..::::::..

Abdullah bin Hudzafah

بسم الله الر حمن الر حيم





Abdullah bin Hudzafah





~Penebus Tawanan Muslim~



Abdullah bin hudzafah adalah salah seorang sahabat nabi yang beruntung lantaran pernah menemui dua orang raja besar di zamannya, yaitu Kisra, raja negeri Persia dan Kaisar Agung, raja negeri Romawi. Pertemuan Abdullah dengan kedua raja tersebut diabadikan dalam sejarah dan mewarnai sejarah itu sendiri.

Pertemuan Abdullah dengan Kisra, Raja Persia terjadi pada tahun keenam Hijriyyah, yaitu ketika Rasulullah mulai mengembangkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Ketika itu beliau berdakwah melalui surat kepada raja-raja 'Ajam (non arab) untuk mengajak mereka masuk Islam.

Rasulullah Sallallahu Alahi wa sallam telah memperhitungkan resiko yang akan timbul dari cara berdakwah ini. Para utusan harus pergi ke pelosok negeri yang belum mereka kunjungi dan bahkan belum mereka kenal. Mereka sama sekali tidak mengetahui sosial dan budaya serta pemerintahan di daerah yang mereka datangi tersebut. Tetapi mereka harus menemui pemimpin daerah tersebut dan mengajaknya masuk Islam. Ini memang cara berdakwah paling efektif namun sangat beresiko. Paling efektif karena jika sang pemimpin yang didatangi akhirnya memeluk agama Islam, maka diperkirakan rakyatnya juga akan memeluk agama ini, namun sangat beresiko jika sang pemimpin menolak agama ini, maka utusan tersebut dapat disiksa dan bahkan mungkin dibunuh.

Untuk melaksanakan tugas ini, Rasulullah menunjuk enam orang sahabat yang berangkat menemui raja-raja arab dan non arab. Salah seorang diantara mereka adalah Adullah bin Hudzafah. Ia mendapat tugas untuk menemui raja Kisra Abrawiz, Raja Persia.

Abdullah menempuh perjalanan seorang diri, ia meninggalkan keluarganya di rumah yang dititipkannya kepada Allah swt, setelah menempuh perjalan panjang dan melelahkan, akhirnya Abdullah bin Hudzafah tiba di Ibukota Persia. Dengan sedikit masalah ia akhirnya dapat menemui raja Kisra, ia menghadap dengan pakaian sederhana, seperti kesederhanaan orang-orang Islam. Dalam tulang belulangnya mengalir keperkasaan Islam dan dalam hatinya menyala cahaya iman.

Tatkala Kisra melihat Abdullah menghadap, ia memberi isyarat kepada salah seorang pengawal untuk mengambil surat dari tangan Abdullah. Tetapi Abdullah menolak dengan berkata, "Rasulullah memerintahkan supaya memberikan surat ini langsung ke tangan raja Kisra tanpa perantara. Aku tidak ingin menyalahi perintah Baginda Rasulullah."

"Biarkan ia mendekat kepadaku!" jawab Kisra dengan hati marah. Ia menerima surat itu dan memerintahkan seorang sekertarisnya untuk membacakan isinya:

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Dari Muhammad Rasulullah, kepada Kisra Abrawiz Raja Persia.

Berbahagialah bagi yang mengikuti petunjuk….."

Baru sampai disitu sekertaris membaca surat, api kemarahan menyala di dada Kisra. Mukanya merah dan urat lehernya membesar. "Kurang ajar, beraninya dia menulis namanya lebih dahulu dari namaku. Padahal ia adalah budakku," umpat Kisra geram. Surat yang dibaca sekertarisnya itu ia sambar dan ia robek-robek. Lalu diperintahkan pengawalnya untuk mengusir Abdullah dari ruang pertemuan.

Abdullah bin Hudzafah kemudian keluar dari ruang pertemuan tersebut. Dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya, mungkin akan dibunuh atau dibiarkan hidup. "Demi Allah, aku tidak perduli dengan apa yang terjadi selanjutnya, yang penting aku telah menyampaikan amanah yang Rasulullah berikan kepada orang yang sepatutnya menerimanya," ujar Abdullah dalam hati. Kemudian dengan sigap ia menaiki kuda yang ia bawa dan memacunya dengan cepat.

Sementara itu setelah kemarahan Kisra agak mereda, ia menyuruh pengawalnya untuk memanggil kembali Abdullah bin Hudzafah. Tetapi Abdullah sudah tidak ada di tempat. Pengawal mencarinya kemana-mana mereka mencarinya sampai memasuki Jazirah Arab namun mereka tak dapat menemukan Abdullah bin Hudzafah karena sudah terlalu jauh untuk menyusulnya.

Setibanya dihadapan Rasulullah, Abdullah bin Huzafah segera menceritakan segala apa yang dialaminya selama melaksanakan tugas dari beliau. Kemudian Rasulullah setelah mendengarnya, ia bersabda : "Semoga Allah merobek-robek kerajaannya pula!"

Karena tidak berhasil menangkap Abdullah bin Hudzafah, kemarahan raja Kisra semakin menjadi-jadi. Ia segera mengirim surat kepada salah seorang wakilnya yang berada di Yaman bernama Badzan. Ia memerintahkan supaya menangkap dan membawa Rasulullah ke hadapannya.

Badzan segera melaksanakan perintrah Kisra tersebut. Ia mengirim dua orang utusan untuk menghadapa Rasulullah dan memberikan sepucuk surat yang berisi bahwa beliau diminta menghadap Kisra di Persia bersama dua orang utusan tersebut dengan cepat. Ia juga memerintahkan kepada kedua orang tersebut agar menyelidiki dengan seksama dimana Rasulullah berda dan melaporkannya sewaktu-waktu.

Maka berangkatlah kedua utusan itu menghadap Rasulullah. Setelah sampai di Madinah, mereka segera bertemu Rasulullah. Salah seorang utusan berkata: "Badzan mendapat perintah dari Baginda Kisra untuk mengutus kami menemui anda. Baginda menginginkan agar kami membawa anda kepada beliau, jika anda berkenan, maka itu adalah sebaik-baiknya bagi anda. Karena jika anda menolak, maka anda telah mengetahui betapa berkuasanya Baginda untuk membinasakan anda.!". Mendengar ucapan seorang utusan tersebut, Rasulullah tersenyum. Kemudian beliau berkata, "Sebaiknya, Tuan-tuan beristirahatlah dahulu. Besok Tuan-tuan boleh kembali lagi kemari."

Keesokan paginya, kedua utusan datang kembali menghadap Rasulullah sesuai dengan janji. "Sudah siapkah anda berangkat bersama-sama dengan kami untuk menemui Baginda Kisra?" tanya salah seorang dari mereka. "Tuan-tuan tidak bisa lagi bertemu dengan Kisra sesudah hari ini. Karena Kisra telah dibunuh oleh anaknya Syirwan pada pukul sekian, detik sekian, hari sekian, bulan sekian." jawab Rasulullah.

Kedua utusan Badzan melihat wajah Rasulullah dengan mata terbelalak keheranan. "Sadarkah anda dengan apa yang anda ucapkan?" Tanya mereka. "Bolehkah kami menulis apa yang anda ucapkan itu untuk Badzan?"

"Silakan, bahkan Tuan-tuan boleh menambahkan, Bahwa agamaku akan menguasai seluruh kawasan kerajaan Kisra. Jika Badzan masuk Islam, maka wilayah yang berada dibawah kekuasaannya akan saya berikan kepadanya. Kemudian Badzan sendiri akan kuangkat menjadi raja bagi rakyatnya." jawab Rasulullah.

Kedua utusan itu meninggalkan Rasulullah dengan bingung. Kemudian ketika mereka menghadap kepada Badzan, mereka menceritakan tentang pesan Rasulullah. Kemudian Badzan berkata "Apabila apa yang dikatakan Muhammad itu benar, sungguh dia seorang Nabi. Dan apabila yang dikatakannya itu salah, maka ia hanya bermimpi belaka."

Tidak lama kemudian, datanglah surat dari Persia. Surat itu ditulis oleh Syirwan, anak raja Kisra. Surat itu berisi: "Kisra telah saya bunuh. Saya terpaksa melakukannya karena ia telah menindas rakyat. Para bangsawannya kami musnahkan. Wanita-wanitanya kami tangkap. Harta benda mereka kami rampas. Apabila kamu telah membaca surat ini maka hendaklah kamu tunduk kepadaku!"

Selesai membaca surat itu Badzan kemudian mengumumkan bahwa mulai hari itu ia memeluk agama Islam. Maka berbondong-bondong para Pembesar dan Bangsawan Persia di Yaman memeluk agama Islam.

Itulah kisah pertemuan antara Abdullah bin Hudzafah dengan raja Kisra dari Persia. Sedangkan pertemuannya dengan Kaisar Romawi terjadi pada masa keKhalifahan Umarbin Katthab Al-Faruq. Kisahnya cukup menarik dan mengagumkan.

Kaisar Romawi telah mengetahui keunggulan pasukan Muslim dan keimanan mereka. Bagaiman mereka dapat bertempur hanya menggunakan pedang tanpa baju baja. Maka ketika terjadi peperangan antara Romawi dengan Muslimin, sang Kaisar memerintahkan agar jika mendapat tawanan Muslim, jangan dibunuh. Tetapi bawa ke hadapan Kaisar.

Ditakdirkan Allah, Abdullah bin Hudzafah adalah salah seorang tawanan yang tertangkap, maka dibawalah ia mengahadap Kaisar Romawi saat itu. Setelah agak lama memperhatikan Abdullah, sang Kaisar berkata: "Aku ingin menawarkan sesuatu kepadamu.". "Apa yang hendak anda tawarkan?" tanya Abdullah tenang.

"Maukah kamu masuk agama Nasrani? Jika mau maka kau akan aku bebaskan dan akan aku berikan harta yang banyak." Kata Kaisar. Abdullah menarik nafas dalam-dalam, kemudian menjawab, "Aku lebih baik mati seribu kali daripada menerima tawaran anda."

Kaisar tersenyum, kemudian ia berkata lagi "Saya lihat kamu seorang perwira yang pintar, maka jika kamu mau menerima tawaranku, maka akan aku tambahkan dengan kuangkat kau menjadi pembesar kerajaan dan kau akan aku beri kekuasaan." .

Abdullah yang masih dalam keadaan diborgol balas tersenyum. "Demi Allah, jika seandainya kau memberikan kepadaku seluruh kerajaan ini dan ditambah dengan seluruh kerajaan di tanah arab ini, agar aku keluar dari agama Muhammad sekejap mata saja, aku tetap tidak akan menerimanya."

"Kalau begitu, engkau akan aku bunuh!" jawab Kaisar marah.

"Silahkan, anda lakukan apa yang anda inginkan!" jawab Abdullah tenang.

Tubuh Abdullah kemudian diikat diatas sebuah kayu salib. Kemudian diperntahkan seorang pemanah untuk memanah lengan Abdullah. Setelah itu Kaisar bertanya, "Bagaimana? Apakah kamu ingin masuk agama Nasrani?"

"Tidak!" jawab Abdullah mantap.

"Panah kakinya!" Perintah Kaisar.

Maka meluncurlah sebuah panah lau menancap di kakinya.

"Maukah kau berpindah agama?" tanya Kaisar membujuk.

Abdullah tetap menolak.

Karena tidak berhasil juga, maka Abdullah diturunkan dari kayu salib. Kemudian diperintahkan kepada pengawal untuk membawa sebuah kuali besar untuk mendidihkan minyak. Setelah minyak menggelegak, Kaisar meminta dibawakan dua orang tawanan Muslim. Seorang dari mereka di ceburkan ke dalam kuali. Sebentar kemudian daging orang tersebut hancur, lalu muncullah tulang belulangnya.

Kaisar menoleh kepada Abdullah dan membujuknya agar masuk ke agama Nasrani. Tetapi Abdullah menolak lebih keras. Kaisar akhirnya putus asa. Diperintahkanny agar Abdullah dicemplungkan ke dalam kuali itu. Ketika pengawal sedang menggiring Abdullah ke depan kuali, Abdullah menangis.

Kaisar mengira bahwa Abdullah menagis karena takut mati. "Bawa ia kembali ke hadapanku!" perintah Kaisar. Ternyata dugaannya salah. "Kurang ajar, Kalau begitu mengapa kamu menagis?" tanya Kaisar.

"Aku menangis karena keinginanku selama ini tidak terkabul, aku ingin mati di medan pertempuran jihad fi sabilillah. Ternyata kini aku akan mati konyol dalam kuali." Jawab Abdullah

"Kalau begitu, maukah kau mencium kepalaku?" tanya Kaisar. "Kalau mau, kau dan seluruh tawanan yang lain akan aku bebaskan." Kata sang Kaisar dengan angkuh.

"Aku beserta seluruh kawan-kawan akan bebas?" tanya Abdullah.

"Ya, saya bebaskan kamu dan seluruh tawanan Muslim."

Abdullah berfikir sejenak, "Aku harus mencium kepala musuh Allah lalu aku dan seluruh kawan-kawan Muslim akan bebas! Ah, tidak ada ruginya!" ujar Abdullah dalam hati. Lalu ia menghampiri Kaisar, dan mencium kepala musuh Allah itu.

Kaisarpun memerintahkan seluruh pengawal untuk mengumpulkan seluruh tawanan Muslim agar dibebaskan dan diserahkan kepada Abdullah bin Hudzafah. Setibanya ia di hadapan Khalifah Umar bin Khattab, ia kemudian menceritakan seluruh pengalamannya dan memperlihatkan tawanan yang berhasil dibebaskannya. Kemudian setelah mendengar cerita Abdullah dan melihat para tawanan Muslim, Khalifahpun berkata, "Maka, sepantasnyalah setiap orang Muslim mencium kepala Abdullah bin Hudzafah. Nah, aku yang memulai." Iapun berdiri dan mencium kepala Abdullah bin Hudzafah.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Flash

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP