Jujur Melihat Sejarah Umat Islam
Sejarah sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, selalu menarik untuk dikaji. Sejarah, menurut para pakar, merupakan peristiwa masa lalu yang tidak hanya bercerita tentang peristiwa masa lalu tetapi juga memberi interpretasi atas peristiwa yang terjadi. Tentu bagi kita, bagian sejarah yang paling menarik adalah sejarah umat Islam. Sejarah umat Islam, yang tidak hanya berisi tahun-tahun penting tetapi juga berisi gambaran peradaban dan pemikiran Islam yang berkembang setiap masa, memang sering coba ditutup-tutupi. Tetapi tetap saja, sejarah umat Islam selalu menjadi bahan kajian yang hangat untuk didiskusikan.
Dalam menyikapi sejarah umat Islam, umat
Islam sekarang terbagi menjadi 3 kelompok besar. Kelompok pertama adalah
yang melihat sejarah umat Islam sebagai sejarah kegemilangan dan
kejayaan semata. Orang-orang ini berpandangan bahwa sepanjang belasan
abad sejarah umat Islam, sejak Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul sampai
sekarang, tidak ada noda yang berarti dalam sejarah umat Islam. Mereka
berpandangan bahwa sejarah umat Islam dicatat dengan berbagai kemajuan
ilmu pengetahuan dan peradaban, penemuan-penemuan, futuhat yang
menunjukkan kehebatan umat Islam serta keadilan dan kesejahteraan.
Mereka tak menemukan alasan untuk menyatakan bahwa sejarah umat Islam
pernah mengalami cacat.
Kelompok yang kedua bertolak belakang 180
derajat dengan kelompok pertama. Mereka beranggapan bahwa sejarah umat
Islam tak benar-benar indah. Sejarah umat Islam tak melulu berisi
keindahan penerapan syariah atau kemajuan ilmu pengetahuan, mereka
bahkan lebih melihat sejarah umat Islam berisi darah, pembunuhan dan
konspirasi. Argumen yang sering mereka kemukakan adalah bahwa banyaknya
dinasti dalam perjalanan panjang umat Islam selalu berisikan permusuhan
dan pertentangan politik.
Kelompok kedua ini utamanya adalah kalangan
cendekiawan liberal. Sudah lazim kita kenal, mereka selalu berupaya
untuk menghalang-halangi upaya penerapan Syariah Islam. Dan bagi mereka,
sejarah umat Islam merupakan salah satu cara untuk menggolkan upaya
mereka tersebut. Dengan mengopinikan keburukan sejarah umat Islam pada
masa Khilafah Islam, mereka ingin mengatakan kepada umat Islam bahwa
Khilafah tak selalu berisi keadilan dan Syariah Islam tak selalu
menghasilkan kesejahteraan.
Bahkan, demi upaya ini, seorang Azyumardi
Azra yang kita kenal sebagai Pakar Sejarah Islam, memberi apresiasi
tinggi terhadap Faraq Fouda. Faraq Fouda yang menulis buku fitnah
terhadap Utsman bin Affan, berjudul: “al-Haqiqah al-Ghaybah” (edisi Indonesianya berjudul: “Kebenaran Yang Hilang: Sisi Kelam Praktik Politik dan Kekuasaan dalam Sejarah Kaum Muslimin”),
dipuji setinggi langit oleh Azyumardi Azra. Padahal, banyak sekali
kelemahan fundamental dalam penulisan buku tersebut. Kelemahan yang
paling mendasar menurut Asep Sobari, Lc, peneliti bidang sejarah
INSISTS, adalah Faraq Fouda menggunakan sumber riwayat yang lemah bahkan
tak jelas dalam membangun argumentasinya (Asep Sobari, Memuja Fouda, Memfitnah Sahabat, Insists Official Site).
Kita tentu bingung terhadap sikap Azyumardi
Azra ini. Seorang pakar sejarah Islam, hanya demi menunjukkan secara
kasar sisi kelam sejarah umat Islam, harus memberi apresiasi kepada buku
yang bahkan tak memenuhi kaidah dan standar ilmiah. Tapi, inilah manhaj
kaum liberal. Mereka tak segan-segan menggunakan segala cara untuk
menunjukkan keburukan dan kebobrokan sejarah umat Islam.
Kelompok ketiga yang menyikapi sejarah umat
Islam adalah kelompok yang berusaha sangat objektif menilai sejarah
umat Islam. Mereka, tak seperti kelompok pertama, mengakui dalam
perjalanan panjang sejarah umat Islam terdapat kisah kelam dan
mengerikan yang tak patut dicontoh. Kekejaman al-Makmun terhadap para
Ulama yang tak mau mengakui Al-Qur’an sebagai makhluk dan berbagai
peperangan karena kepentingan politik tetap mereka akui sebagai bagian
dan mewarnai sejarah umat Islam.
Tetapi, tak seperti kelompok kedua, mereka
masih mengakui bahwa sejarah umat Islam memiliki banyak sisi terang yang
mampu menutupi sisi kelam tersebut. Sejarah umat Islam mampu melahirkan
tokoh-tokoh besar seperti Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz, Imam
Syafi’i, Al-Khawarizmi atau Muhammad Al-Fatih. Dan yang paling penting,
mereka secara objektif mengatakan bahwa sejarah umat Islam merupakan
fase sejarah paling gemilang yang pernah dialami umat manusia.
Bagi kita, tentunya sikap yang dikembangkan
kelompok ketiga inilah yang paling tepat. Sejarah setiap
bangsa dan
umat manusia, tentulah berisi dua sisi, sisi kelam dan sisi terang,
termasuk sejarah umat Islam. Yang paling penting bagi kita adalah
bagaimana kita mampu belajar dari sejarah. Peristiwa kelam yang terjadi
pada umat Islam masa lampau tentu tak ingin kita ulangi lagi.
Sebaliknya, catatan gemilang yang begitu banyak dimiliki oleh sejarah
umat Islam tentu akan kita usahakan untuk terus kita ulangi.
sumber: abufurqan.com
dipublikasikan ulang oleh hukmulislam.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar