..::::::..

Alhamdulillah, Masih Ada MUI Daerah yang Haramkan Wali Kota Perempuan

Alhamdulillah, masih ada berita yang berdekatan dengan aspirasi Islam, tentang haramnya perempuan memegang kepemimpinan ummat. Karena jelas haditsnya shahih:

عَنْ أَبِى بَكْرَةَ قَالَ لَقَدْ نَفَعَنِى اللَّهُ بِكَلِمَةٍ سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَيَّامَ الْجَمَلِ ، بَعْدَ مَا كِدْتُ أَنْ أَلْحَقَ بِأَصْحَابِ الْجَمَلِ فَأُقَاتِلَ مَعَهُمْ قَالَ لَمَّا بَلَغَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَنَّ أَهْلَ فَارِسَ قَدْ مَلَّكُوا عَلَيْهِمْ بِنْتَ كِسْرَى قَالَ « لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً »

Dari Abi Bakrah, ia berkata, sungguh Allah telah memberi manfaat kepadaku dengan perkataan yang aku telah mendengarnya dari Rasulillah –shallallahu ‘alaihi wa sallam —pada hari-hari (perang) Jamal (unta), setelah hampir saja aku ikut dengan pasukan unta lalu aku akan berperang beserta mereka. Dia berkata, ketika sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (berita) bahwa penduduk Parsi sungguh telah menyerahkan kekuasaan atas mereka kepada puteri Kisra, beliau (Nabi shallalahu ‘alaihi wa salam) bersabda:


« لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً »

Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan kepemimpinan urusan mereka kepada seorang perempuan. (hadits shahih riwayat al-Bukhari).

Lan yufliha, tidak akan beruntung, artinya tidak memperoleh kebaikan dan tidak mencapai manfaat padanya untuk bangsa mereka. Wallau amrahum imroatan, mereka mengangkat perempuan jadi pemimpin umum dari kepresidenan, kementerian, perkantoran, atau kehakiman. (Dr Mushthofa Dib Al-Bigha dosen Hadis di Fak Syari’ah Universitas Damsik dalam mensyarah hadits Al-Bukhari).

Berita MUI daerah mengharamkan wali kota perempuan sebagai berikut:

MUI Riau Haramkan Wali Kota Perempuan

Nusantara / Senin, 14 Maret 2011 12:14 WIB

Metrotvnews.com, Pekanbaru: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau mengecam perempuan menjadi calon Wali Kota Pekanbaru. Menurut mereka, pencalonan perempuan tak sesuai dengan ajaran Islam.

Itu ditegaskan anggota Komisi Ukwah MUI Riau, Muhammadun, Senin (14/3). Menurutnya, perempuan haram mencalonkan diri apabila masih ada laki-laki yang bisa menjadi pemimpin suatu negeri. Ia pun meminta perempuan Riau tak meramaikan bursa kepala daerah.

Penegasan MUI itu diprotes seorang calon Wali Kota Pekanbaru Septina Primawati. Menurutnya, tak ada larangan dalam Islam terhadap perempuan yang ingin menggunakan hak politiknya. MUI Pusat saja, kata Septina, menerima pencalonan kaum perempuan sebagai pemimpin.

Bursa pencalonan Kepala Daerah Pekanbaru diramaikan dua perempuan. Selain Septina, Lelly Idanuryanti maju sebagai calon wakil wali kota setempat. Pemilihan Kepala Daerah Pekanbaru akan berlangsung Mei mendatang.(Fitra Asrirama/***)

Sumber: www.metrotvnews.com

MUI Pusat pro aspirasi JIL?

Yang menjadi tanda tanya, dengan adanya berita dari MUI daerah itu, tampaknya MUI Pusat langsung nyinyir melontarkan tuduhan bahwa itu merupakan upaya menjegal calon pemimpin daerah atau masuk wilayah politik. Tuduhan yang belum tentu ada buktinya itu buru-buru disiarkan oleh lembaga JIL, walaupun kantornya sedang kena bom untuk dedengkot JIL Ulil.

Inilah beritanya:

MUI Cemas Fatwa MUI Riau untuk Jegal Calon Tertentu

Tuesday, 15 March 2011 13:54

Iksan Raharjo

KBR68H, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia mengkhawatirkan fatwa yang keluar saat pelaksanaan Pilkada Riau untuk menjegal calon tertentu.

Ini menyusul pengharaman dan larangan perempuan menjadi wali kota oleh MUI Riau. Sekretaris Jenderal MUI Pusat Ichwan Syam mengatakan bakal mengecek larangan dan kecaman yang dikeluarkan oleh MUI Riau kemarin. Fatwa MUI dikhawatirkan telah digunakan untuk menjatuhkan seseorang yang sedang bersaing dalam Pilkada.

“Yang dicemaskan oleh MUI Pusat adalah fatwa-fatwa yang terkait Pilkada ini bagian dari aktivitas politik untuk menjegal seorang calon. Jangan sampai lembaga fatwa MUI baik pusat maupun daerah dimanfaatkan untuk menjadi alat kepentingan politik tertentu. Tapi dari segi hukum sih netral-netral saja, kalau ada perbedaan silakan saja. Tapi jangan sampai fatwa itu terkontaminasi oleh sekelompok tim sukses yang berhasil memasuki wilayah fatwa.”

Sekretaris Jenderal MUI Pusat Ichwan Syam menegaskan MUI belum pernah mengeluarkan fatwa pelarangan perempuan menjadi pemimpin daerah. Sebelumnya, MUI Riau mengeluarkan kecaman dan pengharaman kepada calon wali kota perempuan. Anggota Komisi Ukwah MUI Riau, Muhammadun, mengklaim hal itu bertentangan dengan syariat Islam. Menurut dia, perempuan haram menjadi pemimpin daerah jika masih ada laki-laki.

Sumber: KBR68H

Landasannya gender

Suara tanpa dasar dari MUI Pusat pun dilontarkan pula oleh seorang perempuan rector perguruan tinggi swasta yang landasan Islamnya justru apa yang disebut gender. Hingga dalam menanggapi MUI Riau itu perempuan yang banyak memimpin majelis taklim kaum ibu itu berkata: “Saya kecewa jika masih ada yang membedakan jender,” ujar dia. (Republika, MUI tak Larang Pemimpin Wanita, Jumat 18 Maret 2011, halaman 12).

Suara dan sikap MUI Pusat akhir-akhir ini tampaknya banyak mengecewakan Ummat. Maka tulisan ini berjudul Alhamdulillah, Masih Ada MUI Daerah yang Haramkan Wali Kota Perempuan, karena suara dan sikap MUI Pusat tampaknya bukan berdasarkan Islam namun hanya prasangka dan bahkan apa yang disebut gender. Maka pantas sekali kantor berita radio 68h yang sedang dikirimi bom pun menyempatkan diri untuk tetap memberitakan suara MUI Pusat.

Hal itu menjadi tambahnya deretan bukti dari berita nahimunkar.com sebelumnya:

Di Malaysia Syi’ah Dilarang Beredar, di Indonesia “Diboyong” MUI?

Inilah di antara kasus yang mengecewakan Ummat Islam Indonesia. Di Malaysia baru saja diberitakan, Syi’ah dilarang beredar. Tahu-tahu justru di Indonesia, MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat di Jakarta ada seminar bernada “jualan” atau “membela” syi’ah.

Di negeri syi’ah yakni Iran, satu masjid Sunni (ahlus Sunnah) pun tidak ada dan tidak boleh dibangun, padahal 20% penduduknya adalah Sunni (Ahlus Sunnah). Masjid-masjid ahlus sunnah telah dihancurkan, sedang ulama-ulamanya disembelihi. Daftar masjid-masjid dan ulama Sunni di Iran yang dihancurkan dan disembelihi ada di buku yang diterbitkan LPPI Jakarta.

Jadi Iran lebih kejam terhadap Islam dibanding negeri-negeri kafir. Anehnya, MUI justru seolah tutup mata terhadap kasus besar yang mendera Ummmat Islam (Sunni) itu. Padahal pertemuan para ulama dalam Rabithah Ulama Muslimin yang diselenggarakan di Turki pekan lalu memutuskan, jangan sampai Syi’ah Shafawiyah melebarkan sayapnya di Timur Tengah.

Diberitakan, Rabithah Ulama Ingatkan Bahaya Konspirasi Global Syi’ah Shafawiyah

Syi’ah Shafawiyah adalah Aliansi strategis pemerintah Iran, pemerintah Suriah, kelompok Hizbullah dan kelompok Syiah Irak yang ingin mengembalikan kejayaan dinasti (Syi’ah) Shafawiyah dan Fathimiyah dalam menguasai kekuasaan di semenanjung Arab dan Afrika. (DR Muhammad Bassam Yusuf penulis buku Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah Shafawis terhadap Ahlussunnah di Semenanjung Arabia). (lihat nahimunkar.com, March 10, 2011 2:24 am ,http://www.nahimunkar.com/rabithah-ulama-ingatkan-bahaya-konspirasi-global-syi%E2%80%99ah-shafawiyah/#more-4347)

Sebagaimana MUI tutup mata pula terhadap kesesatan-kesesatan ESQ training Ary Ginanjar, padahal telah difatwakan sesatnya oleh seorang mufti di Malaysia. Juga di masyarakat, pengkaji masalah sesatnya ESQ pun menemukan berbagai penyimpangan yang prinsipil, namun justru MUI memberinya sertifikat, katanya sesuai syari’ah. Kesesatan ESQ dapat dibaca di antaranya di buku Pangkal Kekeliruan Golongan Sesat, dan buku yang baru terbit berjudul Lingkar Pembodohan dan Penyesatan Ummat Islam, terbitan Pustaka Nahi Munkar Surabaya –Jakarta telepon 031 70595271, 5911584 atau 08123125427. 021 8655824, 71490693, 08128800702

Kasus terakhir masalah syi’ah yang “diboyong” (?) MUI diskusinya dengan nara sumber orang-orang yang ditengarai berbau syi’ah dan liberal serta digagas oleh alumni hauzah Iran; pantas sekali mendapat tanggapan alias protes dari pengamat syi’ah.

Diskusi yang bertempat di kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jl. Proklamasi Jakarta Pusat, Senin (14/3) itu dinilai kental dengan nuansa membela Syi’ah. (nahimunkar.com, March 16, 2011 3:25 am , http://www.nahimunkar.com/di-malaysia-syi%E2%80%99ah-dilarang-beredar-di-indonesia-%E2%80%9Cdiboyong%E2%80%9D-mui/#more-4403).

Perlu diketahui, di antara yang tercantum di jajaran MUI Pusat sekarang ada orang yang menulis di Koran Katolik terkemuka di Jakarta, isinya menyebut suara adzan Idul Fitri telah berkumandang.

Lha wong Idul Fitri itu tidak ada adzannya, kok penulis cerita khayal menulis suara adzan Idul Fitri telah berkumandang, lalu malah bisa masuk ke susunan kepengurusan MUI Pusat. Aneh tapi nyata. Idul Fitri versi anggota Pengurus MUI Pusat itu ada adzannya ya? (nahimunkar.com)



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP