ulama' menyerukan revolusi. bukan demokrasi!
DUBAI (Arrahmah.com) - Sekelompok ulama mengeluarkan pernyataan yang mendukung revolusi Tunisia dan Mesir, serta mencela demokrasi dan partai-partai politik yang tidak Islami, Al Arabiya melansir pada Selasa (22/2/2011).
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh 90 ulama dari seluruh dunia Islam berisi pujian terhadap revolusi yang menggulingkan kediktatoran Tunisia dan Mesir dan mengantarkan negara-negara tersebut pada era baru keadilan dan kebebasan.
Pernyataan tersebut juga mengecam Zein El Abidin Ben Ali dan Hosni Mubarak, mantan presiden Tunisia dan Mesir, yang masing-masing telah menghinakan dan menyeret rakyat pada kondisi yang buruk.
Pernyataan itu juga menunjukkan peran kedua presiden dalam melanggengkan korupsi dalam politik, administrasi, dan keuangan yang berlaku di negara mereka serta penyiksaan tahanan.
Namun, para ulama pun mengecam seruan revolusi yang hanya menyerukan demokrasi. Demokrasi, ulama berpendapat, memungkinkan siapapun untuk memutuskan sesuatu yang bahkan tidak Islam dalam urusan negara mereka.
"Dalam demokrasi, orang mungkin memilih hal-hal yang dilarang dalam Islam seperti membangun lokalisasi pelacuran, memungkinkan homoseksualitas, konsumsi alkohol, dan riba, serta pelarangan terhadap muslim untuk melaksanakan shalat dan mengenakan jilbab.
Alternatifnya, mereka berpendapat, adalah dengan menerapkan konsep "syura", dengan catatan bahwa segala hal yang sudah jelas dilarang dalam Islam tidak boleh diganggu gugat.
Selain itu, para ulama pun memperingatkan keterlibatan pihak yang tidak Islami dalam panggung politik sejumlah negara muslim dan mengutip contoh partai politik dengan ideologi komunis atau sekuler.
Dalam pernyataan ini pun diserukan agar para muslimah Tunisia kembali pada Islam setelah keberangkatan Ben Ali, yang memberlakukan sekularisme, dan mulai mematuhi aturan Islam dalam berpakaian, yang sempat dilarang oleh Ben Ali.
Pernyataan itu ditandatangani oleh para ulama dari berbagai negara Muslim, termasuk Arab Saudi, Yaman, Sudan, Bahrain, Kuwait, dan Lebanon. (althaf/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...
0 komentar:
Posting Komentar