PETAKA AKIBAT DOSA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Jamaah Jum’ah rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Azza wajalla, yang telah menganugerakan rasa cinta dan benci dihati para makhlukNya. Dan hanya Dia pulalah yang berhak mengatur kepada siapakah kita harus mencintai dan kepada siapa pula kita membenci.
Jama’ah sidang Jum’ah rahimakumullah
Maksiat dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap iman seseorang, yaitu dapat mengurangi kadar kekuatannya, dan jika maksiat terus menerus dilakukan, maka ia dapat menutupi dan mengka burkan iman, sehingga seakan-akan hilang sama sekali iman seseorang.
Maksiat adalah segala macam pelanggaran terhadap syari'at Allah, yang dalam bahasa kita dikenal dengan dosa. Ketika Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah hanya pada-Nya, lalu si hamba ternyata menyembah bintang, berhala, pepohonan, dan sema camnya, maka ini adalah suatu pembangkangan terhadap perintah Allah, inilah yang disebut maksiat atau dosa, ketika Allah memerintahkan untuk mendirikan shalat, dan ternyata si hamba menolak untuk mendirikan shalat, ini juga maksiat, ketika Islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada sesama makhluq, dan si hamaba malah melakukan pengrusakan terhadap ciptaan Allah seperti membakar hutan, membunuhi binatang tanpa sebab yang benar, menciptakan peperangan antar sesama manusia tanpa sebab yang ditentukan oleh syari'at, memfitnah sesama apalagi sesama muslim ,ini semua adalah pembangkangan atau maksiat.
Dan jika kita perhatikan lagi ternyata dari sekian banyak dosa dan maksiat ini antara satu dengan lainnya tidaklah sama, artinya bobot pelanggaran, kadar, dan derajatnya tidak sama, ada dosa yang begitu berat yang dapat mencelakakan pelakunya, ada juga dosa yang terlihat ringan. Jadi dosa atau maksiat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu dosa besar dan dosa kecil.
Dosa Besar
Yaitu setiap dosa yang mengharuskan adanya had ( sanksi hukuman yang telah diatur oleh syari'at, seperti hukum rajam, cambuk 100 kali, dan hukum qishash ), atau semua dosa yang diancam oleh Allah dengan neraka jahannam, atau laknat dan murkaNya. Ada juga yang mengatakan bahwa dosa besar adalah maksiat yang dilakukan secara berani atau dengan terang-terangan serta meremehkan status dosanya.
Di antara contoh dosa besar adalah apa yang yang dijelaskan oleh Rasulullah ` dalam sabdanya :
"Jauhilah oleh kalian 7 perkara yang membinasakan !, para sahabat bertanya , ' Apakah 7 perkara itu wahai Rasul?' beliau mejawab, ' Syirik menyekutukan Allah dengan lain-Nya, perbuatan sihir, membunuh tanpa sebab yang benar, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan jihad, dan menuduh berzina wanita mukminah yang lalai dari kemaksiatan." Hr. al-Bukhari dan Muslim.
Dosa Kecil
Adalah segala maksiat yang tidak mempunyai had di dunia, juga tidak terkena ancaman khusus di akhirat.
Contoh dosa kecil, diriwayatkan oleh Abu Hurairaha, bahwasanya Rasul ` bersabda:
"Telah dicatat atas anak manusia bagiannya dari zina, yang pasti dia akan mendapakannya tidak boleh tidak, maka dua mata zinanya adlaah melihat, dua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah ucapan, tangan zinanya memegang, kaki zinanya melangkah, dan hati zinanya adalah menginginkan dan mendambakan, semua itu dibenarkan ( ditindaklanjuti ) oleh kemaluan atau didustakannya." (H.R. Muslim )
Dalil pembagian dosa menjadi dosa besar dan kecil
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kamu masukkan kamu ke tempat yang mulia(surga)". ( Q.S. an-Nisa' : 31 )
"(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunanNya". ( Q.S. an-Najm : 32 )
"tiada dosa besar dengan beristighfar, dan tiada dosa kecil ( jika dilakukan ) terus menerus."
Hukum Pelaku Dosa Besar
Dalam kaitannya dengan masalah Iman, bagaimana hukum pelaku dosa besar ?
Terjadi perbedaan pendapat dalam masalah ini,
Pertama, ahlus Sunnah, berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar, seperti sihir, membunuh, tidaklah menjadi kafir jika ia termasuk ahli tauhid dan ikhlas. Tetapi ia masih tetap mukmin dengan keimanannya dan fasik dengan dosa besarnya, dan ia berada di bawah kehendak Allah. Artinya jika Allah mau maka Dia akan mengampuninya, dan jika mau Dia akan menghukumnya karena dosanya dalam Neraka kemudian Allah akan mengeluarkannya dan tidak menjadi kannya kekal dalam Neraka.
Kedua, murji'ah, meyakini bahwa segala macam dosa tidaklah berbahaya dan tidak berpengaruh apa-apa terhadap Iman, artinya pelaku dosa baik besar maupun kecil tidak menjadikannya kafir keluar dari Islam, bahkan ia tetap sebagai mukmin sejati.
Ketiga, mu'tazilah, mengatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar bukanlah mukmin juga bukan kafir, tetapi ia berada pada manzilah (tempat/posisi) antara mukmin dan kafir. Dan jika ia mati sebelum bertaubat maka ia akan kekal dalam Neraka.
Keempat, khawarij, mengatakan bahwa pelaku dosa besar adalah kafir, telah keluar dari Islam, dan nanti di akhirat ia akan kekal dalam Neraka.
Mukmin Tapi Fasik
"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara keduanya.Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat ." (Q.S. al-Hujuraat: 9 - 10 )
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah l masih tetap mengakui keimanan pelaku dosa peperangan yang tentunya di situ terjadi saling bunuh, sedangkan membunuh tanpa sebab yang dibenarkan syari'at adalah termasuk dosa besar dari orang mukmin, demikian juga pembangkang dari sebagian golongan atas sebagian yang lain, dan Allah menjadikan mereka sebagai saudara, dan Allah juga me meritahkan orang-orang mukmin untuk mendamaikan saudara mereka seiman.
Abu Sa'id al-Khudriya bahwasanya Rasulullah ` bersabda:" Allah memasukkan penduduk syurga ke dalam syurga, memasukkan siapa yang dikehendaki dengan rahmat-Nya, dan memasukkan penduduk neraka ke dalam neraka. Kemudian Dia berkata (kepada para malaikat), ' Lihatlah orang-orang yang kalian dapatkan dalam hatinya ada iman (walau) seberat biji sawi lalu keluarkan mereka!, maka dikeluarkanlah mereka dari nereka dalam keadaan hangus terbakar, kemudian mereka dilemparkan ke dalam sungai kehidupan atau air hujan, maka mereka tumbuh di situ seperti biji-bijian yang tumbuh dipinggir aliran air. Tidakkah kalian lihat bagaimana ia keluar berwarna kuning melingkar ?. " ( H.R. al-Bukhari dan Muslim )
Hadits ini menunjukkan bahwa nanti tidak kekal orang-orang yang berdosa besar dalam neraka, bahkan orang yang di dalam hatinya ada iman walau hanya sebesar biji sawi artinya iman yang paling rendah tingkatannyapun nati akan dikeluarkan dari Neraka, dan iman seperti ini tidak lain hanyalah milik orang-orang yang penuh dengan dosa berkubang maksiat, dengan melakukan berbagai larangan agama serta meinggalkan kewajiban-kewajiban.
Setelah uraian diatas, insya Allah kita mengetahui bagaimana pengaruh dosa maksiat terhadap keimanan seseorang, dan sebagai penutup rubrik ini ada baiknya kita ulang kembali penuturan diatas dalam beberapa poin yaitu :
Pertama, maksiat dan dosa terbagi menjadi dua; dosa besar (kabirah) dan dosa kecil (shaghirah).
Kedua, iman adalah bertingkat-tingkat sesuai dengan kadar banyaknya ketaatan dan kemaksiatan, semakin banyak taatnya maka iman berada pada tingkatan tinggi dan sebaliknya semakin banyak maksiat yang dilakukan maka iman akan sampai pasa tingkatan paling rendah.
Ketiga, dosa besar adalah dosa yang mewajibkan adanya had ( sanksi ) di dunia, juga ancaman dan laknat serta murka Allah di akhirat.
Keempat, pelaku dosa besar statusnya di dunia ia masih sebagi mukmin dengan keimanannya dan fasik karena maksiatnya. Dan kelak di akhirat di bawah kehendak Allah, jika Allah berkehendak ia akan diampuni dan jika Allah berkehendak ia akan disiksa dalam api Neraka kemudian dikeluarkan darinya, dalam kata lain ia tidak kekal dalam Neraka.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Abu Yusuf M. Al-Faiz
0 komentar:
Posting Komentar