Enam Calon Walikota Makassar ini Bermasalah, Pikirkan Dulu Jika Ingin Memilih Mereka
Di antara sepuluh pasangan calon walikota-wakil walikota Makassar periode 2014-2019 yang akan betarung pada pilkada Makassar dalam waktu dekat ini, ada enam pasangan yang dalam pantauan kami bermasalah. Jika hati anda telah terpaut untuk memilih satu pasangan di antara mereka maka pikirkan dulu secara matang, mengapa? Mari kita lihat stu persatu.
Pertama, pasangan dengan nomor urut 8, Muhammad
Ramdhan Pomanto-Syamsu Rizal atau yang akrab disapa DIA (Danny-Deng Ical). Dan memakai
tagline kampanye, “Ana’ lorongna Makassar.”Menurut kami, pasangan ini
bermasalah karena mendukung pluralisme –terlihat dari selebaran kampanye yang
beredar- dan juga dekat dengan Ust. Othman Shihab, salah satu Ustaz Syiah di
Indonesia, dimana pada peringatan maulid yang lalu, Danny Pomanto mengundang
Ustaz tersebut sebagai pembawa materi hikmah maulid. Karena itu mungkin Anda
menemukan orang-orang Syiah Makassar memberikan dukungan kepada pasangan ini.
Kedua, pasangan dengan nomor urut 9, Irman Yasin
Limpo-Busrah Abdullah atau yang akrab disapa NOAH atau NONE. Simbol kampanye
yang digalakkan oleh pasangan ini adalah simbol segitiga, yang mirip dengan
simbol paramida gerakan zionisme Yahudi. Kami tidak bisa pastikan apakah memang
pasangan ini diback-up oleh gerakan freemason atau tidak. Wallahu a’lam. Setidaknya
info ini membuat kita berhati-hati dalam memilih pasangan ini.
Ketiga, pasangan dengan nomor urut 4, Herman
Handoko-Abdul Latif Bafadhal, atau yang akrab disapa AHAO-HALAL. Dalam salah
satu slogan kampanyenya berbunyi, “Jika di Jakarta ada Ahok, maka di Makassar
ada Ahao.” Masalahnya terletak pada agama yang dianut oleh Herman Handoko, yang
jelas dia bukan seorang muslim. Sedangkan dalam memilih pemimpin kita diwajibkan
memilih pemimpin yang seakidah dan seagama. Sebagaimana yang termtuang dalam
surat Ali-Imran disebutkan, “Janganlah
orang-orang beriman mengambil orang-orang kafir sebagai wali (pemimpin, teman
dekat, pelindung) dengan meninggalkan orang-orang beriman. Barangsiapa berbuat
demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat)
memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka..” (QS. Ali Imran: 28).
Keempat, pasangan dengan
nomor urut 1, Adil Patu-Isradi Zainal, dalam salah satu diskusi bersama para
pendeta, Pak Adil menjanjikan mereka untuk plesiran ke Israel sebagai
salah satu tempat suci umat kristiani jika dia terpilih menjadi walikota
Makassar.
Kelima, pasangan dengan nomor
urut 7, Muhyina Muin-Syaiful Saleh. Kalau ini sangat jelas disebutkan dalam
hadis Nabi,
عَنْ
أَبِي بَكْرَةَ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا
أَمْرَهُمُ امْرَأَةً
Dari Abu Bakrah radhiyallahu
‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan
beruntung suatu kaum (bangsa) manakala menyerahkan urusan (kepemimpinan) nya
kepada seorang wanita.” (HR. Bukhari, Ahmad, Tirmidzi dan Nasa’i)
Meskipun didukung penuh
oleh salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, kita tetap berpegang teguh
dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diatas yang
menjanjikan kebinasaan bagi suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita.
Keenam, pasangan dengan
nomor urut 10, Apiaty Kamaluddin-Zulkifli Gani Ottoh, pasangan ini juga sama masalahnya dengan pasangan nomor
urut 7 di atas yang mengusung calon walikota wanita.
Itulah enam pasangan yang
dalam pantauan kami bermasalah. Jika Anda punya hak pilih dalam pilkada kota
Makassar pada 18 September 2013 ini, maka pilihlah satu diantara empat pasangan
ini: pasangan nomor urut 2, Supomo Guntur-Kadir Halid (SUKA), pasangan nomor
urut 3, Rusdin Abdullah-Idris Pattarai, pasangan nomor urut 5, Erwin
Kallo-Hasbi Ali dan terakhir pasangan nomor urut 6, Tamsil Linrung-Das’ad
Latif. Namun bukan berarti keempat pasangan ini tidak
memiliki masalah, terutama yang
berkaitan dengan masalah syariat dalam agama Islam, hanya saja mungkin kami tidak mengetahuinya.