..::::::..

Kelompok Sesat Syiah “Mengaji’ ke Gereja

Oleh Hartono Ahmad Jaiz

Setelah “sukses” dalam upaya merusak Islam lewat pembelajaran Islam ke negeri-negeri kafir Barat kemudian mendudukkan mereka untuk jabatan peting atau agar mengajar di berbagai perguruan tinggi Islam se-Indonesia dengan menyebarkan pemahaman yang aneh-aneh, seperti mencontohi perbuatan menyenang-nyenangkan Iblis, dengan mengatakan, Iblis kelak akan masuk surga, dan surganya tertinggi, karena tauhidnya murni, tidak mau sujud kepada Adam, dan hanya mau sujud kepada Allah (ini adalah perkataan amat sangat menyeleweng dari Al-Qur’an); tampaknya hal itu memberi inspirasi bagi perusak Islam lainnya, hingga muncullah kini gejala baru yakni kelompok sesat Syi’ah “mengaji’ ke gereja. Beritanya sebagai berikut:

Cinta Tidak Memandang Batas Agama

WONOSOBO – Para tokoh agama Wonosobo Jumat (9/1) sore kemarin duduk bersama berdiskusi mengenai spirit pengorbanan Isa Al Masih dan Al Husein di aula Gereja Santo Paulus Wonosobo. Kegiatan yang dimotori kelompok Sangkakala Syiah kerjasama dengan Mudika Gereja Santo Paulus Wonosobo itu dihadiri berbagai organisasi keagamaan, mahasiswa, masyarakat umum.
Romo Stefanus Sumpono MSC mewakili umat Katolik menyatakan ada 2 hal penting dalam penderitaan Yesus Kristus ketika disalib. Penderitaan fisik dan mental. Derita fisik terlihat dari tubuhnya yang dipaku pada kayu, didera cambuk hingga berdarah. “Penderitaan fisik merupakan penderitaan yang barangkali biasa dalam kehidupan kita.
Tapi lebih menderita lagi penderitaan mental, dihina, dipermalukan, dilucuti martabatnya sebagai manusia,”katanya.
Menurut dia, ini merupakan fenomena yang terjadi dalam kehidupan orang-orang yang disakiti hatinya. Penghinaan lebih berat dari pada penderitaan fisik. Mengobati luka hati lebih sulit dari pada luka fisik.
Sementara itu, AM Safwan dari Sekolah Filsafat Jogjakarta mengatakan dalam tradisi Islam kandungan utama Islam adalah pengorbanan dan cinta. Bahkan cinta melebihi segala, perbedaan agama, makzab, bahkan tidak punya agamapun, cinta tidak memiliki obyek terbatas. Imam Husein membuktikan bahwa kekuasaan bukan segalanya tapi yang penting adalah pengorbanan umat dan cinta pada umat.
Pendeta Samuel mewakili kalangan Kristen Protestan menilai tidak memandang manusia dari siapa dan agama apa. “Karena kita diciptakan untuk bersaudara tanpa dibentengi agama ras apapun,”ujarnya.
Terkait dua peristiwa agung antara Yesus di Via Dolorosa. dan Husein di padang Karbala, Haqi El-Ansyari tokoh lintas agama mengatakan bahwa peristiwa itu menunjukkan bahwa jika kekuasaan berselingkuh dengan agama akan muncul tumbal. Ketika agama berselingkuh dengan kekuasaan akan hilang nilai kemanusiaan.(lis/ton)

(Radar Semarang [ Sabtu, 10 Januari 2009 ]).

Keyakinan mereka telah batil

Isi dari pembicaraan di gereja itu semuanya batil. Kalau kelompok Syiah itu masih mengaku Islam, mestinya mereka tidak mengadakan kegiatan dengan kerjasama untuk “mengaji” ke gereja seperti itu sama sekali. Karena keyakinan orang gereja itu jelas sudah batil.

Allah Ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْا إِنَّ اللهَ ثَالِثُ ثَلاَثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلاَّ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لمَ ْيَنْتَهُوْا عَمَّا يَقُوْلُوْنَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ

73. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS al-Maaidah: 73).



Di samping itu, kalau kelompok sesat Syi’ah itu masih mengaku Islam, mestinya sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an Surat Al-Fatihah yang mengandung do’a dan dibaca setiap shalat. Dalam do’a itu justru minta dijauhkan dari jalan orang-orang yang sesat (dhoolliin). Dhoolliin, orang-orang yang sesat itu dalam hadits Nabi shallallahu ‘alai wasallam disebutkan: Nashoro (orang-orang Nasrani).

إِهْدِناَ الصِّراَطَ اْلمُسْتَقِيْمَ # صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ

6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,

7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9] (QS Al-Fatihah: 6, 7).

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

[9] yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Imam At-Thabari meriwayatkan dalam Tafsirnya:

تفسير الطبري – (ج 1 / ص 193)

- حدثني علي بن الحسن، قال: حدثنا مسلم بن عبد الرحمن ، قال: حدثنا محمد بن مُصْعَب، عن حماد بن سلمة، عن سماك بن حرب، عن مُرّيّ بن قَطَريّ، عن عدي بن حاتم، قال: سألت النبي صلى الله عليه وسلم عن قول الله: “ولا الضالين”، قال: النصارى هم الضالون .

Dari ‘Adi bin Hatim, ia berkata: Saya bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang firman Allah: waladhdhoolliin (bukan –pula jalan– mereka yang sesat), beliau berkata: orang-orang Nasrani mereka lah orang-orang sesat. (Tafsir At-Thabari, juz 1 halaman 193).

Di samping wajib meyakini bahwa keyakinan orang Nasrani itu sudah batil, Ummat Islam wajib meyakini pula bahwa kitab suci mereka telah dihapus oleh Al-Qur’an. Berikut ini fatwa dari Lajnah Daaimah di Saudi Arabia:

Wajib Mengimani Bahwa Taurat dan Injil Telah Dihapus

Tentang Propaganda Pluralisme Agama, Fatwa Lajnah Daimah No : 19402 tertanggal 25/1/1418 H

….Ketiga: Wajib mengimani bahwa kitab Taurat dan Injil telah dihapus dengan Al-Qur’an Al-Karim, wajib meyakini bahwa keduanya telah banyak diselewengkan dan diubah, ditambah dan dikurangi. Sebagaimana ditegaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, diantaranya firman Allah subhanahu wa ta’ala:

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلاَ تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلاَّ قَلِيلاً مِنْهُمْ

“Tetapi karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat).” (Al-Maidah: 13). Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلاً فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ (79)

“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: ‘Ini dari Allah’, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah: 79)

Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (78)

“Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka apa yang dibacanya itu sebagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan:’Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah’, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui.” (Ali Imran:78)

Oleh karena itu, isi Taurat ataupun Injil yang masih orisinil telah dihapus dengan Islam, adapun selain itu telah diselewengkan dan diubah-ubah. Telah diriwayatkan secara shahih daari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau sangat marah ketika melihat Umar bin Khatthab t memegang lembaran yang di dalamnya terdapat beberapa potongan ayat Taurat, beliau berkata:

أَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ ؟ أَلَمِ آتِ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً ؟ لَوْ كَانَ مُوسَى أَخِي حَيًّا مَا وَسِعَهُ إلاَّ اتِّبَاعِي .

“Apakah engkau masih ragu wahai Ibnul Khatthab? Bukankah aku telah membawa agama yang putih bersih? Sekiranya saudaraku Musa (‘alaihis salam) hidup sekarang ini maka tidak ada keluasan baginya kecuali mengikuti syariatku.” (HR. Ahmad, Ad-Darimi dan lainnya).

Lajnah Daimah Lil Buhuts Ilmiah wal Ifta’

Ketua:

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Wakil Ketua:

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Muhammad Ali Syaikh

Anggota:

Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid, Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Fatwa selengkapnya dapat dilihat di nahimunkar.com Tentang Propaganda Pluralisme Agama, November 17, 2008 9:39 pm admin Fatwa, http://www.nahimunkar.com/?p=173

Teks fatwa Wajib Mengimani Bahwa Taurat dan Injil Telah Dihapus:

فتاوى اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء – (ج 12 / ص 351)

الفتوى رقم ( 19402 )

فتاوى اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء – (ج 12 / ص 353)

ثالثا: يجب الإيمان بأن التوراة والإنجيل قد نسخا بالقرآن الكريم، وأنه قد لحقهما التحريف والتبديل بالزيادة والنقصان، كما جاء بيان ذلك في آيات من كتاب الله الكريم، منها قول الله تعالى: سورة المائدة الآية 13 فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ وقوله جل وعلا: سورة البقرة الآية 79 فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ وقوله سبحانه: سورة آل عمران الآية 78 وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ولهذا فما كان منها صحيحا فهو منسوخ بالإسلام، وما سوى ذلك فهو محرف أو مبدل، وقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه

(الجزء رقم : 12، الصفحة رقم: 277)

فتاوى اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء – (ج 12 / ص 354)

غضب حين رأى مع عمر بن الخطاب رضي الله عنه صحيفة فيها شيء من التوراة، وقال عليه الصلاة والسلام: أخرجه أحمد 3 / 387، والدارمي في المقدمة 1 / 115-116، والبزار (كشف الأستار) 1 / 78-79 برقم (124)، وابن أبي عاصم في السنة 1 / 27 برقم (50)، وابن عبد البر في جامع بيان العلم وفضله (باب في مطالعة كتب أهل الكتاب والرواية عنهم) 1 / 42 (ط: المنيرية). أفي شك أنت يا بن الخطاب؟ ألم آت بها بيضاء نقية؟! لو كان أخي موسى حيا ما وسعه إلا اتباعي رواه أحمد والدارمي وغيرهما.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP