..::::::..

Dosa Yang Dilakukan Berulang Kali

Jum`at, 15 Rajab 1432/17 Juni 2011

Assalamu'alaikum wr wb.

Saat ini saya sedang dilanda kegundahan yang sangat menggangu fikiran saya. Ini diakibatkan karena saya takut dosa saya tidak diampuni, dan saya takut terkena hukuman dari Alloh SWT. Saya sering sekali melakukan dosa dosa besar, saya berzinah. tiap saya melakukan dosa tersebut saya merasa sangat menyesal, dan saya bertekad untuk tidak mengulangi dan telah berjanji untuk tidak melakukan dosa tersebut kembali. Tapi iman saya masih lemah, dan saya terjerumus kembali kepada dosa tersebut. Saat ini saya sudah benar benar lelah dengan rasa bersalah ini, saya tidak mau lagi melakukan dosa tersebut. Saya ingin menjauhi hal hal yang dapat menjerumuskan saya kepada dosa tersebut. Tapi di hati saya masih tersimpan ketakutan, saya takut alloh marah kepada saya karena saya telah berulang kali memohon ampun, tetapi masih saja saya terjerumus kembali kepada dosa itu.

Apakah saya yang sangat berdosa ini masih akan diberi ampun? saya benar benar ingin berubah.
Dan apakah saya harus memutuskan hubungan dengan pacar saya, karena saya fikir hal inilah yang menjerumuskan saya kedalam dosa tersebut?

Mohon jawabannya, Terimaksih.

Bima
Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb

Semoga Allah swt memberikan kekuatan kepada anda untuk tetap teguh diatas pertaubatan dari kemaksiatan.

Seorang yang melakukan dosa besar berulang-ulang maka dosa tersebut diampuni setiap kali kemaksiatan itu diikuti dengan pertaubatan—jika taubatnya di setiap kali itu benar—dan dalil dibolehkannya taubat berkali-kali adalah bahwa orang-orang yang murtad dari islam di zaman Abu Bakar kemudian Abu Bakar mengajak mereka kembali kepada islam dan beliau menerima mereka.

Sebagaimana diketahui bahwa dahulunya mereka adalah orang-orang kafir kemudian memeluk islam kemudian kembali kepada kekufuran lalu kembali memeluk islam dan seluruh sahabat menerima taubat mereka padahal perbuatan orang-orang yang murtad termasuk perbuatan yang lebih jahat daripada seorang muslim yang melakukan maksiat.

Diterimanya pertaubatan seorang muslim yang maksiat yang berulang-ulang lebih utama dari diterimanya taubat seorang kafir yang berulang-ulang. Akan tetapi yang kami katakana ini dengan syarat pertaubatan pertama dan setelahnya adalah taubat nasuha yang benar berasal dari hati yang jujur dan tidak sekedar lahiriyahnya saja.

Dan parkataan kami ini janganlah difahami bahwa kami mensupport para pelaku maksiat yang melakukannya berulang kali lalu rahmat Allah dan taubat kepada Allah dijadikan seorang muslim sebagai tangga bagi para pelaku kemaksiatan, tidak, sesungguhnya kami ingin mensupport seorang pelaku maksiat untuk melakukan taubat berkali-kali dan kami ingin ingin memberikan ketenangan didalam hati seorang muslim yang ingin kembali kepada Allah swt dan kami mengatakan kepadanya bahwa pintu Allah senantiasa terbuka, ampunan-Nya lebih besar daripada maksiat anda maka janganlah anda berputus asa dari rahmat Allah swt yang telah dijanjikan baginya.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari apa yang telah dikhabarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, beliau bersabda: "Dahulu, ada seorang yang telah berbuat dosa. Setelah itu, ia berdoa dan bermunajat; 'Ya Allah, ampunilah dosaku! ' Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: 'Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa atau memberi siksa karena dosa.' Kemudian orang tersebut berbuat dosa lagi dan ia berdoa; 'Ya Allah, ampunilah dosaku! ' Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa atau menyiksa hamba-Nya karena dosa….”

Al Hafizh Ibnu Rajab al Hambali mengatakan bahwa Ibnu Abi ad Dunya dengan sanadnya dari Ali berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap yang terkena fitnah yang bertaubat—yaitu setiap kali dirinya terkena fitnah dunia lalu bertaubat—ditanyakan kepadanya,’Jika dia mengulanginya lagi?’ dia menjawab,’hendaklah dia meminta ampunan kepada Allah dan bertaubat.’ Dia ditanya lagi,’Jika orang itu mengulangi lagi?’ dia menjawab,’hendaklah dia meminta ampunan kepada Allah dan bertaubat.’ Dia ditanya lagi,’Jika orang itu mengulangi lagi?’ dia menjawab,’hendaklah dia meminta ampunan kepada Allah dan bertaubat.’ Dia ditanya”Sampai kapan?’ dia menjawab,”Hingga setan kelelahan.”

Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari Ibnu Mas’ud—marfu—,” Seorang yang bertaubat seperti orang yang tidak memiliki dosa.” (Dihasankan oleh al Albani didalam Shahih Ibnu Majah (3427))

Al Hasan pernah ditanya,”Tidakkah seorang dari kita merasa malu kepada Tuhannya karena dia memohon ampunan dari dosa-dosanya lalu dia melakukan (dosa-dosa itu) lagi kemudian meminta ampunan kemudian mengulanginya?” dia menjawab,”Yang dinginkan setan adalah seandainya dia memenangkan ini dari kalian maka janganlah kalian merasa bosan dari meminta ampunan (istighfar)” Diceritakan pula dari beliau yang mengatakan”Aku tidaklah melihat ini kecuali berasal dari akhlak orang-orang beriman, yaitu bahwa seorang mukmin jika berdosa maka bertaubat.”

Umar bin Abdul Aziz didalam khutbahnya mengatakan,”Wahai manusia, barangsiapa yang merasa melakukan dosa maka beristighfarlah kepada Allah dan bertaubat, jika dia kembali berdosa maka beristighfarlah kepada Allah dan bertaubat, jika dia kembali berdosa maka beristighfarlah kepada Allah dan bertaubat. Sesungguhnya ia adalah kesalahan-kesalahan yang dililitkan diatas leher seseorang. Sesungguhnya kecelakaan adalah ketika hal itu diulang-ulang”

Maksudnya (dari perkataan itu) adalah bahwa seorang hamba pasti melakukan apa yang telah ditetapkan baginya dosa, sebagaimana sabda Nabi shalalllahu ‘alaihi wa sallam,"Sesungguhnya Allah Allah `Azza Wa Jalla telah menetapkan pada setiap anak cucu Adam bagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari.” (HR. Muslim-2657)

Akan tetapi Allah telah memberikan kepada hamba-Nya jalan keluar terhadap dosa yang menimpanya dan Dia menghapuskannya dengan taubat dan istighfar. Dan Jika dia melakukannya maka dirina telah terlepas dari keburukan dosa-dosa dan jika dia terus-menerus berdosa maka dia akan celak.” (Jami’ al Ulum wa al Hikam juz I hal 164 – 165) – (Fatawa al Islam Sual wa Jawab No. 9231)

Jika anda betul-betul ingin berubah dan kembali ke jalan Allah swt maka segeralah bertaubat dengan taubat yang sebenarnya (taubat nasuha) dan janganlah berputus asa dari rahmat-Nya. Dan termasuk dari pertaubatan anda adalah menghindari berbagai pintu yang dapat menjerumuskan anda kembali kepada kemaksiatan (baca : zina) setelah pertaubatan.

Firman Allah swt :

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً ﴿٣٢﴾

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Israa : 32)

Terhadap pacar anda maka hanya ada dua pilihan demi menjaga kebersihan jiwa anda :

Segera menikahinya setelah anda berdua bertaubat atas apa yang selama ini anda berdua lakukan.
Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,” "Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah memperoleh kemampuan (menghidupi rumah tangga), kawinlah. Karena sesungguhnya, perhikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan menjaga kemaluan. Dan, barangsiapa belum mampu melaksanakannya, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan meredakan gejolak hasrat seksual." (HR. Muslim)
Jika tidak, maka tinggalkan (putuskanlah) pacar anda itu karena berpacaran dengannya selain dilarang didalam agama kita, ia juga bisa menjadi pintu perzinahan yang dibenci Allah swt.

Wallahu A’lam

Apabila ada pertanyaan, kritik, atau saran silakan hubungi di nomor 0411-9303899



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP