaran sekalipun harus dibayar dengan kerugian sekolah anak-anak, pendidikan dan tingkah laku mereka. Khususnya kehidupan anak-anak yang masih polos.

Juga kemudian, dibanyak kota di dunia, didirikan agen-agen distributor milik perusahaan yang memproduksi mainan-mainan kartun ini. Agen-agen itu selanjutnya menyebarkan komik-komik, jurnal-jurnal cerita dan kaset-kaset video. Beberapa stasiun televisipun ikut serta menyebar luaskan program-program mereka. Bahkan mereka membuat situs-situs di jaringan internet.

Oleh sebab itu merupakan keharusan untuk menyebarkan tulisan ilmiah khusus yang dapat memutus perkataan-perkataan tanpa ilmu dan dapat menjelaskan sejauh mana bahayanya kartun pokemon ini serta bahaya-bahaya lain yang mengikutinya terhadap anak-anak sekaligus juga orang-orang tua dalam berbagai segi.

Inilah hasil usaha kami -usaha yang baru sedikit- untuk mengungkap masalah seputar pokemon secara ringkas sesuai dengan informasi dan data-data yang bisa kami kumpulkan, dan bagaimana sikap syri'at terhadapnya, baik secara amanat maupun secara agama.

(Semua ini dalam rangka) memberikan pelayanan terhadap umat dan generasi Islam yang tengah tumbuh, dengan senantiasa memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar Dia menjadikan hasil kerja kami ini menambah bobot timbangan amal-amal hasanat kami pada hari dimana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang menghadap Allah dengan membawa hati yang saliim.

Arti Kata Pokemon
Kata pokemon dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari dua kata : yaitu kata (poke) yang merupakan singkatan dari kata (pocket), artinya ; kantong/saku. Dan kata (mon) yang merupakan singkatan dari kata (monster), artinya ; monster. Jadi artinya ialah monster saku. Maksudnya merupakan ungkapan betapa kecilnya monster-monster ini hingga dapat terwadahi oleh saku.

Adapun nama Pikachu yang merupakan tokoh termasyhur dalam kartun ini, juga terbentuk dari dua kata : (Pika) dalam bahasa Jepang menunjukkan makna bersinar. Sedangkan kata (chu) merupakan ungkapan tentang suara-suara yang keluar dari mulut tikus. Mengapa dinamakan Pikachu? Sebab (tokoh ini) memang bentuknya seperti tikus yang bersenjatakan sengatan listrik.

Adapun kata-kata (Charmander) menunjukkan makna : api yang menyala/membakar. Diambil dari kata bahasa Inggris (char). Sedangkan kata (Amander) adalah sebuah kata yang memberikan isyarat pada sebuah binatang semacam kadal yang menyerupai api menyala. Keteranggan ini disebutkan oleh Atase Kebudayaan Jepang di Yordania; Kuji Taharo, sebagaimana yang ditulis oleh koran Yordania ar-Ra'yu pada edisi tanggal 4/4/2001.

Dari keterangan ini, tampaklah kesalahan orang yang menganggap bahwa arti pokemon menurut bahasa Suryani adalah : "Saya yahudi", atau makna-makna lain yang senada.

Majalah New York Times pada edisi tanggal 26 Maret 2001 menyebutkan ungkapan juru bicara produsen kartun ini di Tokyo yang identitasnya disembunyikan : bahwa ia mengingkari kalau perusahaan menggunakan syi'ar-syi'ar keagamaan dalam produk-produknya.

Koran Yordania "ad-Dustur" edisi hari Senin 8 Muharam 1422 H. juga menyebutkan pernyataan beberapa Doktor ahli bahasa Suryani di Universitas Yarmuk, begitu pula pernyataan Lembaga Sosial Suryani di Yordan, bahwa kalimat Pokemon, Pikachu dan nama-nama lain dalam kartun pokemon, sama sekali tidak ada kaitannya dengan bahasa suryani, bahkan nama-nama itu asing bagi bahasa Suryani. Hal serupa juga adanya anggapan bahwa nama-nama tersebut menggunakan bahasa Jepang. Begitu pula anggapan bahwasanya menggunakan bahasa Ibrani.

Asal Usul Pokemon
Boneka kartun Pokemon berasal dari gagasan seorang laki-laki Jepang bernama Satushi Tajiri. Ia merupakan orang yang gemar mengumpulkan binatang-binatang serangga. Kemudian ia berkhayal bahwa dunia akan diserbu oleh serangga-serangga ini dan oleh binatang-binatang aneh dari angkasa luar dalam jumlah yang sangat banyak dan kemudian ditemukan oleh manusia. Terus pada gilirannya binatang-binatang ini berkembang dan meningkat menjadi lebih sempurna dengan keluarnya anggota-anggota tubuh yang baru.

Kemudian sebuah perusahaan raksasa Jepang bernama Nintendo mengadopsi gagasan itu dengan memproduksi mainan-mainan elektronik dan mengembangkannya menjadi (kartun) monster-monster kecil ukuran saku yang (menurut gagasan mereka-pen) memiliki kekuatan ajaib untuk bertempur. Lalu tersebarlah mainan-mainan ini secara signifikan pada akhir tahun sembilan puluhan hingga menguasai seluruh penjuru dunia ; dalam bentuk mainan elektronik, film-film kartun, film-film hidup, komik-komik, jurnal-jurnal cerita dan (bahkan sampai) di situs-situs internet.

Permainan Pokemon
Sudah tersebar dikalangan anak-anak permainan saku, khusus dengan tokoh Pokemon. Permainan ini berlangsung menggunakan kaidah dan pedoman tertentu, yang dari sana membentuk berbagai macam permainan. Di antarnya ada yang rumit karena menggunakan dadu serta alat-alat bergambar dan meja tertentu. Permainan ini membutuhkan waktu untuk mempelajarinya. Ia berpijak pada prinsip pengumpulan gambar-gambar monster (binatang-binatang mengerikan) kecil, kemudian melatihnya dalam teknik berkelahi dan berperang.

Tiap-tiap monster (dianggap) memiliki kekuatan dan keistimewaan tertentu, dan terbaggi menjadi sepuluh golongan. Pemenang permainan adalah orang yang -tidak hanya mampu mengumpulkan sejumlah banyak gambar monster itu saja-, tetapi juga dapat memanfaatkan dengan baik keistimewaan masingg-masing gambar monster tersebut, dapat melatihnya dengan baik dan mengklasifikasikannya; guna dikembangkan dalam pertempurannya melawan musuh.

Di antara permainannya lagi ada yang mudah, yang tersimpulkan pada penguasaan terhadap kartu khusus yang berisi (gambar-gambar) monster tertentu dengan kekuatan ajaib tertentu.

Tujuan (permainan ini) adalah meraih keuntungan dengan mengumpulkan kartu sebanyak mungkin.

Sementara itu, kartu-kartu yang berisi monster-monster yang memiliki kemampuan lebih dan berbahaya (dibedakan dengan isi gambar-gambarnya yang bernomor khusus, kode dan isyarat), dijual dengan harga lebih mahal. Anak-anak kecil beradu dan berlomba mendapatkannya. Anak yang menang adalah yang di anggap dapat mengalahkan kartu lawannya. Maka ia berhak mendapatkan kartu-kartu lawannya, atau lawan harus menebusnya dengan uang. (Kemenangan dalam permainan jenis kedua) ini terjadi semata-mata karena nasib dan kebetulan, tidak perlu kemahiran apa-apa selain bisa membayar harga kartu.

Permainan (pokemon) ini tidak akan ada habis-habisnya kecuali jika Allah menghendaki, sebab selalu diciptakan pembaharuan dan pengembangan tokoh-tokoh monster yang baru dan selalu diciptakan lahan-lahan adu permainan yang baru pula, secara besar-besaran.

Hal-Hal Yang Terlarang Secara Syari'at Dalam Pokemon
1. Syirik Dan Merusak Aqidah Muslim
Hal yang tidak perlu diragukan lagi, bahwa mengada-adakan makhluk hidup khayali yang fiktif -apalagi memiliki keistimewaan serta kemampuan luar biasa dan ajaib- termasuk gagasan (pemikiran) paling rusak yang dapat meracuni akal anak-anak. Bahkan di sana terdapat propaganda bagi adanya hal-hal luar biasa yang menyamai -bahkan mengungguli- mu'jizat para nabi. Ini akan membuat seorang anak mempercayai kekuatan ajaib tersebut dan memberikan pembelaan terhadap adanya kekuataan itu. Semua ini jelas termasuk perusakan terhadap aqidah anak-anak yang masih fitrah dan lurus.

Di sana -sebagai tambahan lagi- juga terdapat unsur tantangan terhadap kekuasaan al-Khaliq k dan ingin menyaingi ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala . Na'udzu billah.

Ini semua jelas bertentangan dengan Aqidah Islamiyah yang shahih dan bertentangan dengan manhaj pendidikan yang lurus.

2. Bohong Terang-Terangan Kepada Anak Kecil Dan Membuat Sesuatu Yang Membahayakannya.
Itu terjadi melalui penayangan benda-benda dan makhluk-makhluk fiktif yang mempunyai kemampuan ajaib, tetapi yang sesungguhnya tidak ada. Ini akan mendorong dan memotivasi anak-anak untuk mempercayai hal-hal semacam. Dan itu jelas merupakan kebohongan terang-terangan serta merupakan perusakan terhadap akal dan imajinasi anak-anak.

Pada dasarnya mainan anak-anak, bahwa anak-anak itu sendirilah yang menentukan (mengendalikan) mainannya. Tetapi hal itu tidak terjadi pada Pokemon. Bahkan sebaliknyalah yang terjadi. Sebab (dalam pokemon) justeru pokemonlah yang menentukan, mengendalikan dan mengarahkan anak-anak.

Yang juga mengkhawatirkan dan lebih berbahaya lagi ialah bahwa mainan-mainan, selamanya menunjukkan sesuatu kultur. Pokemon juga menawarkan suatu kultur. Tetapi ia merupakan kultur (budaya) khayalan yang menyapu bersih anak-anak di seluruh dunia. Ia adalah kultur yang jauh dari fitrah anak-anak bukan muslim, dan jauh dari aqidah serta kultur anak-anak Muslim. Jadi ia adalah suatu bentuk miniatur budaya, sebab dengan merajalelanya kartun-kartun pokemon ke seluruh dunia, akan menjadikan anak-anak berfikir dengan satu pola fikir yang sama dan akan bermain dengan bentuk mainan yang sama. Seakan-akan pokemon tengah menyiapkan anak-anak kemudian membinanya menuju perilaku-perilaku dan nilai-nilai yang sama.

Ini merupakan suatu bentuk eksperimen mania yang mengabaikan banyak hal lain, sehingga anda lihat kartun-kartun pokemon itu dapat mengikat para orang tua dan mengeluarkan mainan-mainan anak-anak mereka lepas dari pengendalian mereka. Pada gilirannya menghapuskan dinding pembatas antara pokemon dengan anak-anak. Dan jadilah akhirnya kartun-kartun ini mengendalikan mereka.

3. Teori Evolusi Yang Sesat
Terfahami melalui perkembangan evolutif monster-monster kecil yang memiliki kemampuan ajaib ini dengan sendirinya. Ini sejalan dengan teori Darwin yang kufur dan batil, yang menyatakan adanya perkembangan dan peningkatan makhluk dengan sendirinya, serta meniadakan keterlibatan al-Khaliq l dalam perkembangan itu. Dan ini adalah kekafiran yang jelas.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun V/1422H/20001M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]
_______
Footnote .
[1] Film Pokemon yang pertama ditayangkan di Amerika hanya selama lima hari. Tetapi menghasilkan keuntungan sebesar 52 juta dolar Amerika. Dan hingga saat ini serial Pokemon sudah mencapai 100 seri.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP