..::::::..

Peringatan Berkenaan Dengan Menyaksikan Pertandingan Sepak Bola

Oleh
Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan


Pertanyaan.
Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan ditanya : Apa hukumnya menyaksikan pertandingan sepak bola atau pertandingan lainnya .?

Jawaban.
Waktu kita sangat berharga [1]. Janganlah digunakan untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan. Karena hal tersebut akan menyibukan dan melalaikan kita dari dzikrullah [2]. Kadang pertandingan itu memikat perhatian seseorang sehingga lain waktu jadilah ia penggemar atau bahkan pemain. Selanjutnya ia berpaling dari amalan-amalan yang benar dan bermanfaat menuju amalan yang tidak ada faedahnya.

Maka janganlah menyaksikan pertandingan-pertandingan dan menyibukkan diri dengannya.

[Disalin dari buku Al-Ajwibatu al-Mufidah 'an As-ilah al-Manahij al-Jadidah, Edisi Indonesia Menepis Penyimpangan Manhaj Dakwah, Penulis (pengumpul risalah) Abu Abdullah Jamal bin Farihan al-Haritsi, Penerjemah Muhaimin, Penerbit Yayasan Al-Madinah]
_______
Footnote.
[1] Setiap muslim wajib tamak terhadap waktunya dan menyibukkan waktu serta usianya dengan dzikrullah, meraih ilmu yang bermanfaat dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hendaknya kita ingat hadits Musthafa Radhiyallahu 'anhu tatakala beliau berkata kepada seseorang dan menasehatinya.

"Artinya : Jagalah lima hal sebelum datang lima hal : Usia mudamu sebelum tuamu, saat sehatmu sebelum engkau sakit, ketika kamu kaya sebelum datang kepadamu kefakiran, waktumu yang kosong sebelum kamu sibuk, dan ketika kamu masih hidup sebelum datang kematian kepadamu" [Dari Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu yang dikeluarkan oleh Imam Hakim dan dia menshahihkannya IV/306 disepakati Imam Adz-Dzahaby]

[2] Seseorang itu akan ditanya tentang segala sesuatu yang ia kerjakan, baik masalah kebaikan maupun kejelekan dan dihisab (dihitung) sebagai amalan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang itu. "Tidaklah bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, hingga ditanya tentang empat perkara ; umurnya untuk apa dihabiskan, usia mudanya untuk apa dicurahkan...." Al-Hadits. [Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dari hadits Muadz bin Jabbal, dan dikeluarkan At-Tirmidzi no 2417 dari hadits Abu barzah Al-Aslamy, di dalamnya terdapat kata badannya sebagai ganti usia muda. LihatShahih at-Targhib 1/126]


BERIBU-RIBU ORANG YANG MENYAKSIKAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA TERTINGGAL MELAKUKAN SHALAT JUM'AT.


Oleh
Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman


Para penonton pertandingan sepak bola yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu orang, berkumpul di sebuah stadion, padahal di tempat lain ada shalat jum'at sedang diselenggarakan. Akal mereka benar-benar tidak berfungsi lagi dan perasaan mereka telah mati. Apakah yang menyebabkan itu bisa terjadi ? Sebabnya karena rasa fanatisme antar kesebelasan sepak bola yang ada dalam hati mereka. Persatuan mereka menjadi tercerai berai. Bahkan dalam satu anggota keluarga bisa tidak lagi terjadi persatuan hanya diakibatkan oleh bola. Namun sayangnya, perbedaan favorit klub bola tidak mendorong mereka untuk berjiwa sportif. Namun semua itu malah menyebabkan terjadinya saling cemooh antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Yang terjadi malah tawuran antar suporter yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban. Bahkan tidak jarang sampai memekan korban jiwa hanya karena bola yang bentuknya bulat. Umat Islam tidak lagi memikirkan siapa musuh mereka yang hakiki dan tidak lagi mau meikirkan urusan kebangsaan yang sifatnya lebih global.

Fanatisme antar kelompok itu harus membayar hilangnya keutuhan dan keagungan umat Islam. Kaum muslimin menjadi terpecah belah. Mereka banyak menyia-nyiakan waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat atau untuk kegiatan yang berfaidah. Jika seandainya itu terwujud, pasti umat ini akan menjelma sebagai kekuatan bangsa yang bersatu untuk maju dengan berbagai keragamannya.

Fanatisme antar kelompok menyebabkan nilai patriotisme menjadi luntur. Yang dianggap sebagai pahlawan oleh mereka malah pemain sepak bola, bukan orang yang 'berjihad fi sabilillah' yang memperjuangkan kemuliaan umat Islam. Padahal berapa banyak uang yang harus dibayarkan kepada pemain bola tersebut.

Kesimpulannya, sesunguhnya permainan bola dewasa ini telah menjadi medan pertarugan yang sengaja dibuat oleh musuh-musuh Islam untuk menghancurkan kemuliaan umat ini. Bukti-bukti yang cukup kuat untuk mendukung pernyataan tersebut adalah apa yang disebutkan di dalam Protokol Ketigabelas para pemuka agama Yahudi. Di dalam keputusan majelis itu disebutkan sebagai berikut :" .. Akan tetapi masih tersisa orang-orang (muslim) yang berada di dalam kesesatan. Mereka tidak tahu apa yang berada di muka dan di belakang mereka. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Sesungguhnya kami akan memperalat orang-orang seperti ini dengan cara mengalihkan perhatian mereka. Di antara cara untuk mengalihkan perhatian mereka (dari urusan agamanya) adalah menampilkan berbagai hiburan, permainan dan berbagai macam bentuk olah raga. Melalui semua media ini mereka akan merasa terpenuhi semua kebutuhannya ...." [1]

Wahai saudaraku sesama muslim, apakah Kamu telah mendengar apa sebenarnya yang dikehendaki oleh musuh-musuhmu ?! Sesunguhnya mereka menghendaki dirimu tetap tenggelam di dalam kesesatan dan tidak pernah melihat cahaya kebenaran sama sekali.

Sesungguhnya jika kamu tetap saja tidak mengindahkan apa yang aku peringatkan, yakni meninggalkan shalat Jum'at, pasti hatimu akan menjadi keras, tidak mengenal lemah-lembut dan tidak akan mendapatkan rahkam Allah Ta'ala. Bahkan hatimu akan menjadi kotor, gelap dan tenggelam dalam dosa. Semoga Allah melindungi kita dari hal itu. Sebab jika Allah telah mencap hati seseorang, berarti hati itu akan menjadi keras dan tidak akan pernah menerima kebenaran.

[Disalin dari kitab Al-Qawl al-Mubiin Fii Akhthaa' al-Mushalliin, Edisi Indonesia Koreksi Total Ritual Shalat, Pengarang Abu Ubaidah Masyhurrah ibn Hasan ibn Mahmud ibn Salman, Penerjemah W.Djunaedi SSAg, Penerbit Pustaka Azzam]
_______
Footnote
[1] Protokol para pemuka agama Yahudi (I/258). Lihat juga efek negatif dari permainan bola di dalam kitab 'Musykilaat al-Syabaab fii Dlau' al-Islaam' halaman 89, karya Abdul Halim 'Uwais dan di dalam kitab 'al-Hayaah al-Ijtimaa'iyah fia al-Takfiir al-Islaami, halaman 235 karya Ahmad Syalabi"



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP