Dimaanakah Allah (1)
Dalam pembahasan ini kami ingin membawakan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama`ah tentang ketinggian Allah subhanahu wa ta`ala atas seluruh makhluk-Nya dan istiwa`-Nya di atas arsy-Nya. Ketinggian Allah subhanahu wa ta`ala telah nyata dengan dalil-dalil Al Qur`an, As Sunnah, akal, fithrah dan ijma` ummat.
Adapun dalil dari Al Qur`an tentang ketinggian Allah subhanahu wa ta`ala telah Allah subhanahu wa ta`ala firmankan dalam Al Qur`an pada delapan tempat.
1. Surat Al-A`la : 1
Sucikan nama Rabbmu Yang Paling Tinggi.
Ayat di atas merupakan dalil yang jelas bahwa Allah subhanahu wa ta`ala berada di atas semua makhluknya. Rasulullah shalallau `alaihi wasallam juga menyuruh kita untuk mengucapkan subhäna rabbiyal a`lä [Maha suci rabbku yang Maha Tinggi] pada saat sujud merupakan pengakuan atas ketinggian Allah subhanahu wa ta`ala dan pengakuan rendahnya makhluk dengan bersujud.
2. Surat Al-Baqarah : 255
… dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Imam At Thabari menjelaskan tentang nama Allah subhanahu wa ta`ala [Al Aliyyu] : `Dia yang mempunyai ketinggian atas segala sesuatu dan semua berada di bawah-Nya.
Ibnu Abil Izzi Al Hanafi berkata: `Penetapan makna ketinggian ini semata-mata mengandung penetapan ketinggian secara mutlak dari segi bentuk. Bagi-Nya seluruh kesucian, ketinggian, kekuasaan, kemampuan dan ketinggian Dzat. Barangsiapa menetapkan sebagian sifat-Nya dan menafikan sebagian sifat-Nya yang lain, sungguh dia telah merendahkan Allah subhanahu wa ta`ala.
3. Surat An Nahl : 50
Mereka takut kepada Rabb mereka yang (berada) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
Ibnu Katsir mengatakan: Allah subhanahu wa ta`ala mengkhabarkan tentang keagungan dan kebesaran serta kesombongan-Nya yang segala sesuatu tunduk kepada-Nya. Semua makhluk, baik yang hidup ataupun mati, baik yang mukalaf (makhluk yang dibebani syariat yaitu manusia dan jin) maupun malaikat, baik yang mempunyai bayangan yang menaungi kanan maupun kirinya, mereka sesungguhnya bersujud kepada Allah subhanahu wa ta`ala.
Usamah bin Taufiq Al Qashas berkata: Aku tidak menduga seorangpun yang mempunyai pengetahuan bahasa Arab yang tidak mengetahui apa yang terkandung dalam ayat ini berupa penetapan ketinggian Allah subhanahu wa ta`ala, karena Allah subhanahu wa ta`ala dalam ayat ini menyebutkan para malaikat yang takut kepada rabb mereka yang berada di atas mereka. Sedangkan para malaikat itu berada di langit dan di atas kita, dan di atas mereka adalah Rabbul `Izah.
4. Surat Al Mulk : 16
Apakah kalian merasa aman terhadap Allah subhanahu wa ta`ala yang berada di langit..
Ayat ini menunjukkan ketinggian dan keberadaan Allah subhanahu wa ta`ala serta menutup jalan untuk menghilangkan atau meniadakan sifat Allah subhanahu wa ta`ala atau mentakwilnya (memalingkan makna dari lafadz dhahirnya). Dan ayat ini merupakan penentu bahwa Allah subhanahu wa ta`ala di atas langit sesuai dengan kesempurnaan dan keagungan-Nya.
5. Surat Fathir : 10
…kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya…
Rasulullah shalallau `alaihi wasallam bersabda Sesungguhnya pada waktu itu dibuka pintu-pintu langit, maka aku suka amal-amal shalihku naik pada saat ini. (Riwayat Shahih Tirmidzi dan Ahmad).
Dalam hal ini Imam Nawawi mengatakan: hadits ini adalah dalil yang jelas tentang naiknya perkataan secara hakekat dengan sabdanya pada waktu itu dibuka pintu-pintu langit. Maka mengapa pintu langit dibuka? Bukankah karena naiknya perkataan tersebut kepada Allah subhanahu wa ta`ala dalam ketinggian-Nya.
6. Surat Al-Ma`arij : 4
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada-Nya (Rabbnya).
Imam At Thabari mengatakan bahwa para malaikat dan ruh (yaitu Jibril) naik kepada-Nya yaitu Allah subhanahu wa ta`ala, maka jelaslah bahwa Allah subhanahu wa ta`ala benar-benar berada dalam ketinggian.
7. Surat Al-A`raf : 54
Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.
Imam Al Qurtubi berkata dalam tafsirnya : Tak seorang pun dari salafus shalih mengingkari bahwa bersemayam-Nya Allah subhanahu wa ta`ala di atas Arsy-Nya itu secara hakikat dan pengkhususan Arsy-Nya dengan bersemayam-Nya karena Arsy adalah makhluk-Nya yang paling besar.
Ibnu Jarir dalam Sharihus Sunnah berkata : Dan cukuplah seseorang mengetahui bahwa Rabb-Nya bersemayam di atas Arsy-Nya. Barangsiapa yang memahami selain yang demikian sungguh dia telah gagal dan merugi.
8. Surat Fushilat : 6
Diturunkan dari (Tuhanmu) Yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dalil-dalil tentang ketinggian Allah subhanahu wa ta`ala dari Sunnah Rasulullah shalallau `alaihi wasallam.
I. Dalil dari sunnah Qauliyah
Dari Abi Said Al Khudri bahwasanya Rasulullah bersabda, Kenapa kalian tidak percaya kepadaku, sedangkan aku dipercaya oleh Dzat yang berada di atas langit yang menurunkan kepadaku khabar dari langit pada waktu pagi dan sore? (Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, An Nasai dan Baihaqi).
Dari Jabir bin Abdillah bahwasanya dia meendengar Nabi shalallau `alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa yang tidak menyayangi apa yang berada di bumi, tidak disayang oleh Dzat yang ada di atas langit. (Hadits Darimi, Adz Dzahabi dan Ath Thabrani).
Dari Abdillah bin Amr bahwa Nabi shalallau `alaihi wasallam bersabda, Rahmatillah siapa yang ada di bumi pasti kalian akan dirahmati oleh Dzat yang ada di atas langit. (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Bukhari, Al Hakim dan Al Baihaqi, dishahihkan oleh Al Albani)
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi shalallau `alaihi wasallam bersabda, Apabila Allah subhanahu wa ta`ala menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepak-ngepak sayap-sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan terdengar seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal itu memkakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena takut). Ketika dihilangkan rasa takut dari hati mereka, mereka berkata : Apakah yang difirmankan oleh Tuhanmu?. Mereka menjawab : Firman Al Haq yang benar dan Dialah yang Maha Tinggi dan Maha besar…(Riwayat Bukhari, Ibnu Majjah, Ibnu Khuzaimah dan Al Baihaqi disahihkan oleh Al Albani).
Dari Abdillah bin Umar berkata, bersabda Rasulullah shalallau `alaihi wasallam, Hati-hati kalian dari doa orang yang terdzalimi, karena doa tersebut naik kepada Allah subhanahu wa ta`ala seperti bunga api (dalam riwayat lain naik ke langit). (riwayat Al Hakim, Ad Dailami dan Adz Dzahabi disahihkan oleh Al Albani).
II. Dalil-dalil dari Sunnah Fi`liyah
Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shalallau `alaihi wasallam bersabda pada khutbah hari Arafah, Apakah aku sudah menyampaikan (risalahku)? Para sahabat menjawab, Ya. Kemudian Rasulullah shalallau `alaihi wasallam mengisyaratkan telunjuknya ke langit kemudian beliau menunjuk ke arah sahabat sambil bersabda, Ya, Allah saksikanlah. (Riwayat Muslim, Abu Dawud, Darimi dan Ibnu Majjah disahihkan oleh Al Albani).
Dari Anas bin Malik berkata bahwasanya seorang laki-laki masuk masjid pada hari Jum`at sedang Nabi shalallau `alaihi wasallam sedan berdiri berkhutbah. Kemudian laki-laki tersebut berkata : wahai Rasulullah telah hancur harta-harta, telah putus jalan-jalan, maka berdoalah kepada Allah subhanahu wa ta`ala agar menghujani kami. Kemudian Nabi shalallau `alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya dan berdoa, Ya Allah hujanilah kami, Ya Allah hujanilah kami. (riwayat Bukhari dan Muslim).
III. Dalil dari Sunnah Taqririyah
Dari Mu`awiyah bin Al hakam As Shahmi berkata, Dulu aku punya kambing yang berada di antara gunung Uhud dan Al Jawaniyah yang digembalakan oleh budak perempuankau. Pada suatu hari aku melihat seekor serigala membawa mangsa salah satu dari kambing gembalaan dan aku adalah seorang dari Bani Adam lalu aku marah. Kemudian aku memukulnya, lalu aku datangi Nabi shalallau `alaihi wasallam dan aku sebutkan kejadian tersebut kepadanya, Ya, Rasulullah aku lepaskankah dia? Rasulullah menjawab, panggil ia. Maka aku panggil ia. Kemudian Rasulullah menanyainya, Dimanakah Allah? Kemudian ia menjawab : `Allah subhanahu wa ta`ala di langit.` Dan siapakah aku? `Anda Rasulullah shalallau `alaihi wasallam.` Rasulullah shalallau `alaihi wasallam bersabda, Bebaskan ia karena sesungguhnya dia adalah seorang mukmin. (Riwayat Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Nasai, Abu Awanah, Darimi dan Baihaqi).
Al Hafidz Adz Dzahabi berkata, Dan kami berpendapat setiap orang yang ditanya dimana Allah subhanahu wa ta`ala dan dia akan segera menjawab dengan fitrahnya di langit, maka pada hadits di atas ada dua masalah:
1. Disyariatkannya pertanyaan dimana Allah subhanahu wa ta`ala
2. Jawaban bagi orang yang ditanya seperti demikian adalah, `Allah subhanahu wa ta`ala berada di atas langit`.
Al Imam Utsman Ad Darimi berkata, `Pada hadits di atas terdapat dalil bagi seseorang yang ditanya : Dimana Allah `. Dan dia tidak tahu jawabannya bahwa Allah subhanahu wa ta`ala di atas langit, maka dia bukanlah seorang mukmin.`
Ijma` ulama menyatakan bahwa ketinggian adalah sifat kesempurnaan dan kerendahan adalah sifat kekurangan. Dan semua orang yang berakal telah sepakat bahwa sifat Allah subhanahu wa ta`ala adalah sempurna.
Ijma` ulama menyatakan ketinggian Allah subhanahu wa ta`ala sebagaimana dinukil oleh Ibnu Taimiyah, bahwa para salafus shalih bersepakat atas ketetapan bahwa Allah subhanahu wa ta`ala berada dalam ketinggian.
Imam Sa`ad bin Ali Az Zanjani berkata, `Dan kaum muslimin telah berkata bahwa Allah subhanahu wa ta`ala adalah Yang Maha Tinggi dan berada dalam ketinggian dan Allah subhanahu wa ta`ala pun telah memfirmankan tentang ketinggiannya dalam surat Al A`la.`
Abdullah bin Mas`ud berkata, `Al Arsy berada di atas air dan Allah subhanahu wa ta`ala berada di atas Arsy. Tidak ada yang tersembunyi atasnya sedikitpun dari amal-amal kalian.`
Ka`ab bin Al Ahbar (seorang pendeta Yahudi yang masuk Islam pada jaman sahabat) berkata, `Allah subhanahu wa ta`ala berfirman dalam Taurat : Aku adalah Allah subhanahu wa ta`ala, berada di atas hamba-hamba-Ku, dan Arsy-Ku, Aku mengurus seluruh perkara hamba-KU. Tidak sedikitpun yang tersembunyi atas-Ku baik di langit maupun di bumi.
Wallahu a`lam.
Dinukil dari Majalah Salafy edisi VIII/Rabi`ul Awwal/ 1417 hal 27-3Jika ada pertanyaan, langsung kirim aja ke 0411-9303899 (esia) atau irmbf@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar