..::::::..

Hakikat Syirik Kecil

Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata, “Adapun sirik kecil maka contohnya seperti riya` yang ringan, pamer (ibadah) di hadapan orang, dan bersumpah dengan selain nama Allah. Sebagaimana yang shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah maka sungguh dia telah berbuat kesyirikan.” (HR. Abu Daud no. 2829 dan At-Tirmizi no. 1455 dari Ibnu Umar)
Juga ucapan, “Apa yang Allah dan kamu kehendaki,” “ini berasalah dari Allah dan darimu,” “aku bersama Allah dan bersamamu,” “aku tidak mempunyai siapa-siapa kecuali Allah dan kamu,” “aku bertawakkal kepada Allah dan kepadamu,” “seandainya bukan karena kamu niscaya itu tidak akan terjadi.” Akan tetapi semua ucapan di atas bisa saja menjadi syirik akbar, tergantung pada maksud orang yang mengucapkannya.”
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ مِنْ الْمَسِيحِ عِنْدِي قَالَ قُلْنَا بَلَى قَالَ الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يَعْمَلُ لِمَكَانِ رَجُلٍ
“Maukah aku kabarkan sesuatu yang lebih aku takutkan atas kalian daripada Al-Masih (Dajjal)?” Abu Sa’id berkata; Kami berkata; “Tentu, ” maka beliau bersabda: “Syirik kecil, yaitu seseorang beramal karena orang lain.” (HR. Ahmad no. 10822 dan Ibnu Majah no. 4194 dengan sanad yang hasan)
Dari Jundab radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda:
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ رَاءَى رَاءَى اللَّهُ بِهِ
“Barangsiapa memperdengarkan (amalannya) niscaya Allah memperdengarkan (aib)nya dan barangsiapa memperlihatkan (amalannya) niscaya Allah memperlihatkan (aib) nya.” (HR. Al-Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 5301)
Ibnu Abi Hatim menafsirkan dalam tafsirnya dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas bahwa beliau menafsirkan firman Allah Ta’ala, “Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 22) Ibnu Abbas berkata, “Sekutu-sekutu adalah kesyirikan yang lebih tersembunyi daripada langkah semut di atas batu hitam di kegelapan malam. Yaitu semisal ucapan, “Demi Allah dan demi hidupmu wahai fulan, dan juga demi hidupku,” “seandainya bukan karena gonggongan anjing ini, niscaya pencuri berhasil masuk,” “seandainya bukan karena (suara) angsa di rumah, niscaya pencuri berhasil masuk.” Juga ucapan seseorang kepada temannya, “Apa yang Allah dan engkau kehendaki.” Dan ucapan seseorang, “Seandainya bukan karena Allah dan fulan, niscaya kamu tidak akan memberikan itu kepada si fulan.” Karena semua ucapan di atas adalah kesyirikan.”
Syirik kecil -seperti bersumpah dengan selain nama Allah- bisa berubah menjadi syirik besar jika orang yang bersumpah meyakini bahwa nama yang dia pakai bersumpah itu setara dengan Allah Ta’ala dalam hal pengagungan. Sumpah dengan selain nama Allah ini tidak berbeda dari sumpah dengan menggunakan sifat-sifat Allah, karena sifat itu mengikuti pemilik sifat (Allah). Karenanya boleh seseorang bersumpah dengan, “Demi kemuliaan Allah, aku akan melakukan ini.”
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa bersumpah dengan selain Allah adalah kesyirikan adalah hadits Sa’ad bin Ubadah dia berkata:
كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ فَجِئْتُ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ وَتَرَكْتُ عِنْدَهُ رَجُلًا مِنْ كِنْدَةَ فَجَاءَ الْكِنْدِيُّ مُرَوَّعًا فَقُلْتُ مَا وَرَاءَكَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ آنِفًا فَقَالَ أَحْلِفُ بِالْكَعْبَةِ فَقَالَ احْلِفْ بِرَبِّ الْكَعْبَةِ فَإِنَّ عُمَرَ كَانَ يَحْلِفُ بِأَبِيهِ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْلِفْ بِأَبِيكَ فَإِنَّهُ مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
“Saya pernah duduk di sisi Abdullah bin Umar, lalu saya beranjak mendatangi Sa’id bin Musayyab dan saya tinggalkan seorang laki-laki dari Kindah di sisinya. Kemudian laki-laki dari Kindah itu datang dengan terharu lalu saya berkata, “Apa yang terjadi di belakangmu?” dia berkata; “Tadi seorang lelaki mendatangi Ibnu Umar lalu dia berkata, ‘Saya bersumpah atas nama Ka’bah.’ Ibnu Umar memprotes, ‘Bersumpahlah dengan Rabbul Ka’bah karena Umar pernah bersumpah dengan nama bapaknya lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda kepadanya: ‘Jangan kamu bersumpah dengan nama bapakmu, karena siapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, dia telah berbuat kesyirikan.” (HR. Ahmad no. 5800)
Dari Sa’ad bin Ubaidah dia berkata:
سَمِعَ ابْنُ عُمَرَ رَجُلًا يَقُولُ وَالْكَعْبَةِ فَقَالَ لَا تَحْلِفْ بِغَيْرِ اللَّهِ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ وَأَشْرَكَ
“Ibnu Umar pernah mendengar seorang lekaki berkata, “Demi Ka’bah.” Maka Ibnu Umar berkata, “Jangan kamu bersumpah dengan nama selain Allah, karena saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: ‘Barangsiapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, dia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad no. 5799 dengan sanad yang shahih)
Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ حَلَفَ بِالْأَمَانَةِ فَلَيْسَ مِنَّا
“Barangsiapa yang bersumpah dengan amanah, maka bukan dari golongan kami.” (HR. Abu Daud no. 2831 dengan sanad yang shahih)
Di antara bentuk syirik kecil adalah meyakini tathayyur (pamali) atau tahayul dengan sesuatu yang terlihat atau sesuatu yang terdengar atau pamali terhadap hari atau bulan tertentu, dan semacamnya.
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda:
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلَاثًا وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ
“Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik -tiga kali-. Tidaklah di antara kita kecuali beranggapan seperti itu, akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakal.” (HR. Abu Daud no. 3411, At-Tirmizi no. 1539, dan Ibnu Majah no. 3528, akan tetapi kalimat terakhir adalah ucapan Ibnu Mas’ud)
Dari Abdullah bin Amr radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ قَالَ أَنْ يَقُولَ أَحَدُهُمْ اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ وَلَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ
“Barangsiapa tidak melanjutkan aktifitas kebutuhannyanya karena pamali maka sungguh ia telah berbuat syirik.” Para sahabat bertanya, “Lalu apakah yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Hendaklah dia membaca: ALLAHUMMA LAA KHAIRO ILLA KHAIRUKA WALAA THOIRO ILLA THOIRUKA WALAA ILAAHA GHOIRUKA (Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan yang datang dari-Mu, dan tidak ada nasib baik kecuali nasib baik yang datang dari-Mu, dan tidak ada Ilah selain-Mu.” (HR. Ahmad no. 6748)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَفَاءَلُ وَلَا يَتَطَيَّرُ وَيُعْجِبُهُ الِاسْمُ الْحَسَنُ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertafa`ul (pengharapan nasib baik) dan tidak bertathayyur (pamali) dan beliau senang dengan nama yang bagus.” (HR. Ahmad no. 2213)



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP